Alexa, pewaris klan Black Dragon, hidup dalam bayang-bayang balas dendam. Ketika keluarganya dibantai, ia bersumpah untuk membalas dendam dan merebut kembali tahta yang seharusnya menjadi miliknya. Dalam perjalanannya, ia bertemu Erick, seorang playboy yang perlahan mulai jatuh cinta padanya. Namun, cinta mereka terancam oleh ambisi dan dendam yang membara, Alexa harus memilih antara cinta, balas dendam, dan takdirnya sebagai pemimpin.
"Jauhi aku dan jangan pernah mengejar dan mengharapkan cintaku" Alexa Onyx Medici
"Aku telah jatuh cinta padamu sejak awal kita jumpa, jangan pernah pergi dari sisiku" Raj Erick Aditya Narayan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chery red, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. Awal pembalasan: Pemusnahan keluarga Mahendra 1
Clack .. Dor..
Peluru di tembakan oleh Alexa tepat mengenai kepala salah seorang lelaki tua dengan perut sedikit buncit ketika dia berada tepat di depan pintu kendaraan yang akan membawanya pulang. Para bodyguard segera berusaha melindungi lelaki tua itu. Namun mereka terlambat, lelaki tua itu kepalanya telah tertembus peluru yang ditembakkan oleh Alexa.
Pekatnya malam membantu Alexa bersembunyi dari pandangan mereka. Segera setelah Alexa melihat korbannya jatuh dengan kepala tertembus peluru, dengan segera dia membereskan barang-barangnya dan dengan cepat meneliti keadaan sekitarnya untuk memastikan jika tidak ada barang bukti yang tertinggal.
" Done... Satu pengkhianat telah jatuh, dan akan berlanjut sampai mereka habis. Tapi sepertinya aku juga akan mampir ke kediamannya dan membantai habis keluarganya seperti yang mereka lakukan pada keluarga ku. Tunggulah, ini baru awal dari pembalasanku, akan ku musnahkan kalian semua sampai ke akar-akarnya !" ucap Alexa dengan dingin dan matanya yang menyorotkan dendam juga kesedihan dan kehilangan , setelah selesai membereskan barang-barangnya.
Wajah dinginnya yang terlindungi bayangan topi baseball hitam yang dipakainya mengarah ke keributan di bawah sana yang tengah gempar dengan penembakan yang menewaskan salah satu pengusaha yang merupakan kepala dari keluarga Mahendra. Dengan santai Alexa membawa tas ransel yang berisi perlengkapan tempurnya dan melompat ke atap gedung tetangga kemudian membuka pintu rooftop dan mulai berjalan seperti tak ada kejadian apa-apa.
Alexa menaruh ranselnya di kereta dorong yang penuh dengan alat kebersihan, gaun pestanya telah di bawa oleh Mike yang menunggu di parkiran basement salah satu gedung apartemen. Alexa menyamar menjadi petugas cleaning service, tak menghindari cctv karena wajahnya tersembunyi di balik topeng tipis.
Malam yang sedikit mendung, bahkan terkadang hujan turun menguntungkan bagi Alexa. Dibawah lindungan payung Alexa yang telah berganti pakaian dengan pakaian dinas serba hitam dan tanpa melepas topengnya kini telah duduk manis di dalam mobil sport Mike yang membawanya pulang.
"Nona Muda, sebaiknya malam ini kita beristirahat. Atau kah nona ingin mengunjungi kediaman keluarga Mahendra ?" ucap Mike dalam mode serius.
"Hhhmmm.. sepertinya kita harus mengunjungi kediaman Mahendra malam ini dan membabat habis semua anggota keluarga mereka. Baru sesudah itu kita bisa sedikit beristirahat. Besok malam aku akan pergi seorang diri. Kamu pulang lah dulu ke rumah mama dan jaga beliau, lusa siang aku kan ke rumahmu." ucap Alexa dengan santai sambil serius mengamati laptop nya.
Dia meretas cctv dan sistem keamanan di rumah Mahendra yang akan disatroni nya malam ini. " Mike, kamu tunggu di jalan ini dan bersiaplah untuk segera tancap gas begitu aku tiba." perintah Alexa dengan tegas tanpa mau dibantah. Dia sangat mengetahui jika Mike ingin ikut membantai orang-orang yang telah mengkhianati orang tua Alexa, namun Alexa tentu saja tak akan mengizinkan Mike turun langsung, dia tak ingin Mike melihat keganasan dan kebrutalan nya ketika menghabisi musuhnya.
