NovelToon NovelToon
Dipaksa Menikahi Tuan Duda

Dipaksa Menikahi Tuan Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Duda / Lari Saat Hamil / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:181.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ly_Nand

🌶Boleh Skip Part Boncabe🌶

Niat hati bekerja menjadi guru bimbel untuk menambah pendapatannya, justru Rini berada di situasi rumit yang membuatnya terjebak pada duda dingin yang juga dosen di kampusnya.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
"ingat, pernikahan ini hanya demi Adam. jangan harap ada cinta atau pun hubungan suami istri yang sebenarnya." Kalimat menusuk dari suami yang baru dinikahinya seketika membuatnya kecewa.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Meski tak dianggap bahkan kehadirannya seolah antara ada dan tiada dimata suaminya. Rini terus menjalankan tugasnya sebagai istri, kecuali hubungan ranjang.

Namun di suatu malam,

"Mas... tolong hentikan. Kamu sadar aku siapa?"
Pria itu terus menjamah seluruh tubuh Rini, bahkan semua pakain Rini telah disobek dan dibuang entah kemana.
"Aku tahu kamu istriku sekarang. Lakukan saja kewajibanmu untuk melayaniku" tak ada suara dengan kelembutan.
"Mash..." Rini merasakan sakit saat bagian intinya ditrobos.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ly_Nand, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26. Hadiah Ulang Tahun

🌶Part Boncabe🌶

Langit sore perlahan berwarna jingga keemasan, seolah matahari ingin pamit dengan cara paling indah yang ia bisa. Angin laut bertiup lembut, membawa aroma garam yang samar, menelusup masuk ke balkon vila tempat tiga sosok itu menikmati senja.

Rini duduk berdampingan dengan Dean di sofa, bersandar pelan di pundaknya, sementara tangan mereka saling bertaut erat. Di kejauhan, suara tawa kecil Adam terdengar riang saat ia berlari mengejar bayangannya sendiri di lantai kayu balkon. Sesekali bocah kecil itu menoleh, memastikan kedua orangtuanya masih memerhatikannya dari jauh, dan begitu melihat senyum ibunya, ia kembali bermain dengan semangat seperti tak ada yang bisa melukai harinya.

Suasana senja terasa seperti pelukan hangat yang menenangkan. Tidak ada kata-kata yang perlu diucapkan, keheningan mereka justru terasa penuh makna. Rini melirik ke samping, menatap wajah Dean yang diterpa cahaya lembut matahari sore. Ada damai di sana, ada cinta yang tumbuh perlahan tapi pasti.

Di antara hembusan angin dan suara debur ombak yang jauh di bawah sana, hari itu bukan hanya penutup dari siang yang panjang. Tapi juga awal dari kehangatan yang baru, tentang pengertian, pengakuan, dan cinta yang tak lagi ragu.

"Mas, Maaf" Lirih Rini bersuara.

"Maaf untuk apa, sayang?"

"Maaf, karena ulang tahunmu hari ini tanpa perayaan. Seharusnya kita merayakannya bersama."

Dean menatap Rini dalam, ia mengusap wajah ayu istrinya dan dilabuhkannya kecupan hangat di puncak kepalanya.

"Sayang, kamu tahu? Hari ini adalah hari ulang tahun yang paling berkesan dalam hidupku. Ada kamu dan Adam, ditambah calon bayi kita, ini sudah lebih dari cukup. Bagiku, ulang tahun tidak dilihat dari pestanya. Tapi dengan siapa kamu saat ini. Terimakasih sudah mau memaafkanku. Kamu dan anak-anak kita lebih dari segalanya."

"Tapi aku belum beri Mas Dean kado apapun."

"Aku tidak butuh barang apapun lagi. Yang aku butuhkan adalah kalian yang selalu bersamaku."

Rini memeluk suaminya erat. "Terimakasih telah membuka hatimu. Terimakasih sudah mau untuk berubah lebih baik. Aku tidak akan meninggalkan Mas Dean. Dalam keadaan apapun, aku akan selalu ada untuk Mas Dean."

