NovelToon NovelToon
TAKDIR DIBALIK CINCIN (Gadis Kesayangan Oppa)

TAKDIR DIBALIK CINCIN (Gadis Kesayangan Oppa)

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Amelia's Story

Nesya, seorang gadis sederhana, bekerja paruh waktu di sebuah restoran mewah, untuk memenuhi kebutuhannya sebagai mahasiswa di Korea.

Hari itu, suasana restoran terasa lebih sibuk dari biasanya. Sebuah reservasi khusus telah dipesan oleh Jae Hyun, seorang pengusaha muda terkenal yang rencananya akan melamar kekasihnya, Hye Jin, dengan cara yang romantis. Ia memesan cake istimewa di mana sebuah cincin berlian akan diselipkan di dalamnya. Saat Nesya membantu chef mempersiapkan cake tersebut, rasa penasaran menyelimutinya. Cincin berlian yang indah diletakkan di atas meja sebelum dimasukkan ke dalam cake. “Indah sekali,” gumamnya. Tanpa berpikir panjang, ia mencoba cincin itu di jarinya, hanya untuk melihat bagaimana rasanya memakai perhiasan mewah seperti itu. Namun, malapetaka terjadi. Cincin itu ternyata terlalu pas dan tak bisa dilepas dari jarinya. Nesya panik. Ia mencoba berbagai cara namun.tidak juga lepas.

Hingga akhirnya Nesya harus mengganti rugi cincin berlian tersebut

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amelia's Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menjadi Penanggung Jawab

Saat Nesya hendak menaiki bus, tiba-tiba tangannya ditarik oleh seseorang dari belakang.

Ia menoleh dan mendapati Jae Hyun berdiri di sana dengan ekspresi datar.

"Jangan naik bus. Aku akan mengantarmu," katanya singkat.

Nesya mengernyit. "Tidak perlu. Aku bisa pergi sendiri."

"Aku tidak bertanya," Jae Hyun menatapnya tajam. "Masuk ke mobil sekarang."

Nesya menghela napas panjang.

Ia tidak ingin berdebat di tempat umum, apalagi banyak orang mulai memperhatikan mereka. Dengan enggan, ia mengikuti Jae Hyun ke mobilnya.

Di dalam mobil, suasana hening.

Jae Hyun menyetir tanpa bicara, sementara Nesya hanya menatap jendela, berpikir kenapa pria ini tiba-tiba berbaik hati.

Namun, ketika Jae Hyun mulai berbicara, Nesya langsung menoleh.

"Kenapa kau tidak bilang kalau bahumu masih sakit?"

Nesya membelalakkan mata. Dari mana dia tahu?

Jae Hyun melirik ponselnya yang bergetar di dashboard mobil. Pesan masuk dari rumah sakit.

Matanya menyipit saat membaca isi pesan tersebut.

> Dokter:

Tuan Jae Hyun, karena Anda terdaftar sebagai wali dalam jaminan asuransi Nona Nesya, kami ingin mengkonfirmasi persetujuan Anda untuk tindakan operasi bahu kanan yang direkomendasikan. Harap segera merespons.

Jae Hyun mengerem mendadak.

Nesya yang sedang melamun terkejut dan hampir tersentak ke depan.

"Hei! Kenapa mendadak—"

"Sejak kapan kau butuh operasi?" Jae Hyun menatapnya tajam.

Nesya membeku. Ia tahu cepat atau lambat ini akan terbongkar, tapi tidak menyangka secepat ini.

"Aku…" Nesya menggigit bibirnya. "Aku bisa mengurusnya sendiri."

"Jangan menghindar!" suara Jae Hyun meninggi. "Kenapa kau tidak bilang? Apa kau mau bahumu rusak permanen?"

"Ini bukan urusanmu," Nesya mengalihkan pandangan. "Aku tidak mau merepotkanmu lebih jauh."

Jae Hyun menggeram.

Ia tidak mengerti kenapa gadis ini keras kepala sekali.

Tanpa berkata apa-apa lagi, ia menginjak pedal gas dan berbalik arah.