"Ayolah Sist, aku juga mau ikut terjun langsung. Engga hanya jadi supir !" rengek mike memasang wajah memelas. "Pokoknya tidak Micky, jangan membantah. Ingat kata Papa mu, tugasmu hanya menjaga ku tidak boleh ikut baku tembak. Kamu satu-satunya adikku, jika terjadi apa-apa bagaimana aku menjelaskan pada Mama Lily?" ucap Alexa masih dengan nada tegas tak ingin di bantah.
"Aku janji engga akan ikut ke dalam, hanya ingin bermain-main dengan mereka di luar dan dari jarak aman, ya boleh ya Sist, c'mon!" rengek Mike kembali, kemudian dia menepikan mobilnya dan langsung mengguncang lengan Alexa, percis seperti anak kecil yang merengek meminta dibelikan mainan yang diincarnya pada mamanya.
Alexa memutar bola matanya dan menghela napas panjang, mengalihkan perhatian nya sejenak dari layar laptop nya, memandang ke arah Mike yang memandangnya dengan pandangan memelas dan bibir mengerucut serta tangannya yang menggoyangkan lengan Alexa. "Ok, aku akan membawa mu, tapi kamu tidak aku izinkan mengikuti ku sampai kedalam. Kamu hanya boleh beraksi di luar dan mengecoh mereka, mengalihkan perhatian mereka hingga aku bebas menghabisi semua clan Mahendra. Mengerti Mike?" ucap Alexa tegas, tatapannya serius.
Mike dengan mata berbinar-binar langsung merekah senyum nya, wajahnya terlihat sangat bahagia. "I love you Sist, you're the best pokoknya!" ucapnya sambil melepaskan sabuk pengaman yang melilit tubuhnya dan memeluk Alexa, mengecup pipi Alexa dengan keras. Alexa hanya tertawa terbahak-bahak mendapat perlakuan manis dari Mike. " Yeah,I love you too Micky, sudah.. Sudah ayo cepat kita ke kediaman pengkhianat bangsatt itu. Keburu pagi ntar , keburu pada melek para calon penghuni neraka itu .!"
Malam telah sangat larut, hampir seluruh penghuni mansion itu terlelap dalam mimpi kecuali para penjaga yang hanya beberapa orang saja berpatroli di sekeliling mansion milik keluarga Mahendra. Rupanya berita tewasnya kepala keluarga Mahendra belum sampai ke keluarga mereka. Mungkin karena di sebabkan karena hampir sebagian pasukan inti mereka ikut menjaga kepala keluarga mereka yang menghadiri gala dinner yang diselenggarakan oleh REAN Group, perusahaan milik Erick, malam ini.
Mungkin karena merasa sudah aman dan merasa sudah tak ada saingan, kepala keluarga Mahendra ceroboh. Tak dipersiapkannya bodyguard yang menjaga keamanan di mansion nya. Hanya beberapa orang saja yang berpatroli. Tetapi jangan salah, didalam mansion terdapat berpuluh-puluh penjaga yang berjaga di setiap sudut maupun pintu masuk. Belum lagi di lantai bawah tempat berkumpulnya para penjaga yang bertugas mengawasi monitor cctv.
Kilauan lampu CCTV yang berkedip-kedip menambah kesan mencekam, seolah-olah mansion ini adalah sarang laba-laba yang siap menerkam mangsanya. Para penjaga dan bodyguard yang dilengkapi dengan beberapa senjata api maupun senjata tajam yang mempunyai tubuh tinggi tegap dengan wajah mereka yang dingin dan tak menunjukkan emosi apapun semakin membuat kesan seram.
Namun semua itu tampaknya tak membuat Alexa yang bersembunyi di balik sebatang pohon besar dan rimbun merasa takut ataupun gentar. Malah dengan tersenyum sinis Alexa seperti hantu yang menyelinap memasuki halaman depan mansion itu dengan memanjat tembok yang tak di awasi cctv. Sementara Mike yang tengah bersembunyi dan tengkurap di salah satu atap gudang yang tak seberapa jauh dari mansion Mahendra dengan senjatanya yang dilengkapi dengan peredam suara dan juga teleskop malam.
