NovelToon NovelToon
Ugh ... My Aggressive Bos!

Ugh ... My Aggressive Bos!

Status: tamat
Genre:Tamat / One Night Stand / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Kantor
Popularitas:250.7k
Nilai: 5
Nama Author: Sheninna Shen

"Hangatkan tubuhku. Only one night."

Sebuah kalimat yang mengubah seluruh kehidupan Leon dan Bianca yang bertemu di Paris secara kebetulan.

Pertemuan singkat yang awalnya sebatas di Paris saja, siapa sangka berlanjut hingga saat keduanya kembali ke Indonesia.

Keduanya dipersatukan dengan status yang berbeda. Atasan dan bawahan. Hal tersebut membuat Leon memanfaatkan wewenangnya untuk bertindak dan bertingkah agresif kepada Bianca yang diam-diam telah mencuri ciuman pertamanya di Paris.

🫧🫧🫧

Halo semua! Ini novel terbaru Kak Shen. Yuk kepoin! 💜

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sheninna Shen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jangan Memancingku!

...“Hei, Bianca. Pulanglah, selagi aku menyuruhmu pulang baik-baik.” – Leonidas Salvatore...

Sudah 5 hari Bianca menjadi sekretaris pribadi CEO Salvatore Group. Dan 4 hari sejak kejadian ia menawarkan mencari wanita untuk CEO-nya tiduri. Selama 4 hari itu, Leon menjadi cuek terhadap Bianca. Bukan cuek karena ingin menjauhi gadis itu, tapi karena banyaknya pekerjaan yang tertunda harus ia selesaikan. Mereka sampai lembur selama 4 hari dan kurang beristirahat.

Hari ini adalah hari Jumat. Hari terakhir bekerja di minggu itu. Karena besok dan lusa adalah weekend di mana hari untuk beristirahat.

“Besok ke apartemenku,” titah Leon tanpa menghadap ke arah Bianca saat memberikan perintah.

“Besok aku ada janji yang harus ditepati,” ucap Bianca. “Apa ada sesuatu yang harus dikerjakan? Aku akan melakukannya sekarang.”

Jari Leon yang semula bergerak tanpa henti menandatangani beberapa berkas dokumen yang tertumpuk di atas mejanya, mendadak berhenti. Ia meletakkan pena yang ia pegang dan mengangkat wajahnya menatap ke arah Bianca yang saat itu sedang merapikan berkas-berkas yang sudah ia tandatangani. Gadis itu berdiri di depan meja kerjanya.

“Janji? Dengan siapa?” tanya Leon penasaran.

“Maaf, itu urusanku.”

“Ck!” Leon berdecak sebal. Ia tak bisa melarang gadis itu. Lagi pula status mereka saat ini tak lebih dari seorang atasan dan bawahan. Leon hanya bisa diam dan tak berkata apa-apa. Ia melanjutkan pekerjaannya tanpa berkomentar apa-apa.

Tanpa terasa, hari ini waktu berlalu dengan sangat cepat. Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Pekerjaan yang sempat tertunda terselesaikan. Tersisa beberapa perjalanan bisnis yang harus mereka lakukan minggu depan.

Hari ini Bianca yang mengemudikan mobil untuk mengantarkan Leon pulang ke apartemen. Itu karena saat ini Brad sedang kembali ke Amerika untuk mengurus Salvatore Group cabang Amerika.

“Tidur di apartemenku. Ada kamar kosong,” ucap Leon saat mobil sedang berada di lobby apartemen. “Lagian udah larut malam. Bahaya kalau perempuan pulang sendiri.”

“Aku sudah biasa, jangan khawatir,” sahut Bianca sambil tersenyum selayaknya seorang sekretaris yang ramah kepada atasannya.

“Parkir mobilnya di basement. Buatkan aku makan malam. Aku lapar,” perintah Leon yang enggan keluar dari dalam mobil tersebut. Ia sengaja menyandarkan kepalanya ke sandaran kursi dan memejamkan mata. Entah apa yang sedang ia rencanakan, yang jelas ia sedang memutar otak untuk menahan gadis itu pergi. Sejak di kantor tadi, ia menerka-nerka bahwa gadis itu pasti membuat janji dengan mantannya.

Mendapatkan perintah dari Leon, Bianca hanya diam dan menuruti perintah tanpa membantah. Ia mengemudikan mobil menuju basement dan memarkirkan mobil. Setelah itu ia turun dan membukakan pintu mobil untuk Leon. Keduanya berjalan menuju lift dan tak membutuhkan waktu yang lama untuk tiba di apartemen.

Setibanya di apartemen, Leon bergegas ke kamarnya. Ia melepaskan jas serta dasinya dan melemparnya ke atas ranjang. Kemudian ia berjalan menuju balkon kamar dan keluar untuk menghirup udara segar malam itu.

Sesaat ia menatap pemandangan malam Kota Metropolitan dari lantai 53, mendadak langit menurunkan tangisnya ke bumi. Rintik hujan yang perlahan turun sedikit, semakin lama semakin deras.

Sementara itu, Bianca meletakkan tasnya ke atas sofa, kemudian ia melepaskan jas abu-abu yang ia kenakan. Ia berjalan menuju dapur sambil membuka kancing kemeja putih di tangannya, lalu menyingkap lengan kemeja sebatas siku. Ia juga mengikat rambutnya dengan gaya ‘Messy Bun’ membuat lehernya terekspos. Apalagi model kemeja yang ia kenakan hari itu dengan kancing kerah yang memang terbuka sebanyak dua kancing.

