NovelToon NovelToon
Pasutri Bobrok

Pasutri Bobrok

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Nikahmuda / Dikelilingi wanita cantik / Tunangan Sejak Bayi / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Rrnsnti

Cegil? itulah sebutan yang pantas untuk Chilla yang sering mengejar-ngejar Raja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rrnsnti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Alasan

Pagi itu, suasana sekolah masih dipenuhi dengan murid-murid yang lalu lalang menuju kelas masing-masing. Di antara keramaian itu, Chilla berjalan perlahan menuju ruang kelasnya, berusaha untuk tidak menarik perhatian. Namun, langkahnya yang sedikit tertatih tampaknya justru memicu rasa penasaran seseorang.

"Chilla, kaki kamu sakit ya? Kok jalan kamu kayak lambat gitu," tanya Alana sambil menatapnya dengan wajah penuh kekhawatiran.

Chilla langsung terdiam sejenak. Dalam kepalanya, ia memutar otak mencari alasan yang masuk akal. Tidak mungkin ia mengatakan yang sebenarnya, bahwa ia habis menjalani malam pertamA dengan Raja. Itu akan menjadi berita besar dan bisa membuat heboh satu sekolah. Apalagi, tidak ada satu pun yang tahu kalau ia dan Raja sudah menikah.

Pernikahan mereka memang dirahasiakan. Hanya keluarga dan segelintir orang yang mengetahui bahwa mereka menikah muda saat masih SMA. Ayah Chilla, yang juga merupakan salah satu donatur besar sekolah ini, memastikan segalanya tetap tertutup rapat. Chilla pun ingin menjaga nama baik keluarganya, sekaligus sekolah ini.

"Iya nih, kaki gue kayaknya salah tumpuan," jawab Chilla akhirnya, mencoba terdengar santai.

"Eh, mau ke UKS gak? Gue bisa anterin kalau lo butuh," tawar Peti yang tiba-tiba muncul dari arah belakang. Wajahnya terlihat serius, benar-benar khawatir dengan kondisi Chilla.

Chilla segera menggeleng pelan, memasang senyum tipis agar tidak terlihat mencurigakan. "Gue gak apa-apa kok, Peti. Tadi pagi gue cuma kepleset dikit aja, kalian duluan aja gue ada perlu" ucapnya, berharap alasan itu cukup meyakinkan.

Namun, dalam hatinya, ia tidak bisa menahan diri untuk menambahkan sebuah pikiran nakal. Kepleset... dalam pelukan Raja, gumamnya dalam hati sambil menahan senyum. Wajahnya sedikit memerah, tapi ia berusaha keras menutupi ekspresinya agar tidak ketahuan.

"Kalo beneran sakit, bilang aja ya. Jangan dipaksa," lanjut Peti sebelum melangkah pergi.

Chilla hanya mengangguk kecil. Setelah Peti dan Alana menjauh, ia menarik napas lega, merasa sedikit terbebas dari interogasi kecil itu. Namun, langkahnya yang masih tertatih membuatnya harus tetap berhati-hati agar tidak menimbulkan lebih banyak pertanyaan.

Tak lama kemudian, ia sampai di depan kelasnya, di mana Raja sudah menunggu. Ia berdiri di dekat jendela, tampak santai dengan tangannya yang dimasukkan ke dalam saku celana. Begitu melihat Chilla masuk, pandangan mata Raja langsung tertuju padanya.

Raja tersenyum kecil, mencoba menahan tawa. "Sok kuat banget, padahal udah aku bilang tadi pagi kalo kamu istirahat aja di rumah."

"Aku gak mau bolos, Sayang. Udah cukup repot jelasin ke orang-orang tadi kalo kaki aku sakit gara-gara kepleset. Padahal kamu tau sendiri alesannya apa," balas Chilla, berbisik lebih pelan sambil menatap Raja dengan kesal.

Raja hanya mengangguk, lalu mendekatkan wajahnya ke arah Chilla. "Ya udah, sabar aja. Tahan dikit, nanti sore aku pijitin lagi," bisiknya dengan nada penuh godaan.

Chilla langsung memukul lengan Raja pelan. "Ish, jangan ngomong kayak gitu di sini. Ada orang, tau!" gerutunya sambil memalingkan wajah yang mulai memerah.

Raja tertawa kecil, lalu merapikan rambut Chilla yang sedikit berantakan. "Tenang aja. Aku jaga rahasia kita kok," ucapnya dengan nada lembut.

