Elard Deon Zephyr , sosok ketua dari geng Arthstar yang memiliki banyak misterius, laki-laki berhati dingin. Tidak di bantah, tidak boleh memerintah, tidak boleh ada yang merendahkannya apa lagi merendahkan gengnya.
Keinginan harus tercapai apapun akan dia lakukan demi berhasil merebut miliknya walaupun harus membunuh sekalipun akan Elard lakukan.
Hingga tiba-tiba di mana gadis bernama Calista Nediva Fabiolla Henley datang dalam kehidupan Elard, yang membuat jiwa psychopath Elard muncul.
WARNING!!!❎❎❎PLAGIAT DIHARAP MENJAUH DARI LAPAK INI!! ASLI KARYA SENDIRI DAN PEMIKIRAN!!
DIBACA BUKAN DI SALIN ULANG 😈😈
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dwinabila04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Possessive Psychopath Boyfriend | 21. Party
Hati Calista berdetak begitu cepat ketika Elard membawanya kedalam kamar hotel, tapi telinga Calista menangkap suara wanita di dalam kamar ini apa mungkin di kamar ini tidak hanya Calista saja tapi ada lagi wanita yang lainnya berada di sini. Calista memang sejak di bawah tadi sudah menutup matanya karena malu menjadi tontonan hingga berada di dalam kamar pun Calista masih nutup matanya.
Suara makin bising membuat Calista membuka matanya ternyata kamar di isi begitu banyak barang-barang dan juga penata rias di dalam kamar hotel. Calista berbalik mantap Elard yang menatap malas kearah Calista.
Elard berjalan di sofa. "Jalankan tugas kalian semua." perintah Elard.
Tangan Calista di tarik oleh wanita yang memilik rambut pendek sebahu untuk duduk di depan cermin. Calista merasa tidak nyaman jika ada orang yang menyentuh tubuhnya walaupun itu wanita. Dua orang mulai mendandani Calista dengan telaten.
Sedangkan Elard hanya diam sambil membaca majalah yang ada di tangannya.
Wajah Calista mulai ada perubahan dari sebelum memakai make up dan sesudah memakai make up. Tidak ada yang berubah dari wajah Calista karena pada dasarnya Calista memang sudah cantik di tambah lagi ia memiliki kulit putih bersih yang menambah kecantikan alami yang ia miliki.
Membutuhkan waktu tiga jam barulah mereka selesai mendandani Calista. Tinggal sentuhan terakhir yaitu memakai gaun yang sudah Elard pilih untuk Calista.
Malam ini adalah malam di mana sekolah mengadakan party di mana semua murid mengikuti acara itu tak terkecuali Calista. Di mana ia dulu tidak suka dengan acara itu. Tapi sekarang tidak. Elard memaksanya untuk jadi pasangan di acara itu. Maka di sinilah Calista sekarang. Di dandani bak Cinderella yang hanya cantik dalam semalam saja dan paginya ia akan kembali seperti sedia kala. Menjadi babu, melakukan pekerjaan yang ia ambil.
Mobil Elard berhenti di depan pintu masuk party. Calista begitu ragu untuk turun dan mengikuti party untuk kali ini karena memang ia belum pernah ikut party seperti ini baru inilah Calista ikut karena paksaan Elard.
"Ca?" Panggil Elard.
"Hemm, iya kenapa, El?"
"Ayo," ajak
Calista menatap wajah Elard.
"Kenapa?" tanya Elard heran karena di tatap Calista.
"Ayo kita pulang aja."
"Kenapa pulang?"
"Aku gak yakin buat ikut."
"Alasannya?"
"Alasannya karena aku gak pede buat ikut."
"Tidak ada penolakan karena kita sudah sampai di sini." ucap Elard langsung keluar dari mobilnya.
Ketika Elard keluar banyak mata perempuan yang tertuju kepada Elard yang memakai setelah jas hitam yang senada dengan gaun yang di pakai oleh Calista.
Jantung Calista berdetak begitu cepet ketika Elard membukakan pintu untuknya. Calista masih terdiam di tempatnya enggan untuk keluar dari mobil Elard. Tanpa di sadari Elard sudah berjongkok di hadapan Calista yang membuat Calista terdiam.
