Hanin, gadis yatim piatu tak berpendidikan tiba-tiba di jodohkan dengan seorang Pria mapan. Awal nya semua mengira calon Hanin adalah Pria miskin. Namun siapa sangka, mereka adalah orang kaya.
Hanin begitu di sayang oleh mertua dan juga ipar nya.
Tidak ada siapa pun yang boleh menyakiti Hanin. Tanpa mereka sadari, Hanin menyimpan rahasia di masa lalu nya.
Yang penasaran, cus langsung meluncur. Baca nya jangan di loncat ya. Nanti Author ya nggak semangat nulis.
Selamat membaca, ☺️☺️☺️☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
"Iya. Ada apa ya, Pak." Tanya Cantika saat membuka pintu kontrakan sempit ya saat ini mereka tempati.
Seorang Pria paruh baya, berdiri di depan kontrakan itu. Ia melihat Cantika dari atas hingga ke bawah. Pandangan mata nya benar-benar liar.
"Oh tidak. Saya hanya mau mengatakan. Jika besok pagi, kalian harus meninggalkan kontrakan ini. Karena, besok pagi ada yang akan masuk menggantikan kalian."
"Tapi Pak, bukan kah untuk malam ini sudah di bayar? Biasa nya bisa sampai besok siang."
"Tapi, Pemuda itu hanya membayar setengah nya saja. Jadi, kalian hanya boleh menginap malam ini. Dan ketika pagi, kalian harus segera cabut!"
"Iya deh. Iya."
Bamm....
Cantika langsung menutup pintu kontrakan itu. Ia kesal sekali. Manusia yang ia temui tadi benar-benar sangat pelit. Kok bisa ya. Ada orang kaya yang pelit.
Harus nya, jika memang ia kaya, Cantika dan Ibu nya kan bisa menumpang di apartemen milik nya. Dan ini, malah kontrakan sempit dan sumpek..
Tok
Tok
Tok
"Siapa lagi sih?" Ucap Cantika sambil membuka pintu.
Dan ternyata, pemilik kontrakan masih berdiri di sana menatap Cantika.
"Saya belum selesai bicara. Kenapa kamu langsung menutup pintu nya?" Tanya Bapak itu.
"Saya kira bapak sudah selesai. Jadi, apa yang ingin bapak lakukan sekarang?"
"Saya mau lihat ke dalam."
"Loh, untuk apa?"
"Suka-suka saya. Kamu jangan banyak tanya. Ini kontrakan milik saya. Jadi, kamu harus nurut."
"Tapi, Pak."
"Kamu mau, saya usir dari sini malam ini juga?"
"Enggak."
"Ya sudah. Saya masuk dan mau lihat. Jangan-jangan, kamu bawa masuk suami orang lagi ke sini."
"Yaela Pak. Suami sendiri aja nggak punya. Gimana mau bawa suami orang."
"Jadi, kamu belum menikah?"
"Belum."
"Kamu mau menikah dengan saya?"
"Apa?"
Suara Cantika lumayan kencang saat itu. Dan mata nya pun melotot. Ia tidak menyangka jika Bapak tua yang ada di hadapan nya saat ini malah melamar nya.
Kaya dan banyak uang sih. Apalagi kontrakan di sini pasti banyak. Tapi, muka dan umur nya udah nggak mendukung lagi. Tu Bapak-bapak cocok nya jadian sama ibu nya. Bukan dengan Cantika.
"Kenapa? Kamu nggak mau sama saya? Dasar gadis sombong!"
Dan lagi, Cantika di buat terkejut oleh bapak yang ada di hadapan nya saat ini. Demi apa, ia begitu sial setelah menginjakkan kaki nya di kota itu.
Seandainya akan jadi begini, ia tidak akan mau untuk pergi ke kota yang sangat menyebalkan itu.
Pria paruh baya itu langsung masuk ke dalam kontrakan mereka. Ibu nya Cantika yang sedang menggerai rambut nya langsung berteriak.
Dan bukan Ibu nya Cantika saja yang berteriak. Pria Paruh baya itu pun berteriak karena melihat rambut panjang milik Ibu nya Cantika tergerai di dalam kegelapan.
Aaaghhhh..
"Ada hantuuuuu. Kuntil anak. Eeeh Kuntil mamak nya ini. Aaaaaaa." Pria paruh baya itu terus berteriak kencang sehingga terdengar oleh orang-orang yang ada di sana.
