Terjerat Cinta Alana

Hai readersss,

sesuai janji ya, bakal up 2 ep hari ini.

Semkin banyak vote semakin cepet up ha ha ha ha.... tapiiiiii hanya 2 ep 1 hari ya. Lha jari tangannya jempol semua yang buat ngetik. Tau sendiri, ngetiknya aja pake ponsel. Jadi ya sering typo, dan ga bisa cepet.

So plis... yang baca klik vote dan likenya dongg 🙏🏻🙏🏻🙏🏻 Yang udah vote ... i lap yu pullllll

Akan stabil update setiap hari jam 13.00.

Makanya, budayakan like dan vote😘😘 yang banyak. Biar thor ada ide terus dan MT nya gak lama kasi lolos reviewnya. Author sangat amat berterima kasih buat readers yang sudah meluangkan waktu dan upaya buat nge vote tanpa paksaan karena berarti reader menghargai author yang sudah susah payah bikin cerita ditengah kesibukan yang ada. Sekali lagi makasihh💋💋

Oleh karena itu plissssss, jangan lupa like ( ini gratisssss) dan votee ( ini juga gratis kokkk) 😭😭😭... biar review dan updatenya bisa cepet.

😘😍😋

Jangan lupa vote like vote like vote like vote like😇😇😇

Sambil nunggu update, bisa cek karya thor yang lain.😘 Terjebak dalam tubuh Keyra, Menikah dengan iparku juga sudah up kemarin, Yang Rasa itu masih ada juga udah end..

So jangan lupa vote dan like yaaaa

Happy reading!!!

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

" Sudah dari tadi emang, Yah! " sahut Lio dengan gelisah. Ia merasa akan ada sesuatu yang terjadi. Karena ini sudah lama sekali dan belum ada tanda tanda kalau Alana bakal keluar dengan membawa kabar baik.

" Aduh, ibu kok perasaannya gak enak ya. Kayak deg deg an gitu, yah!"

" Hei bu, jangan punya pikiran jelek. Kita itu harus positif thinking. " sergah ayah dengan nada ketus. Padahal ia juga merasakan debaran aneh juga di jantungnya. Padahal ia sehat dan gak punya riwayat penyakit jantung.

Sedangkan Lio, ia hanya terdiam, walau ia juga ada perasaan yang sama dengan mereka. Tapi Lio berusaha untuk menutupinya.

Pintu ruangan VK terbuka, seorang suster keluar dengan agak tergesa. Langsung ibu menghentikan langkah suster itu.

" Sus, gimana dengan kondisi anak mantu saya? Apakah dia.."

" Maaf bu, ada kondisi darurat di dalam ruangan VK. Pasien harus segera ditolong. Nanti saja ibu tunggu dokter keluar dulu. Saya permisi." suster itu berlalu dengan cepat.

" Aduh, yahhh. Gimana ini?" tanya ibu dengan panik.

" Waduh bu, ayah juga ga tau. Lio kamu sudah menghubungi mama Lina? " tanya ayah kepada Lio yang terbengong melihat kondisi ini.

" Sudah dari kemarin waktu Alana rawat inap. Tapi mama Lina juga sedang mengurus papa Sandhoro yang rupanya juga sedikit drop. Mama tidak berani meninggalkan papa apalagi memberitahukan kondisi Alana kepadanya karena bisa bisa papa lebih drop lagi kondisinya. Mama Lina juga hanya bisa menangis, karena ia tidak bisa menjenguk Alana apalagi menungguinya. Ia berharap Alana dalam kondisi yang baik baik saja." jelas Lio dengan suara lirih.

" Kasian jeng Lina, ibu jadi khawatir yah." kata ibu sambil memeluk dirinya sendiri, kayak orang kedinginan.

" Sudahlah bu. Kita hanya bisa berdoa dan berpasrah saja. Mudah mudahan besan kita diberi kesehatan dan kesembuhan. Mudah mudahan jeng Lina diberi kekuatan. Mudah mudahan mantu dan cucu kita diberi kemudahan dan kelancaran dalam melahirkan. Aminnn" kata ayah Langit sambil menengadahkan tangan mendoakan kelancaran Alana melahirkan dalam hati sesudahnya ia mengusap wajahnya pertanda ia sudah selesai menyampaikan segala isi hatinya kepada sang pencipta.