Tangan Elard mengelus pipi Calista. "Ada aku di sini." Elard mencoba meyakinkan Calista.
Elard mengulurkan tangannya untuk menyambut Tantan Calista. Dengan satu hela nafas panjang Calista memberanikan diri untuk keluar dari mobil. Calista menggapai tangan Elard untuk keluar dari mobil.
Saat Elard dan Calista sedang bersiap, di sisi lain mantan pacar Elard sedang menunggu siapa yang di ajak oleh Elard banyak memang menduga jika Elard akan mengajak Calista dan benar Elard memang mengajak Calista terlihat saat Calista menggandeng lengan Elard.
Jantung Calista berdetak begitu kencang saat berhasil menginjak ballroom yang begitu banyak siswa siswi. Tatapan mata yang semulanya menikmati alunan musik sekarang tertuju kepada Elard dan juga Calista.
Mereka tidak mengenali wanita yang di bawa oleh Elard karena memang Calista begitu cantik malam ini. Elard membawa Calista untuk berkumpul bersama sahabat-sahabatnya yang sedang bersama wanita yang entah mereka kenal dari mana.
"Cewek siapa lagi yang lo bawa ini?" celetuk Arga.
Juan memukul bahu Arga. "Kenapa sih?" tanya Arga heran.
"Buka biji mata lo di buka bener-bener, itu Calista,"
Arga melihat dengan seksama dan benar apa yang Juan katakan jika yang bersama dengan Elard sekarang adalah Calista.
"Tumben Lo datang ke party? Biasanya juga lo diem di rumah dari pada ngumpul kek gini," ucap Arga.
Elard tidak menjawab pertanyaan Arga ia lebih memilih membawa Calista untuk duduk karena Elard tau jika Calista sudah kelelahan karena ia memakai high heels.
Tanpa aba-aba Elard berjongkok lagi untuk kedua kalinya.
"El! Ngapain sih?" pekik Calista terkejut karena Elard memegang kakinya.
"Apa sakit?" tanya Elard sambil mengecek telapak kaki Calista.
"Enggak kok. Cuma pegel dikit aja karena belum terbiasa pakai high heels," ucap Calista.
Interaksi mereka berdua tak luput dari pandangan Aluna yang sejak tadi terus memandang interaksi mereka berdua.
Elard masih mengecek kaki Calista untuk memastikan jika benar-benar tidak ada luka di kaki cantik Calista.
"Caca!" Panggil Reyhan.
Rahang Elard mengeras saat melihat Reyhan yang mendekati Calista.
"Lo kenapa?" tanya Reyhan.
"Gue gak apa-apa kok, cuma pegel dikit."
Saat ingin mengecek keadaan Calista sebuah tangan menghentikan Reyhan.
"Apa Lo gak denger apa yang Calista katakan barusan bahwa ia baik-baik saja," ucap Elard.
Calista memberikan isyarat kepada Reyhan untuk tidak membuat masalah di saat seperti ini. Mengerti kode yang Calista berikan Reyhan hanya mengangguk kepalanya.
"Kalau Lo baik-baik aja, gue cabut dulu, ya." ucap Reyhan.
Calista mengangguk kepalanya.
Selepas kepergian Reyhan mata tajam Elard memandang kearah Calista.
"Ada apa?" tanya Calista heran.
"Kamu masih berhubungan dengannya?" tanya Elard.
"Kenapa? Kami sudah bersahabat sejak kecil jadi tidak mungkin aku menghindari dia,"
"Jika ka--" belum sempat Elard melanjutkan ucapannya Calista lebih dulu memotong ucapannya.
"Jika kamu melarang aku buat gak deket-deket sama Reyhan itu mustahil aku lakukan. Karena suka duka ku hanya Reyhan yang tau dan cuma dia teman satu-satunya yang aku percaya untuk itu. Kamu boleh berbuat sesuka hati denganku tapi tidak dengan Reyhan dan orang terdekatku karena mereka tidak tau menahu prihal apa yang sedang aku alami sekarang, jadi cukup jangan melibatkan siapapun dalam rencana bodoh mu itu!" Itulah kata-kata yang keluar dari mulut Calista yang begitu kesal dengan keadaan sekarang di mana ia sudah tidak sebebas dulu ketika belum menjadi target Elard.
