NovelToon NovelToon
A Jilted Twins

A Jilted Twins

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Kisah cinta masa kecil / Anak Kembar / Teen School/College
Popularitas:504
Nilai: 5
Nama Author: QUEENS RIA

Hidup saudara kembar antara Cahaya dan Bulan berubah ketika sang ibu memperkenal kan mereka kepada Farid, salah satu anak dari sahabat nya.

Saat mereka sudah kelas 3 SMA, Aya selaku pemeran utama sudah mencintai orang lain selain farid.

Hingga Ulan berbuat rencana sesuatu yang merubah dinamika di antara Aya dan Farid.

Apa itu rencana nya? selengkap nya ada di A Jilted Twins , saudara kembar yang di tolak cintanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15.

Ting nong.

Bel rumah farid tiba-tiba berbunyi, saat itu bu matilda langsung membuka pintu.

Sejenak ulan sedang bertamu hanya untuk memberikan oleh-oleh kue bakpia yang di bawa oleh kakek nenek nya dari Yogyakarta.

"maaf bu, saya mampir ke rumah pagi-pagi begini, saya mau ngasih kue ini ke ibu" ulan memberi bungkus bakpia itu ke bu matilda.

"wah kiriman dari mamah kamu ya? makasih banyak ya cantik"

"iya sama-sama bu" ulan tersenyum, habis itu ia akan langsung pulang, tapi bu matilda mencegah kepergian nya.

"sebentar, mumpung kamu ada disini ibu nitip rumah dulu"

"bu, tapi saya mau langsung pulang..."

"sebentar aja lan ibu minta tolong, ibu mau jemput celia di apartemen, soalnya farid masih tidur di kamar"

"kenapa gak ibu bangunkan?" tanya ulan.

"enggak, ibu kasian sama dia semalam habis begadang, kalau kamu mau bangunin, bangunin aja ya" jawab bu matilda.

ulan mengerut kening "ngapain begadang" dalam hati nya singkat. "oke baiklah, saya akan jaga rumah ibu, jangan lama-lama ya bu"

"makasih ya lan, sebentar doang kok" matilda langsung bersiap-siap, ulan sendiri main nyelonong ke kamar farid.

Pintu kamar kebetulan tidak terkunci, dengan begitu ulan masuk dengan leluasa ke dalam kamar pria itu.

"kebo" gumam ulan sambil melangkah masuk

Sekilas saja ia menatap wajah farid yang tertidur, hampir saja ia khilaf saat tiba-tiba mendekat dan berjongkok menatap nya.

Ia pun kembali berdiri untuk membuka hordeng yang masih tertutup.

"mah jangan dibuka hordeng nya panas" pikir fahmi yang buka hordeng itu ibunya.

tidak ada jawaban dari ulan, sampai farid terpaksa membuka kelopak matanya secara perlahan untuk menatap sang ibu.

Beberapa kali farid megucek mata, barang kali saja ia salah lihat.

Setelah dipastikan itu bukan ibunya, Farid langsung bertanya kepada nya "kapan lu datang ke rumah lan?"

"barusan" jawab ulan. Farid langsung terdiam dan pergi ke kamar mandi.

Sehabis mandi saat balik ke kamarnya lagi, Ulan masih berada di kamarnya ia sedang memainkan ponsel untuk berkomunikasi dengan lingga.

"mamah gue kok gak ada?" farid masuk ke dalam kamar untuk menyisir rambut di depan cermin.

"iya barusan pergi, ibu lu juga minta gue buat bangunin lu"

farid menoleh "hm, kita ini sudah dewasa ulan bukan lagi anak kecil, pikir-pikir dulu untuk bangunin orang"

ulan menatap wajah farid "kenapa rid? Apa lu baper?"

"Enggak" jawab farid sambil memalingkan wajah. "oh iya, kenapa ke rumah gue pagi-pagi begini lu?"

"tadi gue ngasih bakpia"

"kenapa gak dari semalam kasih nya waktu gue di rumah lu?"

"nyokap gue lupa" jawab ulan.

gadis itu menghampiri tempat dimana farid berada. Hingga mereka saling bertatapan dan ulan mendadak memeluk tubuh farid tanpa ia duga-duga.

"terima kasih ya rid sudah nurutin keinginan gue" lirih ulan.