Pintu ruangan VK kembali terbuka, kini Saka yang keluar dengan wajahnya yang pias, dan dengan penampilan yang acak acakan.

" Sak, gimana kondisi Alana?" tanya ibu dengan khawatir. Ia tahu Saka keluar dengan raut yang menggambarkan kesedihan yang luar biasa. Pasti ada sesuatu dengan Alana dan bayinya.

" Bu..." kata Saka sambil memeluk ibunya dengan erat. Seakan dengan memeluk ibunya ada beban yang sedikit terbagi yang menekan pundaknya dengan berat. Tangisan Saka tanpa suara telah membasahi pundak ibunya. Ia mengeluarkan air matanya dengan deras berharap semua kejadian didalam ruangan VK itu hanya mimpi.

Ibunya sadar, ada sesuatu yang membuat anaknya bisa tampak begitu kacau dan down. Ia tahu hanya Alana yang bisa bikin anaknya begini. Ibu semakin khawatir. Ayah dan ibu hanya berpandangan saja. Ibu bingung karena Saka hanya diam dan menangis, menumpahkan seluruh laranya di pundak ibunya dan dalam pelukan ibunya yang menenangkan. Ibu ingin mendesak Saka untuk bercerita apa yang sedang terjadi di dalam ruangan VK yang membuat Saka menjadi down dan kacau seperti ini. Ibu berusaha meranggangkan pelukan Saka yang begitu erat dan mencari info dari oandangan mata Saka.

" Tatap ibu, Sak. Ada apa? Apa yang terjadi dengan Alana dan bayinya." tanya ibu dengan lembut.

" Bu, Saka harus memilih dari keduanya. Saka gak bisa. Tapi harus..." jelas Saka sambil masih dalam kondisi termangu. Jadi seakan Saka itu raganya disini tapi jiwanya entah melayang kemana.

"Sik to, sik le. Kamu ngomong gak jelas. Siapa yang dipilih, kenapa harus memilih. Kenapa gak bisa?" tanya ayah kebingungan. Tapi tampaknya ibu sudah bisa meraba apa yang terjadi. Ibu menarik tubuh Saka yang lemah itu untuk duduk di kursi yang berjajar di selasar depan ruang VK itu.

" Jelaskan sama ibu perlahan, Sak! Apakah dokter memintamu membuat surat pernyataan perihal siapa yang akan kamu pilih untuk diselamatkan saat persalinan Alana?" tanya ibu perlahan. Ibu mengabung gabungkan info dari Lio dan Saka yang terpatah patah. Ibu sedikit lebih berpengalaman masalah ini dibanding ayah.

Jawaban Saka hanya mengangguk lemah dan kembali menyandarkan kepalanya di bahu ibunya dan dalam pelukan ibunya. Saka sebenarnya bukan orang yang cengeng. Bahkan ia cenderung mandiri dari kecil. Tapi entah kenapa saat saat seperti ini membuatnya ingin berlindung di balik tubuh ramping ibunya. Ia jadi sadar saat melihat persalinan Alana kalau surga benar benar layak dibawah kaki ibu.

" Lalu apa yang terjadi, Sak? Mana yang kamu pilih untuk diselamatkan? Alana?" lagi lagi ibunya dapat menebak dengan tepat. Ibu merasakan Saka mengangguk didalam pelukannya.

" Alana sudah melahirkan, Sak? " tanya ibu yang lagi lagi hanya bisa di jawab Saka dengan anggukan. Ibu menjadi tidak sabar, ibu mendorong tubuh Saka menjauh agar Saka bisa memandang ibunya.

" Lalu? Apa yang terjadi sampai kamu terlihat begitu kacau? Ceritakan Sak! Ayah dan ibu pingin tahu. Gimana dengan cucu ibu?" cecar ibu dengan nada tidak sabar. Ia ingin tahu apa yang terjadi dengan Alana dan cucunya, begitupula dengan ayah yang dari tadi tidak sabar, bahkan rasanya ingin nggeplak Saka karena Saka hanya menggeleng mengangguk kayak boneka yang dipasang diatas dashboard mobil.

.

.

.

TBC

ps. vote yang banyak ya, kalau banyak episode selanjutnya langsung malam ini😂😂😂