" Sah..."
Kanaya tertegun mendengar kata sakral yang keluar dari mulut seseorang pria yang dia rindu kan selama ini.
matanya menatap nanar sepasang pengantin yang tersenyum bahagia.
Apa ini???....bukankah dia yang seharusnya duduk di sana,bukankah seharusnya namanya yang di sebut dalam janji suci itu,bukankah gaun pengantin itu seharusnya dirinya yang memakainya, itu adalah gaun pilihannya.
Apa ini?... Sandiwara apa ini?....lelucon apa ini?...
Di tempat lain seorang pria duduk di sebuah restoran yang berkelas, ia tersenyum bahagia menatap kotak kecil yang ada ditangannya.
" Aisar...naura sudah berangkat ke luar negeri pagi tadi " mendengar itu pria yang dipanggil Aisar itu sontak melempar kotak kecil yang di pegangnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S. Mia. t, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MASA LALU YANG MENYAKITKAN
Bu sarah, kanaya, pak maher dan bu eva duduk saling berhadapan, bu eva nampak meremas remas tangannya dan pak maher nampak terlihat canggung.
Melihat itu kanaya bertanya tanya dalam hati apa mereka saling mengenal, bisa di lihat dari raut pak maher dan bu eva yang nampak canggung.
" Bagaimana kabar kalian?" tanya bu sarah memecahkan keheningan.
" kami baik-baik saja sar " jawab pak maher, bu sarah tersenyum tipis, kanaya masih melihat mereka pergantian.
" Maafkan kami ...." tiba-tiba pak maher melanjutkan ucapannya dengan permintaan maaf nya.
Bu sarah menatap keduanya dengan tatapan datar tak ada kemarahan atau kebencian di wajahnya.
" semua sudah berlalu, masa lalu tak perlu di ungkit kembali, oh iya ada apa kalian ke sini, apa hanya ingin Meminta maaf, atau ada tujuan lain " tanya bu sarah.
" Kami ke sini ingin menjenguk kanaya, dan ingin mengucapkan permintaan maaf kami atas perbuatan putra kami yang sudah menghianatinya " kata pak maher .
bu sarah mengeryitkan dahinya kemudian menatap kanaya.
" mereka orang tua farrel tante " bu sarah terlihat terkejut.
" Jadi mantan calon suami naya itu putramu " kata sarah.
pak maher mengangguk, bu sarah menggelengkan kepalannya.
" kami kesini ingin menyampaikan permintaan maaf kami pada kanaya dan padamu sarah, karena waktu itu kami belum berani untuk datang padamu dan baskoro untuk menyampaikan maaf kami " kata maher.
" Maafkan kami atas perbuatan kami di masa lalu, kami tak ada niatan untuk lari dari semuanya, kami pergi karena saat itu eva sedang mengandung dan aku tidak ingin melibatkan eva pada saat itu, tapi beberapa tahun kemudian aku mencari kalian untuk meminta maaf " terang maher.
kanaya semakin penasaran dengan ketiganya ia tetap duduk tenang.
Mendengar perkataan maher bu sarah tersenyum miring.
" Trus bagaimana dengan aku, yang saat itu aku baru saja melahirkan putraku, apa kalian tahu bahkan aku sperti orang gila mencari keberadaan kalian dengan menggendong bayi Aisar yang masih belum genap sebulan " ucap bu sarah.
" Tapi sudahlah, dari peristiwa itu kami bisa belajar dan berhati hati dalam mempercayai orang, kita jadi belajar mana orang yang benar-benar tulus atau hanya memanfaatkan kita saja, dan yang terlihat baik belum tentu baik " lanjut bu sarah.
" Sar ..."
" sudahlah her, kami sudah memaafkan mu, dan aku tak ingin mengingat itu lagi, mas bas juga sudah memaafkan kalian, bagaimana pun kalian pernah menjadi orang yang begitu berarti buat kami " ucap bu sarah .
" mbak sarah..." kata eva sambil berlinang air mata.
" tidak udah menangis eva, aku serius, aku dan mas bas sudah melupakan kejadian itu dan kami pun memakluminya, mungkin jika orang yang lain di posisi kalian, mereka pun akan melakukan tindakan yang sama " kata bu sarah.
" Terimakasih mbak sarah " ucap sendu eva.
" Apa baskoro pergi bekerja ?" tanya maher.
bu sarah tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya dan kemudian menatap ke duanya dan kemudian menghela nafas berat.
" Mas bas sudah meninggal 3 tahun yang lalu " keduanya terkejut dan menatap sarah tak percaya.
" Apa maksudmu sarah " tanya maher .