“Okay. Malam ini kita akan masak—”

Bianca tak dapat melanjutkan ucapannya sesaat ia membuka kulkas. Ia yang sebelumnya berfikir akan memikirkan masak apa setelah membuka kulkas, mendadak tercengang begitu mendapati isi kulkas tersebut hanya ada air mineral, alkohol dan beberapa minuman energi.

“Astaga! Dia nyuruh aku masak, tapi di kulkasnya nggak ada apa-apa?” gerutu Bianca sambil menutup pintu kulkas. Ia bergegas melihat isi-isi dari lemari dapur atas dan bawah. Siapa tau masih ada persediaan bahan baku yang tersimpan. Tapi tetap sama, tak ia temukan persediaan bahan baku yang dapat di masak.

Bianca menghela nafasnya dan berjalan menuju ke kamar Leon. Ia mengetuk pintu kamar pria itu beberapa kali, namun tak terdengar sahutan di dalam sana. Bianca pun berinisiatif membuka pintu kamar dan masuk ke dalam. Ia melihat pintu balkon kamar itu terbuka karena tirai di pintu tersebut menari-nari terkena terpaan angin. Samar-samar terlihat tubuh Leon sedang memunggungi pintu balkon.

Gadis itu berjalan menuju balkon. Kemudian ia mengeluarkan ponselnya dari saku rok selutut yang ia kenakan.

“Di dapur nggak ada yang bisa di masak. Aku akan memesankan makanan online,” ucap Bianca saat berjalan mendekat ke arah Leon yang sedang menatap hujan. “Kamu mau makan apa?”

“Nggak usah. Pulang aja,” ucap Leon tiba-tiba tanpa menoleh ke arah Bianca.

“Tapi kamu ‘kan belum makan malam? Atau aku pesankan secara acak saja ya?” putus Bianca sembari menatap layar ponselnya.

Karena saat itu hujan semakin deras ditambah angin yang kencang, rintikan hujannya mengarah ke balkon yang sedang dipijaki oleh Leon dan Bianca. Meskipun tak banyak, tapi kemeja yang melekat di tubuh Leon dan Bianca terkena rintikan hujan.

Sembari tangan kanan Bianca memegang ponsel mencari makanan, tangan kirinya mengusap lengan kanannya untuk memberi kehangatan karena kedinginan.

“Ayo masuk. Kamu bisa sakit kalau terus di sini,” ucap Bianca dengan mata yang masih sibuk menatap layar ponsel.

Leon yang merupakan seorang pluviophile atau seorang yang menyukai hujan, ia masih ingin berlama-lama di balkon.

“Kamu saja yang masuk. Aku masih ingin di …,” Leon terpaku begitu melihat penampilan Bianca saat itu. Kemeja putih yang terkena hujan itu mendadak transparan dan memperlihatkan bra hitam yang gadis itu kenakan. Ia melanjutkan ucapannya yang belum selesai tadi. “… sini.”

“Hei, Bianca,” panggil Leon sambil membuang wajahnya ke depan karena tak sanggup menatap gadis yang ada di sampingnya saat ini, “pulanglah, selagi aku menyuruhmu pulang baik-baik.”

Bianca menghentikan aktivitasnya. Ia menatap ke arah Leon yang sudah setengah basah. Ia bergegas memasukkan ponselnya ke dalam saku rok yang ia kenakan. Kemudian ia memegang lengan kekar Leon yang kemejanya sudah setengah basah.

“Gimana aku bisa pulang kalau kamu mandi hujan begini? Gimana kalau kamu sakit? Siapa yang akan menjagamu besok?” berang Bianca karena khawatir.

“Aku bilang pulang ya pulang. Cepat pergi sebelum aku—”

“Sebelum apa? Sebelum kamu benar-benar sakit? Terus aku nggak bisa menikmati weekend ku besok? Begitu?” sela Bianca yang berargumen sendiri bahwa ini adalah taktik Leon yang sengaja ingin membatalkan janjinya dan Rey besok.

“Sial!” umpat Leon lirih sembari mengeram kasar.

Susah payah pria itu menahan diri agar tak terpancing dengan penampilan menggoda Bianca saat ini, gadis itu malah dengan sendirinya menawarkan diri sebagai umpan untuk ia makan.

Leon pun menoleh ke arah Bianca dan menarik tangan gadis itu. Kemudian ia mendorong tubuh gadis itu sampai terpojok di pembatas balkon. Akibatnya, kedua tubuh mereka terkena hujan secara bersamaan dalam keadaan saling berdempetan.

...🫧🫧🫧...

BERSAMBUNG...

1
Andriyati
bodoh aja terus
Karolina Amul
terima kasih thor untuk karya nya
semangat terus🥰💪
Rabiatul Addawiyah
Trims thor utk novelnya
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Rabiatul Addawiyah
nikmati hasil perbuatanmu jalang
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor..
Rita
alhamdulillah
Rita
bos e ngerti asisten nya Jones mknya dicariin jodoh🤭
Rita
😂😂😂😂😂😅bos semena2
Rita
nasib dan takdir mu ditangan othor
Rita
coba aja klo berani
Rita
tuh ditegesin
Rita
ngarep
Rita
tergantung mood
Rita
sabar bang sabar hadeuh br ketok palu jd curiga ketok palu apa ketok kepala
Rita
hmmmmmm
Rita
tuh pilihan mu
Rita
nyicil Rein hmmmm
Sheninna Shen: nyicil sekalian icip 🤣
total 1 replies
Rita
wahhh alhamdulillah bisa lanjut lg
Sheninna Shen: hihihi. makasi udah setia 🥰
total 1 replies
Rita
lupa ceritanya pas baca yg sebelumnya oalahhhh
Sheninna Shen: maaf ya kakak :(
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!