Calista begitu menyesali semua kejadian sekarang. Kenapa Elard harus menargetkan dirinya apa alasannya Elard melakunya apa Elard mempunyai tujuan lain.
Calista melepas heels yang sedang ia kenakan dan memberikan kepada Elard dengan kesal. Gaun yang menjuntai ke bawah terpaksa Calista angkat karena hampir membuatnya tersandung.
"Calista!"
"Calista!"
"Calista!"
Semua teriakan dari Elard tidak di gubris oleh Calista karena ia begitu kesal kepada Elard. Calista bingung dengan sikap Elard di mana terkadang ia menjadi baik dan tiba-tiba begitu kejam kepadanya.
Calista keluar dari gedung untuk meninggalkan party yang sedang berlangsung sekarang, tapi karena kesal kepada Elard soal kejadian tadi Calista memilih untuk pergi. Calista berencana pulang menggunakan bus tapi kenapa malam ini tidak ada satupun bus yang lewat padahal jam masih menunjukan pukul sembilan malam.
Hati Calista begitu kesal kepada Elard membuatnya ingin memarahi seseorang tapi tidak mungkin Calista lakukan itu. Setelah menunggu beberapa saat bus yang di tunggu oleh Calista akhirnya datang.
Di sisi lain Elard menyesali perbuatannya akan tetapi Elard tidak ingin Calista berdekatan dengan pria manapun selain dirinya. Elard mencoba mencari keberadaan Calista tapi ia tidak menemukannya.
"Mungkin dia sudah pulang." Kali ini Elard tidak akan menganggu Calista karena Elard tau jika wanita sedang kesal yang mereka butuhkan hanya sendiri dulu hingga amarah mereka mereda.
Tidak ada semangatnya lagi untuk mengikuti party, Elard memilih untuk pulang. Tapi saat menuruni dua anak tangga sebuah suara menghentikan langkah Elard.
"El!" panggil Aluna.
Elard menatap malas kearah Aluna yang sedang berlari ke arahnya.
"Ada apa?" tanya Elard.
"Kamu mau pulang?" tanya Aluna kembali.
"Iya, kenapa?"
"Aku boleh numpang sama kamu gak? Supirku tidak bisa jemput karena sedang menjemput papa di bandara. Apa boleh?" Ucap Aluna.
Elard mengangguk kepalanya bertanda setuju. Dalam hati Aluna begitu bahagia saat Elard tidak menolak permintaannya.
Tidak ada pembicaraan sedikitpun dari mereka berdua hingga tak terasa mobil Elard tiba di depan rumah Aluna.
"El." panggil Aluna.
"Hemm," sahur Elard.
"Apa kamu pacaran sama Calista?" tanya Aluna.
"Gue mau pacaran sama siapapun itu bukan urusan Lo," jawab Elard ketus.
"Aku denger dari temen-temen kamu lagi pendekatan ya sama Calista,"
Elard menghembuskan nafasnya panjang. Elard menatap mata Aluna yang mengharapkan jawaban.
"Gue mau pacaran, atau lagi deket sama siapapun itu bukan urusan lo jadi jangan coba-coba buat ikut campur karena kita sudah putus," jelas Elard.
"Dan sekarang lo bisa turun dari mobil gue," tambah Elard.
Ada rasa kekecewaan yang Aluna rasakan saat tidak mendapatkan jawaban dari Elard.
Setelah sampai rumah Elard mengirim pesan kepada Calista tapi tidak ada balasan dari Calista.
"Apa mungkin sudah tidur?" Gumam Elard.
Setelah Elard selesai membersihkan diri ia pun segera tidur karena ia harus berangkat pagi agar bisa menjemput Calista. Tapi sebelum itu Elard mengirimkan pesan kepada Calista bahwa ia akan menjemputnya.