Disisi tubuhnya juga terdapat beberapa jenis mini misil dengan daya hancur tinggi dan peluncur roket yang siap untuk membumihanguskan kediaman Mahendra. Menyeringai lebar penuh antusias dan wajah berseri, Mike segera memulai aksinya dengan menembak tanpa suara beberapa orang penjaga yang sedang berkeliling berpatroli yang roboh seketika membuat gempar penjaga lainnya yang segera berhamburan keluar dari dalam mansion itu.
Malam yang gelap dan sunyi itu pecah dalam rentetan ledakan. Gudang belakang bergetar hebat saat bom waktu Alexa meledak, mengirimkan gelombang kejut yang mengguncang seluruh mansion. Kobaran api menyembur ke langit malam, menerangi asap hitam yang membubung tinggi. Di saat yang sama, serangkaian ledakan kecil mengguncang beberapa titik di sekitar mansion, hasil karya bom waktu yang di pasang oleh Alexa sebelumnya, memecahkan jendela dan meruntuhkan bagian-bagian dinding. Dari atas, drone yang dikendalikan Mike meluncurkan roket-roket kecil, menghantam atap dan halaman dengan ledakan yang memekakkan telinga. Jerit ketakutan istri dan anak perempuan Mahendra bercampur dengan suara reruntuhan dan raungan api, menciptakan simfoni kekacauan yang mengerikan.
Para penjaga berhamburan keluar, sebagian besar bergegas mengawal istri dan anak perempuan Mahendra yang berusaha menyelamatkan diri dari mansion yang berguncang akibat ledakan susulan. Di tengah kekacauan itu, Alexa melangkah dengan tenang, wajahnya sedingin es, matanya penuh perhitungan. Dia menyelinap ke dalam mansion, mendekati anak lelaki Mahendra yang berdiri terpaku, tidak menyadari bayangan kematian yang menghampirinya. Para penjaga terlalu sibuk mencari sumber kekacauan, sementara istri dan anak perempuan Mahendra dikawal oleh beberapa bodyguard bersenjata, menuju jalan rahasia. Namun, belum sempat mereka mencapai tempat aman, salah satu bodyguard tumbang dengan lubang menganga di dahinya. Jeritan histeris memecah keheningan, istri Mahendra memeluk erat anaknya, gemetar ketakutan.
Mike mengutak-atik drone dan panel kendali bom, seringai puas menghiasi wajahnya saat melihat kekacauan yang terjadi. Dengan cekatan, dia memasang peluncur roket pada drone, mengaktifkannya dalam sekejap. Drone itu melesat cepat dalam kegelapan, di tengah ledakan dahsyat yang menyemburkan asap tebal dan debu dari reruntuhan dinding. Tanpa ampun, Mike mengarahkan drone untuk meluncurkan roket tepat ke jendela lantai tiga, tempat istri dan anak Mahendra berlindung di antara para pengawal.
Sementara itu Alexa yang berjalan menghampiri anak lelaki Mahendra dengan Glock 19 hitam kesayangannya yang dilengkapi peredam suara menatap tajam ke arah lelaki muda yang tengah panik dan berusaha menyelamatkan diri di tengah kekacauan yang terjadi. Dan tanpa membuang waktu, Alexa melepaskan tembakan ke arah lelaki muda itu yang langsung tersungkur dengan luka tembak di dada kirinya.
Dor... Dor..
Dua tembakan lagi Alexa lepaskan dan mendarat di kening dan perut lelaki muda anak sulung Mahendra. Tubuh lelaki itu hanya bergetar sebentar lalu diam selamanya dengan mata melotot. Alexa memandang dingin dan tanpa ekspresi lalu melangkahi tubuh kaku anak sulung Mahendra itu seolah dia melewati seonggok sampah di jalanan. Di dalam benaknya, nama-nama pengkhianat itu berkelebat, wajah-wajah yang dulu tersenyum padanya, kini menjadi target balas dendamnya. Satu per satu, mereka akan merasakan amarahnya, seperti yang dirasakan anak sulung Mahendra malam ini.