Mereka ramai berdatangan ke arah datang nya suara. Mereka begitu penasaran dengan apa yang terjadi.
" Ada apa ini?"
Suara tanpa milik Pria matang terdengar. Pria itu membuat hati Cantika menghangat. Wajah nya yang lumayan tampan, membuat Cantika hampir meleleh.
Ya seperti itu lah Cantika. Ia tidak bisa melihat yang tampan. Langsung saja rahim nya menghangat.
"Pram,, lihat. Ada Kuntil mamak di sini. Bapak takut, Pram." Ucap Pria paruh baya itu sambil memeluk Pria tampan yang baru datang.
"Sudah, Pak. Tidak ada yang seperti Bapak katakan. Apa Bapak mengerjai orang baru lagi?"
"Tidak nak. Bapak cuma memeriksa tempat ini. Mana tahu nanti, gadis sombong itu membawa suami orang menginap di kontrakan kita."
"Tidak ada kan, Pak."
"Iya.. Tidak ada. Mata Bapak yang salah. Pram, kamu jangan dekat-dekat wanita sombong itu. Dia tadi menolak cinta Bapak."
Cantika yang mendengar nya hampir saja tersedak ludah nya sendiri. Sedangkan Ibu nya Cantika, ia begitu malu karena saat ini ramai orang yang melihat diri nya seperti kuntil mamak.
" Pak, kita pulang ya. Biar sus yang antar Bapak. Bapak tidur. Besok kan kita mau jalan-jalan."
Pria Paruh baya itu pun menurut dan akhirnya pergi. Pria yang di panggil Pram langsung menghampiri Cantika.
"Maafkan Bapak saya, ya. Jiwa nya sedikit terganggu sejak di tinggal Ibu."
"Gi-la?" Tanya Cantika dan Pria itu hanya tersenyum saja.
"Saya minta maaf jika Bapak saya membuat anda tidak nyaman."
"Iya. Saya memang tidak nyaman. Apalagi tadi Bapak anda akan mengusir saya dan Ibu saya. Bukan nya kami bisa menginap hingga besok?"
"Iya. Sebagai permintaan maaf saya, anda bisa menginap di sini hingga malam besok. Sekali lagi, saya minta maaf atas nama Bapak saya."
"Hey Pram. Jangan lama-lama ada di sana. Nanti dua kunti itu akan memang sa mu. Hihihihi."
Bapak nya Pram masih saja meledek Cantika dan Ibu nya. Entah dari mana beliau tahu jika Cantika dan Ibu nya memang seperti Kunti.
Memang seperti itu lah orang yang terganggu jiwa nya. Mereka kembali lagi menjadi anak-anak. Dan mereka tahu mana yang baik dan tidak.
Cantika yang kesal langsung menutup pintu itu. Mereka bahkan di tertawakan oleh orang-orang yang ada di sana. Malu sekali rasanya.
Seumur hidup, baru kali ini di kerjai oleh Orang gila. Mana anak nya tampan lagi. Jika begitu, Cantika lebih baik mundur saja.
"Ku-rang ajar sekali sih mereka. Ibu rasanya mau cepat-cepat pulang. Ibu nggak betah di kota ini. Kita terus saja di hina."
"Tapi, Bu. Kita masih bisa menginap sampai malam besok."
"Tidak. Ibu mau pulang ke desa besok pagi. Kalau kau mau tetap di sini, silahkan! Orang di sini semua nya tidak waras. Apa kau lupa, bagaimana orang-orang di desa memperlakukan kita?"
"Tidak, Bu."
"Maka dari itu. Besok pagi, kita harus langsung kembali. Ibu muak. Ibu lelah di hina dan di perlakukan seperti ini."
"Bukan kah apa yang kita lakukan pada Hanin lebih dari ini, Bu. Tapi Hanin bahkan masih bertahan hingga bertahun tahun."
"Diam kamu! Tidak perlu menyebut nama anak sia-lan itu. Ibu sangat membencinya. Awas saja kalau ia datang ke desa, akan ibu suruh Uwak mu mema-tahkan kaki nya."
"Iya, Bu. Ibu bu-nuh saja dia sekalian. Seperti Ibu membuat keluarga nya kecelakaan beberapa tahun yang lalu."
"Kau benar juga. Anakku memang cerdas." Ucap Ibu nya Cantika sambil tersenyum penuh arti.