" Mas bas meninggal 3 tahun yang lalu karena sakit " ulang sarah.
Eva dan maher saling berpandangan ada kesedihan di mata keduannya, maher tertunduk dan meremas rambut kepala, sedangkan eva terisak pelan.
" Maafkan aku bas, kenapa engkau pergi sebelum aku meminta maaf padamu, kesalahan ku terlalu besar bas, aku adalah orang yang tidak tahu diri, aku adalah orang yang picik, Maafkan aku bas " ucap lirih maher dengan air mata yang jatuh di pangkuannya.
Sarah dan kanaya hanya menyaksikan ke dua orang itu yang meratapi sebuah penyesalan.
kanaya tak tahu kesalahan seperti apa yang di lakukan oleh keduanya, sehingga terlihat penyesalan yang begitu dalam.
" Sudahlah, itu semua sudah berlalu, mas bas tidak pernah membenci kalian, bahkan mas bas pernah mencari kalian setelah kami bisa bangkit kembali dan mas bas bisa membangun perusahaannya kembali " semakin terisak lah mereka mendengar itu semua.
" Sudah jangan di tangisi, tangisan kalian tak akan bisa membawa mas bas kembali, cukup doa kan saja agar mas bas bisa mendapatkan tempat yang terbaik di surganya Alloh " kata sarah.
Eva dan maher mengusap airmatanya dan menatap sarah dengan penuh penyesalan.
" sekali lagi..tolong maafkan kepicikan kami " ujar maher pelan, bu sarah ternyata dan mengangguk.
" Oh iya apa kalian ke sini juga ingin bertemu dengan kanaya " kata bu sarah.
" Iya sar, kami juga ingin Meminta maaf pada kanaya, dan kami berharap pernikahan mereka akan bahagia , kami sangat menyayangi kanaya, dan kami sudah menganggap kanaya sebagai putri kami, walau jujur saya sangat menyesal tidak bisa menjadi mertua dari kanaya, tapi setelah tahu siapa mertua kanaya kami menjadi lega, kami yakin kanaya akan bahagia berada di keluarga ini " kata maher
" Ma, pa ..terimakasih, maaf sudah mengecewakan kalian " ucap kanaya lembut.
" tidak nay , ini semua murni kesalahan farrel dan kamila, kamu berhak mengambil keputusan demi kebahagiaan kamu nay " kata bu eva .
" terima kasih ma.."
" Apa setelah ini kamu masih menganggap kami sebagai orang tua kamu nay"? kata bu eva .
kanaya tersenyum " tentu saja ma, kalian lah yang selama ini yang selalu menyayangi naya, selalu mensupport dan memberi semangat pada naya, selamanya kalian adalah orang tua naya, jadi besok saat naya menikah, saya berharap mama, papa bisa menemani kanaya " kata kanaya dengan senyum lebar.
keduanya menatap bu sarah dan di angguki oleh bu sarah.
" Ya..sudah kalau begitu kita makan bersama, setelah itu kamu harus perawatan naya, nanti akan ada terapis kecantikan akan ke sini, biar besok bisa tampil cetar membahana " kata bu sarah.
" Ayo her, va kita makan siang dulu, capek dari tadi melihat kalian menangis terus, dan aku yakin kalian juga capek habis menangis " gurau bu sarah.
" Tapi sar...kami.."
" tidak ada penolakan..ayo " keduanya akhirnya mengikuti bu sarah ke ruang makan dan ternyata sudah ada hidangan yang tersedia di atas meja.
****
Setelah kepergian maher dan istrinya, bu sarah mengajak ke ruang kerja yang dulu sering di gunakan oleh suaminya untuk bekerja.
" Duduklah nay, aku tahu kami penasaran dengan hubungan kami dengan orang tua farrel " kata bu sarah.
Dan bu sarah membuka lemari yang berisikan banyak buku dan album, kemudian mengambil salah satu album foto di situ dan menyerahkan pada kanaya.
" Kami dulu adalah sahabat dekat ...dekat sekali bahkan kami seperti saudara, hingga suatu hari terjadi peristiwa yang membuat kami berpisah, perpisahan yang sangat menyakitkan bagi tante dan suami tante, dan peristiwa yang tak akan pernah tante lupakan, karena saat peristiwa itu hampir membuat nyawa Aisar melayang dan membuat tante hampir gila " cerita bu sarah sambil matanya dan pikirannya menerawang ke masa lampau yang pernah ia lalui bersama maher dan eva di masa lalu .
####
Assalamualaikum readers HAPPY READING.
tdk perlu ada drama kehadiran orang lama.
semangat
walaupun ini fiksi tp lucu,ada ya orang tk ngerti haram