"Aku sungguh beruntung, sayang."

"Papa... Kenapa peluk Mama terus." Adam lari ke arah mereka. "Kalau pelukan, Adam juga mau ikut."

"Ha..." Dean tertawa melihat putranya yang protes. "Jadi Adam mau ikut peluk?, Baiklah sini Papa peluk."

Dean memeluk dua orang terkasihnya.

"Terimakasih, Papa. Adam bisa punya Mama dan Papa seperti teman-teman Adam"

Mereka berpelukan saling memberi cinta dan kasih sayang.

Malam tiba, Dean menidurkan Adam dengan membacakan dongeng. Dilihatnya sang putra telah lelap, Dean mematikan lampu utama dan menggantinya dengan lampu tidur. Dipasangnya selimut untuk menjaga kehangatan sang putra.

Setelah melihat sang putra tidur nyaman, Dean melangkahkan kaki menuju ke kamarnya.

Ceklek

Suasana gelap, Dean tidak bisa melihat apapun di depannya. Dirabanya dinding untuk mencari saklar sambil memanggil istrinya.

"Sayang? Kamu sudah tidur? Kenapa lampunya dimatikan?"

Ceklek, lampu utama berhasil dinyalakan. Betapa terkejutnya Dean mendapati sang istri berbaring miring menghadapnya dengan pose yang menggoda. Semakin menggoda dengan memakai pakaian yang tidak bisa dianggap pakaian.

"Sayang, kamu menggodaku?" Dean masih mematung didekat saklar lampu.

"Apa ini bisa dibilang menggoda?" Rini bangun dan melangkah dengan gaya lemah gemulai. "Aku hanya ingin memberi hadiah ulang tahun untuk suamiku."

Didekatinya sang suami dan di sentuhnya wajah, leher hingga ke dadanya.

"Sayang, kamu tahu kan kalau aku tidak bisa tahan dengan godaanmu?" Dean ingin mengerang karena merasakan sentuhan seduktif tangan istrinya yang sudah masuk kedalam kaosnya.

"Apa yang harus aku lakukan, sayang?" Rini masih menggoda dengan tangannya yang kini masuk untuk menjelajahi isi celana suaminya.

"Ouh... Sayang. Aku sudah menahannya dari siang. Kenapa sekarang kamu membuatnya bangun?" Dean mengeram karena merasa remasan tangan Rini di senjatanya.

"Aku tahu, karena yang sebelumnya kita tak sampai ke permainan inti. Maka, biarkan aku jadikan malam ini sebagai kado ulang tahun, sekaligus apresiasi karena suamiku yang hebat menahan diri."

"Sh... Apa ini tidak apa-apa untuk anak kita, sayang?" Dean masih menahan dirinya karena tak ingin bila menyakiti janin di perut sang istri. Itu juga yang menjadi alasan Dean hanya minta dilayani dengan tangan dan blowjob saat mereka mandi sore hari.

"Aku sudah konsultasi dengan dokter, Mas. Tidak apa-apa, asalkan hati-hati dan keluarkan di luar."

"Baiklah sayang, aku tidak akan menahannya lagi karena kamu yang sudah memulai."

Dean bergegas melepas semua pakaian yang membalut tubuhnya hingga tak bersisa. Setelahnya, diraihnya tubuh sang istri. Jarak yang dekat memudahkan Dean untuk mulai dengan mencium bibir sang istri hingga berlanjut pada lumatan dan cumbuan di sekujur tubuh.

"Ouh... Mas..." Rini terus merintih kala sang suami menjelajahi setiap bagian tubuhnya. Bahkan, pakaian yang semula dipakai Rini sudah terkoyak dan dibuang entah kemana. Dean benar-benar sudah dikuasai oleh gairahnya.

Dean mengusap lembut perut sang istri seolah ingin meminta izin pada sang jabang bayi untuk menjenguknya.

"Sayang, boleh aku mulai memasukkan milikku? Katakan bila aku terlalu kasar. Aku tidak mau melukaimu dan anak kita."Rini tersenyum dan mengangguk mendengar bagaimana Dean meminta izin padanya. Ia merasa dihargai dan dicintai.

