Hidup Bintang seketika hancur setelah sahabatnya mengambil kekasih hatinya dan dihari yang sama ia juga harus kehilangan kehormatannya oleh orang yang tidak dikenal karena mabuk.
Apakah Bintang akan selamanya memendam rasa benci dan dendam jika akhirnya ia harus menjadi bagian dari keluarga sahabatnya itu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon requeen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengalah untuk menang
Sepulang kuliah Bintang langsung menjemput Langit di rumah Shanti. Hari ini ia pulang lebih sore dari biasanya karena pergi menengok temannya yang sedang dirawat di rumah sakit.
Saat Bintang menjemputnya Langit baru selesai dimandikan membuat bocah tampan itu terlihat segar dan wangi.
Ketika mobil Bintang masuk ke halaman, ia kaget mendapati Dipa tengah tertidur di kursi panjang yang ada diteras dengan berbantalkan tas punggung miliknya. Jika melihat Dipa datang tidak mengendarai mobil Bintang yakin jika Dipa datang langsung dari Surabaya.
"Ayaaah pulaaang !" Langit langsung berlari menghambur memeluk Dipa membuat tidur sang Ayah terganggu.
"Heeey..jagoan Ayah sudah pulang " senyum Dipa langsung mengembang setelah mendapati wajah tampan putranya ada di depan matanya.
Senyum.diwajah Dipa sedikit menyurut dan berubah sendu ketika melihat wajah dingin Bintang yang sedang membuka pintu rumah. Tidak ada senyum.manis dan cium tangan seperti biasanya setiap kali ia datang.. oke fix Bintang membencinya sekarang ! dan ia harus berjuang untuk mendapatkan maaf dari wanita yang diam-diam telah mengisi sudut hatinya yang paling dalam.
Setelah pintu terbuka Bintang masuk dan Dipa pun menyusul dibelakangnya sambil menuntun Langit. Meskipun tidak berbicara apapun tapi Bintang masih mau membuatkan minuman untuk Dipa dan memberikan sepiring kecil brownies kukus yang Bintang letakan diatas meja.
"Terimakasih Bi " Dipa langsung menenggak es jeruk buatan Bintang hingga nyaris tandas.
Meskipun berwajah sinis namun Dipa masih bersyukur Bintang masih punya hati nurani dengan memberinya makanan dan minuman.
Sebetulnya Dipa ingin mengajak Bintang bicara namun ia harus meladeni Langit yang terus mencari perhatian sedangkan Bintang sendiri memilih menyibukkan diri di dapur.
Dipa baru memiliki kesempatan itu setelah mereka selesai makan malam dan Langit sudah berhasil Dipa tidurkan.
"Kita harus bicara Bi !" Dipa menangkap tangan Bintang ketika melihat Bintang sudah selesai membereskan dapur.
"Mau bicara apa ?" tanya Bintang tidak minat.
"Semuanya Bi..termasuk alasan aku yang tidak berani jujur sama kamu " jawab Dipa.
"Semuanya sudah jelas Mas jadi tidak usah dibahas lagi " ujar Bintang sambil berusaha melepaskan tangan Dipa yang sedang mencengkram erat tangannya.
"Bi..tolong beri kesempatan aku untuk bicara !" Dipa memohon.
Bintang diam tidak bergeming ketika tubuh Dipa melorot turun kemudian bersimpuh di kaki Bintang " Maafkan aku Bi..aku telah menghancurkan hidup kamu " ucap Dipa dengan suara tersedu.
"Kenapa kamu tidak cerita sejak awal Mas ? selama ini aku telah salah menilai kamu.. aku pikir kamu itu manusia berhati Dewa tapi kenyataannya kamu manusia berhati iblis..apa salah aku kepada keluarga kamu hingga kalian tega menghancurkan hidup aku ?" tanya Bintang lirih.
"Aku terlalu pengecut untuk menceritakan semua itu kepada kamu..aku takut kamu tidak bisa menerimanya dan aku akan kehilangan kesempatan untuk dekat dengan kalian..aku takut kehilangan kalian Bi.." ucap Dipa lirih.
Bintang tetap diam tidak bergeming, hanya air mata yang perlahan turun membasahi pipi mulusnya menggambarkan betapa sakit hati Bintang saat ini.
"Kamu sudah melakukan kewajiban kamu sebagai Ayah Langit dan aku rasa sebaiknya pernikahan ini kita akhiri saja.. seharusnya dari awal aku tidak perlu menerima lamaran dari kamu Mas. Kamu sudah memiliki keluarga yang sempurna dan sekarang keutuhan keluarga kamu sedang dipertaruhkan karena kehadiran aku dan Langit " ucap Bintang.
