Alisha seorang desainer muda yang mengalami perpindahan tubuh , akibat pembunuhan yang dilakukan oleh salah satu musuhnya .
Apa yang sebenarnya terjadi dengan alisha ?
Tubuh siapa yang saat ini ia tempati ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Senggrong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Percakapan
Hari sudah malam . Semua mayat yang ditemukan sudah dikuburkan secara layak . Para penduduk juga sudah kembali ke rumah masing-masing , meskipun rumah mereka mengalami kerusakan.
Kini Feng Yin sudah ada didepan tenda bersama pangeran Juan . Keduanya duduk di atas batu yang ada di sana . Di depan mereka ada api unggun yang sedang menyala.
" Terimakasih putri ," ucap pangeran Juan dengan tulus .
" Kenapa terimakasih?"
" Kalau bukan atas saran yang diberikan oleh putri, mungkin sampai sekarang orang-orang itu belum di temukan. Rumah penduduk juga masih tertimbun pasir , " jawab pangeran Juan memberi penjelasan.
" Bukankah semua itu karena pangeran . Andai pangeran tidak menggunakan kedua elemen itu pasti hasilnya tidak akan seperti ini ."
" Iya juga sih ."
" Pangeran sangat keren ," puji Feng Yin sambil mengacungkan dua jempol kearah pangeran Juan .
" Putri bisa saja ."
Meskipun suaranya terkesan datar tetapi tidak ia pungkiri jika dirinya merasa salah tingkah di puji seperti itu . Untung suasananya gelap . Jika tidak dapat terlihat dengan jelas wajah kemerahan pangeran Juan .
" Panggil saja Yin'er. Saya bukan putri seorang kaisar ," ujar Feng Yin meralat panggilan untuknya.
" Tapi anda putri seorang jendral besar ."
" Tidak bisa disamakan dengan putri seorang kaisar . Jadi lebih baik pangeran panggil Yin'er saja ."
" Baiklah Yin'er."
" Good!"
" Wah ... ternyata kamu bisa menggunakan bahasa orang barat ."
" Orang barat?"
" Ya ... orang yang berada di luar daratan ini ."
" Pangeran pernah kesana?"
" Belum pernah sih . Tetapi saya pernah bertemu dengan seseorang yang pernah terdampar."
" Ha ?"
" Sudahlah... sekarang saya mau tanya . Bagaimana Yin'er bisa mengetahui bahasa itu ?"
" Rahasia."
" Banyak sekali rahasia mu. "
" Harus ."
Mereka pun diam . Pangeran memandang Feng Yin penuh kekaguman. Hal itu membuat Feng Yin tidak nyaman.
" Ngelihatnya biasa aja dong pangeran."
" Kenapa?"
" Nggak enak saja . Bayangkan saja saat pangeran ditatap seperti itu ."
" Nggak nyaman sih ," jawab pangeran Juan dengan jujur .
" Lah kan . Pangeran tidak lapar ?"
" Kamu lapar?"
Bukanya menjawab , pangeran Juan malah bertanya balik .
" Hem ... saya baru makan sekali ," jawab Feng Yin.
" Tapi tidak ada makanan di dapur. Semua sudah kembali ke rumah masing-masing."
" Tidak masalah . Saya punya mie instan. Pangeran mau ?"
" Boleh ."
" Saya akan masuk dalam tenda sebentar. Pangeran tunggu disini dahulu . Jangan kemana-mana sebelum saya keluar dari tenda."
" Baik ," jawab pangeran Juan tanpa banyak tanya. Mungkin Feng Yin ingin mengambil barang dari cincin ruangnya .
Feng Yin memasuki tendanya. Kemudian masuk kedalam ruang sistem . Dia disambut dengan hangat oleh Seiryu.
" Halo Yin'er... apakah bahan-bahannya masih kurang ?"
" Tentu saja . Masih banyak kekurangannya."
" Apakah kamu mau ambil sekarang?"
" Nanti saja . Sekarang aku mau membuat mie instan dulu ."
" Mau dibantu?"
" Tidak perlu , mudah kok."
" Ya sudah kalau begitu . Kalau ada apa-apa kamu bisa langsung memanggil ku seperti biasa ."
" Terimakasih seiryu."
" Sama-sama."
Kemudian Seiryu kembali ke tempatnya. Sedangkan Feng Yin mengambil dua bungkus mi, telur , sosis dan sayur sawi .
Feng Yin memasak mi di dapur . Setelah matang dia membawanya keluar.
" Silahkan pangeran."
Feng Yin memberikan satu mangkok mie kepada pangeran Juan . Pangeran Juan menerimanya dengan senang hati .
" Wah masih panas . Kok bisa ?"
" Rahasia dong . Ayo sekarang pangeran cobain, enak apa tidak."
Pangeran Juan menghirup aroma makanan yang ada ditangannya. Wangi mie itu sangat menggugah selera makannya. Dia mencicipi kuahnya sedikit. Rasanya gurih dan sedap .
Mereka tak banyak bicarakan. Keduanya asyik dengan makanan masing-masing. Tubuh yang tadinya merasa dingin , perlahan menghangat.
" Terimakasih Yin'er, sepertinya saya sudah harus kembali ke tenda. Malam sudah semakin larut ."
" Baik pangeran . Saya juga sudah mengantuk."
" Semoga tidur nyenyak."
Pangeran Juan kembali ke tendanya dengan hati senang . Sepanjang perjalanan dirinya tidak berhenti tersenyum. Senyum yang jarang ia berikan pada orang sekitarnya.