Ulan perlahan-lahan melepas pelukan itu.

kini mereka saling tatap pandang.

ulan tiba-tiba mendekat ke wajah farid. Farid terbungkam dan ikut mendekatkan wajah nya ke ulan.

Hampir aja mereka berciuman bibir, sekilas teringat wajah Aya, ulan langsung ngerem.

mereka hanya saling menempel kening nya saja "tolong jaga kakak gue, selamat untuk lu rid sudah pacaran sama kak ay, jika bukan karena itu, tidak ada guna nya kita putus" lirih ulan.

Farid sejenak menatap, kemudian pria itu mendaratkan telapak tangan ke kepala ulan, sisanya mendorong kepalanya untuk di ditempel di bagian dada kanan nya.

"Iya, apapun akan gue lakukan untuk lu" kata farid.

"maafin gue ya rid, karena aya salah satu keluarga gue yang paling gue sayang, jadi gue gak mau buat ia sedih." lirih ulan kembali.

**

Tempat lain, aya terbangun setelah di bangun kan oleh ibunya.

"Ah maaf kesiangan mah"

"iya gak apa-apa, makanya jangan begadang, mentang-mentang tanggal merah"

"ya habisnya diajak begadang"

" cepat kamu pergi sarapan dulu, sudah di tunggu sama kakek nenek di bawah"

"iya mah" aya bangun, tapi ia tidak langsung pergi keluar kamar, melainkan pergi ke kamar mandi.

lima belas menit kemudian...

Aya baru sampai meja makan, begitu juga dengan adik nya yang baru sampai rumah.

"dari mana lu de?" tanya aya penasaran

"ngasih bakpia kak ke bu matilda" jawab ulan jujur.

"makasih ya sayang" bu venera menghampiri dan mencium pipi nya.

"iya mamah sayang" dijawab ulan yang membalas ciuman itu.

"bagus lah kalau hubungan kamu sama anak kamu se harmonis itu, entah kenapa ayah dulu nyesal pisahkan kamu sama venela, sudara kembar kamu ra" timpal pak vino.

"oh ya kek, bibi ela kenapa gak kesini?" tanya aya sambil mengambil sarapan.

"bibi kamu masih sibuk di bogor sayang"

"oh begitu ya kek"

"udah sayang kamu makan dulu, sehabis sarapan kamu siap-siap ya, kita akan pergi ke rumah bu matilda" timpal bu venera.

"ngapain mah?" tanya aya.

"kita akan berlibur bersama" jawab bu venera.

"mah, aku mau jaga rumah aja ya" timpal ulan berbohong. Dia sendiri niatnya hari ini akan pergi bersama lingga untuk nonton bioskop.

"Bulan, kamu juga harus ikut." tolak bu venera.

"tapi mah, aku hari ini mau jalan sama lingga mah"

"katanya mau jaga rumah sekarang beda lagi jawaban nya" sewot bu venera. ketara banget ulan gak bisa berbohong kalau di hadapan ibu nya.

"maaf mah"

"pokok nya mamah gak mau dengar alasan apa pun, kalian berdua harus ikut"

"oke" ulan pun menuruti keinginan sang mama, sejenak ia akan menelpon lingga untuk membatalkan kencan nya yang sudah terjadwal hari ini.

Sisi lain, aya merasa senang kalau ulan gak pergi bersama lingga. "oh mamah thank you"

selepas sarapan, bu anita dengan pak vino sementara jaga rumah. Bu venera sendiri dengan kedua anak kembar nya langsung pergi setelah pamit kepada mereka.

Sampai rumah farid.

pemilik rumah masih bersiap-siap, dengan begitu sudah ada celia juga yang ikut di bawa liburan.

"suami kamu gak diajak matilda?" tanya bu venera.

"enggak ra, dia masih sibuk, gantinya aku bawa anak aku yang pertama gak apa-apa kan?" jawab bu matilda.

"gak masalah, bawa saja" bu venera langsung menoleh ke celia yang sedang mengobrol dengan ulan. Aya sendiri sedang di ajak ngobrol dengan farid di meja makan.

"kelihatan nya anak-anak kita sudah akrab satu sama lain ya"

"dengan begitu, kita akan kita jodohkan aja setelah mereka lulus" kata bu matilda.

"iya jelas dong, aku kepengen kita besanan" jawab bu venera.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!