"Jangan bicara begitu Bi..sampai kapanpun aku tidak akan menceraikan kamu. Aku hanya minta kamu untuk bersabar dan beri aku waktu untuk membereskan semuanya " pinta Dipa memelas.
"Percuma Mas..semua akan sia-sia. Lebih baik kamu kembali kepada keluarga mu dan kita jalani hidup kita masing-masing. Meskipun begitu aku tidak akan menghalangi kamu untuk bertemu dengan Langit kapan pun kamu mau karena suka atau tidak suka kamu adalah Ayahnya Langit " ucap Bintang.
"Bi..apakah itu artinya tidak ada maaf untuk aku ?" tanya Dipa.
"Tuhan saja maha pemaaf..mana mungkin aku tidak memaafkan kamu Mas. Memaafkan bukan berarti melupakan..dan aku butuh waktu untuk melupakannya " jawab Bintang.
Dipa sangat terpukul mendengar ucapan Bintang. Jika boleh memilih ia lebih baik menyembunyikan kebenaran itu selamanya agar ia tidak kehilangan Bintang dan Langit. Tapi ternyata ia tidak bisa melawan takdir jika akhirnya kebenaran yang selama ini ia sembunyikan akhirnya terbongkar.
"Jika itu sudah menjadi keputusan kamu aku tidak bisa memaksa. Aku akan mengikuti semua keinginan kamu..aku bersedia menceraikan kamu jika kamu sudah menemukan pria yang baik yang akan menjadi pendamping hidup kamu kelak " Dipa akhirnya mengalah.
"Sebelum kamu menemukannya aku tidak akan menceraikan kamu tapi aku juga tidak akan mencampuri urusan pribadi kamu. Aku hanya akan datang untuk menemui Langit dan tidak akan mengganggu kamu " lanjut Dipa.
"Menceraikan atau tidak sama saja. Kenapa tidak memilih cerai saja sekalian ?" tanya Bintang.
"Setidaknya tolong beri aku kesempatan lebih lama untuk menjadi suami yang bertanggung untuk kamu dan Langit sebelum kita benar-benar berpisah " jawab Dipa lirih.
Bintang terdiam sebelum ia akhirnya memutuskan untuk setuju menerima kesepakatan yang Dipa tawarkan.
"Dan satu lagi Bi..aku akan mengatakan kepada keluarga ku jika aku sudah menceraikan kamu agar mereka tidak ada lagi yang mengganggu kamu dan Langit " tambah Dipa.
"Terserah kamu Mas..yang jelas aku tidak sudi berurusan dengan keluarga kamu " jawab Bintang.
*
Kabar Dipa yang sudah menceraikan Bintang membuat seluruh keluarga lega. Dengan menceraikan Bintang rumah tangga Dipa dan Elsa akhirnya dapat terselamatkan.
Namun kelegaan seluruh keluarga hanya berlangsung sekejap mata karena tidak lama kemudian Dipa tiba-tiba memutuskan untuk menceraikan Elsa.
Keputusan Dipa ini tentu saja membuat Papa Ardi dan Mama Niken murka.
Mereka pikir dengan membuat Dipa dan Bintang bercerai semua masalah akan selesai, ternyata mereka salah.
Masalah semakin meruncing karena keluarga Elsa tentu saja tidak terima dengan keputusan Dipa itu. Dan hubungan bisnis diantara dua keluarga itu terancam hancur.
"Kalau kamu nekad menceraikan aku, aku akan membawa Bunga jauh dari kamu " ancam Elsa.
"Kalau kamu nekad melakukan itu aku akan menyebarkan semua bukti perselingkuhan kamu dengan mantan pacar kamu . Kamu pikir aku tidak tau dengan siapa kamu pergi saat minta hadiah keliling Asia setelah kelahiran Bunga " Dipa balas mengancam.
"Selama ini aku diam karena aku ingin Bunga tumbuh dalam keluarga yang utuh tapi sepertinya pernikahan kita memang sudah tidak bisa dipertahankan lagi " lanjut Dipa.
"Aku sarankan kamu yang menggugat cerai, aku tidak keberatan jika pernikahan aku dan Bintang kamu jadikan alasannya agar nama kamu tidak tercoreng. Aku juga tidak akan mempermasalahkan tentang harta gono-gini, yang aku mau hanya hak asuh Bunga. Kamu pastinya tidak akan keberatan jika hak asuh Bunga jatuh ke tangan aku karena selama ini kamu tidak pernah mengurus Bunga dengan baik " ucap Dipa.