*****

Jam istirahat akhirnya tiba, dan Raja mengajak Chilla untuk pergi ke kelas kosong yang cukup jauh dari keramaian. Chilla berjalan pelan, berusaha menahan rasa sakit di kakinya. Ia sedikit merasa canggung, mengingat masih banyak teman-teman sekelas yang mungkin memperhatikan gerak-geriknya. Namun, dengan perhatian Raja yang selalu menenangkan, ia merasa sedikit lebih nyaman.

Raja berjalan di sampingnya, sambil memegang dua kotak makanan. Ia tahu betul betapa Chilla sering melewatkan waktu makan, terutama jika sedang sibuk dengan kegiatan sekolah. Jadi, ia memutuskan untuk membawa makan siang spesial bagi istrinya. Makanan yang cukup sederhana, namun penuh dengan perhatian dan kasih sayang.

"Masih sakit banget ya?" tanya Raja, sambil melirik Chilla yang tampak sedikit kesulitan berjalan.

Chilla menghela napas, merasakan sedikit kelegaan setelah berjalan cukup lama. "Iya lah, semalam kamu kayak orang kesetanan," sahutnya dengan nada sedikit kesal, meskipun ada senyum yang tersungging di bibirnya.

Raja tersenyum nakal, merasa sedikit puas dengan komentar Chilla. "Salah sendiri selalu godain aku. Makanya, kalo malam jangan pake baju macam-macam," jawabnya sambil menggoda.

Chilla mendengus, langsung menatap Raja dengan mata yang penuh sindiran. "Cuma baju tidur satin aja kamu udah mesum," sahutnya sambil menyentuh ujung hidungnya, tidak bisa menahan tawa kecil.

Raja tertawa kecil, merasa puas dengan reaksi Chilla yang selalu bisa membuat suasana jadi lebih santai. "Kamu sendiri yang ngajarin," jawabnya, mencoba membela diri.

Chilla mendengus, sambil melirik Raja yang berjalan di sampingnya dengan senyum nakalnya. "Tapi enak sih," sahut Chilla, tanpa bisa menahan rasa ingin bercanda.

Raja mengerlingkan matanya ke arah Chilla, senyumannya semakin lebar. "Untung aku punya concealer buat nutupin bekas kiss mark kamu," lanjut Chilla, sengaja mengingatkan Raja akan kecupan yang semalam meninggalkan tanda di lehernya.

Raja terdiam sejenak, lalu tertawa terbahak-bahak. "Astaga, Chilla, kamu memang gak bisa diem ya?" ujar Raja, sambil menyodorkan kotak makanannya kepada Chilla.

Chilla hanya menatapnya dengan mata tajam, namun matanya masih menyimpan gurauan di dalamnya. "Gak ada salahnya kan? Itu kan bukti kalo kamu gak bisa lepas dari aku," jawabnya sambil menerima kotak makanan dari Raja.

Mereka pun masuk ke dalam kelas kosong yang sepi, tempat yang menjadi tempat istirahat favorit mereka berdua. Chilla duduk di kursi yang ada di dekat jendela, sementara Raja duduk di kursi yang bersebrangan. Raja meletakkan kotak makanan di atas meja, lalu duduk sambil memperhatikan Chilla yang membuka kotaknya.

"Makannya pelan-pelan, ya. Jangan dipaksain," ujar Raja dengan perhatian yang selalu ada, meskipun sering kali ia tampak begitu santai.

Chilla mengangguk sambil mulai menyuap makanan ke mulutnya. "Iya, aku tau. Lagian, aku lebih suka makan sama kamu, daripada makan di kantin," jawabnya, sambil tersenyum.

Raja merasa senang mendengar Chilla mengatakan itu. Baginya, kebersamaan dengan Chilla adalah hal yang paling berharga. Meski hari-harinya di sekolah penuh dengan tekanan, dan meski hubungan mereka harus dirahasiakan dari teman-teman, Raja merasa cukup bahagia setiap kali bisa menghabiskan waktu bersama Chilla.

"Thanks ya, udah bawa makanannya," ucap Chilla, menyadari perhatian Raja yang tidak pernah lelah untuk membuatnya merasa dihargai.

"Pulang sekolah aku mau ajak kamu ke suatu tempat." ujar Chilla.

Mereka berdua menikmati makan siang dengan suasana yang tenang. Tidak ada yang perlu dipikirkan selain satu sama lain, hanya kebersamaan yang semakin menguatkan hubungan mereka. Seiring berjalannya waktu, rasa cinta di antara mereka semakin mendalam, meskipun harus disembunyikan dari dunia luar.

1
Kelinciiiii
bersyukur ja
Ciaa
ayo lanjut seru juga ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!