"Kau mau ke mana?" Nesya panik.

"Ke rumah sakit," jawab Jae Hyun dingin. "Kita akan bicara langsung dengan doktermu."

Nesya hanya bisa menggigit bibirnya, merasa tak punya pilihan.

"Aku sudah bilang ini bukan urusanmu!" suara Nesya bergetar menahan emosi.

Jae Hyun mengeraskan rahangnya.

"Kau pikir aku bisa membiarkanmu begitu saja?" matanya menatap tajam.

"Kenapa tidak?" Nesya balas menatap. "Pernikahan kita hanya kontrak. Aku bukan siapa-siapamu. Aku sudah memutuskan, setelah ini aku akan pulang ke Indonesia dan tinggal bersama keluargaku."

Jae Hyun terdiam sesaat.

Pulang ke Indonesia? Kenapa gagasan itu membuat dadanya terasa berat?

"Jadi kau ingin lari?" tanyanya sinis.

Nesya tersenyum pahit. "Aku hanya ingin kembali ke tempat di mana aku merasa dihargai."

Jae Hyun menggenggam setir dengan kuat. Hatinya berdebar aneh.

Kenapa dia tidak suka mendengar Nesya ingin pergi?

"Aku sudah memesan tiket." lanjut Nesya. "Begitu kontrak kita selesai, aku akan pergi."

Jae Hyun menatap lurus ke depan, menyembunyikan perasaan yang mulai berkecamuk di dadanya.

Tanpa kata, ia kembali menyalakan mesin mobil dan melaju ke arah rumah sakit.

Namun di dalam hati, ia mulai merasa bahwa sesuatu dalam dirinya tidak ingin membiarkan gadis itu pergi.

"Aku sudah bilang ini bukan urusanmu!" suara Nesya bergetar menahan emosi.

Jae Hyun mengeraskan rahangnya.

"Kau pikir aku bisa membiarkanmu begitu saja?" matanya menatap tajam.

"Kenapa tidak?" Nesya balas menatap. "Pernikahan kita hanya kontrak. Aku bukan siapa-siapamu. Aku sudah memutuskan, setelah ini aku akan pulang ke Indonesia dan tinggal bersama keluargaku."

Jae Hyun terdiam sesaat.

Pulang ke Indonesia? Kenapa gagasan itu membuat dadanya terasa berat?

"Jadi kau ingin lari?" tanyanya sinis.

Nesya tersenyum pahit. "Aku hanya ingin kembali ke tempat di mana aku merasa dihargai."

Jae Hyun menggenggam setir dengan kuat. Hatinya berdebar aneh.

Kenapa dia tidak suka mendengar Nesya ingin pergi?

"Aku sudah memesan tiket." lanjut Nesya. "Begitu kontrak kita selesai, aku akan pergi."

Jae Hyun menatap lurus ke depan, menyembunyikan perasaan yang mulai berkecamuk di dadanya.

Tanpa kata, ia kembali menyalakan mesin mobil dan melaju ke arah rumah sakit.

Namun di dalam hati, ia mulai merasa bahwa sesuatu dalam dirinya tidak ingin membiarkan gadis itu pergi.

"Hei.. gadis keras kepala, dengar ya, aku enggak peduli kalo kalau kamu memang mau pergi, tapi... setidaknya selesaikan pengobatanmu, baru kau boleh pergi!" Jae Hyun sambil.fokus menyetir.

"Aku akan tetap mengantarmu ke Rumah sakit."

"Dasar arogan, pemaksa, bisa gak kamu tuh enggak usah maksa." Nesya sambil berkaca-kaca.

Setelah perdebatan panjang di dalam mobil, akhirnya Jae Hyun membawa Nesya ke rumah sakit. Meski Nesya terus menolak, tatapan tajam dan sikap keras kepala Jae Hyun memaksa gadis itu menyerah. Begitu mereka tiba, dokter langsung memeriksa kondisi bahu Nesya dengan cermat.