Penyatuan yang tak hanya berasaskan atas nafsu semata. Ini yang Rini mau, penyatuan yang didalamnya ada cinta dan kasih sayang.

"Lakukan, Mas. Aku milikmu."

Malam terus bergulir, namun keduanya masih terbaring dalam diam yang hangat. Nafas mereka mulai tenang, menyatu dalam irama yang serupa. Di balik selimut putih yang melingkupi tubuh mereka, Dean membelai rambut Rini dengan lembut, seperti tak ingin waktu mencuri momen itu terlalu cepat.

Rini menyandarkan kepala di dadanya, mendengar degup jantung yang terasa seperti lagu pengantar tidur paling damai. Tubuhnya terasa ringan, tapi hatinya penuh rasa syukur, penuh cinta yang tak lagi ragu.

"Terima kasih, Mas..." bisik Rini pelan, nyaris seperti gumaman.

Dean mengecup keningnya, lama dan dalam. "Untuk apa, sayang?"

Rini tersenyum tipis. "Untuk cintamu… dan untuk usaha Mas keluar dari trauma masa lalu."

Dean diam sejenak, lalu menarik napas panjang. "Tetaplah bersamaku."

Ia menatap langit-langit kamar, kemudian kembali menunduk menatap wajah istrinya yang mulai mengantuk di pelukannya.

"Aku mungkin pernah patah, tapi bersamamu... aku ingin tumbuh lagi. Pelan-pelan, asal denganmu."

Rini tersenyum dengan mata terpejam, menautkan jemarinya ke tangan Dean yang masih menggenggamnya erat.

Di luar jendela, angin malam berembus perlahan, menggeser tirai dengan lembut. Kamar itu diselimuti kehangatan yang tak hanya berasal dari selimut, tapi dari dua hati yang akhirnya saling percaya sepenuhnya.

1
Kasandra Kasandra
lanjut
Mbing
bagus banget
partini
dean jangan pernah sekali-kali bohong SMA istri kalau ketauan dan tamat riwayatnm mu,,mending jujur komunikasi dan selalu berbagi keluh kesah sekarang istri mu bukan wanita sembarang yg cuma bisa diem aja
dan satu lagi kamu tuh harus selangkah di depan untuk antisipasi mungkin Lisa ada maksud lain tidak ada yg tau kan
partini
ga usah terlalu banyak mikir Rin point paling penting tuh suami,suami kamu kokoh di belakang kamu mau siapapun dia itu ga penting,,come on mana Rini yg percaya diri masa jadi lembek bak tahu gejrot
Iis Yuningsih
pasti kejutan yg di kasih dean ke rini,manggil terapis massage biar semua rasa lelah rini mengurus si kembar kembali segar kembali semangat ka ditunggu up nya💪🏻🥰
Greenindya
cucu
Kasandra Kasandra
lanjut
Uceung Mincreung
baru sadar lu Dean
Uceung Mincreung
rSakan kau dean
Uceung Mincreung
si Dean gila, karna cemburu yg ga mau ngaku malah bersikap ke gitu
Uceung Mincreung
si Dean cemburu
Uceung Mincreung
di part ini aku nangis bombay thorrr 😭
Uceung Mincreung
cerita nya bagus Thor cuma ada kata" yg tulisan nya kurang tepat Thor 🙏, tapi alur cerita nya aku suka, di lanjut Thor semangattttttt ☺
Sumiyati oo
dean orangnya teliti dan rini orangnya baik tidak tegaan tapi menggadapi lisa harus tetap waspada

bersikap baik tapi tegas,
lanjut kak
Kasandra Kasandra
lanjut
partini
biasanya kan kamu selangkah di depan Dean masa sekarang malah ketinggalan selangkah
Kasandra Kasandra
lanjut.. double up
Diyah Pamungkas Sari
pelan pelan minta mf. trus andai2. trus nekat. trus trusno dewe
Kasandra Kasandra
lanjut
Sumiyati oo
double up kak/Drool/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!