"Kondisi bahunya cukup serius," ujar dokter sambil menatap Jae Hyun. "Ada pergeseran tulang dan kemungkinan radang jika dibiarkan. Kami sarankan operasi sesegera mungkin. Jika Anda sebagai penanggung jawab menyetujui, kami akan menjadwalkan operasi besok pagi."

Nesya mencoba membantah, namun Jae Hyun menyela tanpa ragu. "Lakukan saja."

Dokter mengangguk dan segera memanggil perawat untuk membawa Nesya ke ruang rawat inap. Nesya menatap Jae Hyun dengan pandangan yang sulit diartikan. Ada perasaan tidak nyaman di dadanya.

Kenapa dia seakan peduli? Bukankah aku hanya istri kontraknya? pikir Nesya.

Saat perawat mendorong ranjang Nesya keluar ruangan, Jae Hyun tetap berdiri di sana. Tubuh tegapnya terlihat kaku, dan pikirannya penuh kebingungan.

Kenapa aku repot-repot melakukan ini? batinnya. Bukankah aku menginginkan Hye Jin kembali?

Namun, meski tak ada perasaan di antara mereka, Jae Hyun tidak bisa membiarkan Nesya menderita sendirian.

Beberapa jam berlalu, malam mulai larut. Di kamar rawat, Nesya berbaring diam, menatap langit-langit putih rumah sakit. Tubuhnya terasa lelah, tapi pikirannya terus berputar.

"Aku seharusnya pulang ke Indonesia saja..." gumamnya lirih.

Namun, entah kenapa ada perasaan aneh setiap kali melihat Jae Hyun bersikap peduli.

Di luar kamar, Jae Hyun bersandar di dinding lorong rumah sakit, memijat pelipisnya. Ia menghela napas panjang. Segalanya terasa kacau.

Di satu sisi, ia ingin memperbaiki hubungannya dengan Hye Jin. Namun di sisi lain, ia tidak bisa membiarkan Nesya pergi atau menderita. Ada sesuatu yang mengganjal di hatinya, meskipun ia berusaha menyangkalnya.

"Apa yang sebenarnya aku lakukan...?" gumamnya pelan, matanya menatap pintu kamar Nesya yang tertutup rapat.

Malam itu terasa lebih panjang dari biasanya. Di antara peran pura-pura dan perasaan yang mulai samar, ada sesuatu yang perlahan tumbuh di hati mereka—meski keduanya tak mau mengakuinya.

Tiba-tiba saja suara dering ponselnya berbunyi ."Drrrrtt."

"Halo sayang, kamu dimana, aku ke kantor tapi kamu enggak ada."Suara Hye Jin.

"Aku di ... Rumah sakit, "

"Siapa yang sakit?"Hye Jin mengernyit.

"Nesya kecelakaan, dan dia harus dioperasi," ucap Jae Hyun dengan suara berat.

"Baiklah kalau begitu, sampai nanti." Hye Jin menutup teleponnya.

" Bye."

Jae Hyun terlihat sangat bingung, karena dia kembali menjalin hubungan dengan Hye Jin, seharusnya dia merasa senang karena saat ini, dia dan Hye Jin sudah kembali membaik. Tapi bagaimana dengan Nesya? Saat ini Nesya dalam keadaan sakiit, dan butuh seseorang yang mendampingi nya.

"Nesya, kau mau makan sesuatu?"tanya Jae Hyun.

"Ehmm, aku ... cuma mau es buah, sama ayam goreng crispy."Nesya nampak mencebikkan bibirnya. Merasa bosan di Rumah Sakit.

" Baiklah kalau butuh apa-apa beritahukan aku ya."

"Iya."

1
Greenindya
lanjut thor
ceritanya bikin deg-degan
Amelia's Story: siap,.🥰🥰🥰
total 1 replies
Dea lestari tari
cerita yg menark
Serenarara
Semangat ya thor nulisnya.
Amelia's Story: siap terimakasih ka sudah mampir
total 1 replies
seftiningseh@gmail.com
jangan lupa dukungan nya di novel aku judul nya istri kecil tuan mafia yaa kak
semagat terus yaa kak
Amelia's Story: siap ka
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!