Genre : Fantasi, Fantasi-Isekai, Action, Harem, Romance, Adventure, Reinkarnasi, Isekai, Magic, Demon, Royal.
[On Going]
- Bagian 1 — Isekai Slime - 27 Chapter
- Bagian 2 — Princess and Princess - ?
- Sinopsis -
Setelah bertahun-tahun dibully oleh orang-orang kaya, Sion akhirnya mencapai batas kesabarannya. Dengan amarah yang telah lama dipendam, ia meluapkan segala emosinya tanpa peduli pada konsekuensinya.
Namun, kepuasan itu hanya sesaat. Pada akhirnya, Sion memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri—tanpa penyesalan sedikit pun.
Tapi tak seperti kebanyakan orang, kematiannya bukanlah akhir. Ia terlahir kembali di dunia lain.
Akankah Sion berjuang untuk mencapai puncak? Tetap menjadi korban? Atau justru berbalik menjadi sosok yang menindas?
- Untuk jumlah kata ga full 1k yah gaes, kadang cuma 800 atau bisa aja lebih sampai 1,5k kalau benar-benar niat. Kalau agak sibuk yahh, antara 1k atau 800+ doang.
- Up-nya yah suka-suka aku wkwk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chizella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 : Apa??
[Vena PoV]
Serius?
Ini diluar dugaanku, Leon Valencia... Dia menang!
Padahal aura mana darinya sama sekali tidak terasa, tapi ketika bertarung benar-benar terlihat berbeda. Ia masih berdiri di arena, menatap tubuh Kizumi yang tergeletak di tanah.
Rambut putihnya mulai memudar, digantikan dengan warna hitam gelap setelah antingnya pecah. Itu artefak?
Setelah melihatnya lagi... Aku mengenalnya! Kalau tidak salah dia adalah orang yang mengikuti ujian di guild waktu itu, kan. Bersama dengan gadis berambut biru itu.
Ahh... Tunggu. Jadi begitu, wajar saja dia tidak pernah berniat kalah. Apa dia melakukannya demi gadis itu?
Pria itu menutupi wajahnya, terlihat ia tidak nyaman dengan tatapan orang-orang disekitarnya. Beberapa saat setelahnya gadis dengan rambut hitam mendatanginya dan memberikan sebuah anting. Benar saja, rambutnya kembali menjadi putih.
Benar-benar artefak.
Acara selesai, semua orang telah bubar. Mereka benar-benar terus membicarakan tentang pertarungan ini. Wajar saja, seseorang yang begitu kuat malah dikalahkan oleh seseorang yang bahkan mana-nya tidak terasa.
Setelah kuingat-ingat dia menyebut suatu kata pada akhir pertarungan sebelum membuat Kizumi terjatuh. "Kalau salah kuingat... Noriutsuru?"
Dia juga pernah menggunakan kekuatan itu padaku, aku mengingatnya jelas. Saat dimana aku tiba-tiba ditelan kegelapan, sadar-sadar aku sudah dikalahkan olehnya.
Sebenarnya apa yang terjadi? Aku harus menanyakannya nanti.
Dan juga, dia benar-benar meningkat sejauh itu, seorang yang dulu hanya amatiran dalam menggunakan pedang. Sekarang dia sudah menjadi sehebat itu, sihirnya juga meningkat. Tapi, mana miliknya masih tidak terasa, itulah yang membuat orang sering salah paham dan menganggapnya lemah.
Singkirkan sejenak tentang itu.
Setelah pria itu dibawa ke kereta kuda untuk pulang, aku juga mengikutinya. Dia terlihat tidak sehat, wajahnya berkeringat seakan baru saja berlari di gurun yang panas.
Bukan hanya itu tangannya juga terlihat agak memerah, apa itu karena Rune yang ada di tangannya sebelumnya? Aku masih belum begitu mengerti Rune macam apa itu.
Tapi satu hal yang pasti. Orang ini akan mempengaruhi kerajaan, cepat atau lambat.
Alasan perjalanan dilakukan lebih awal adalah untuk memastikan keamanan tiga orang perwakilan, akan berbahaya bagi mereka tinggal di kerajaan itu. Karena sudah menang, ada kemungkinan seseorang tidak menerima itu.
Perjalanan berlangsung cukup lama, selama itu kami tidak mengobrol sama sekali. Hanya gadis dengan rambut hitam itu yang sesekali berbicara. Namun pada akhirnya dia membuka pembicaraan.
"Hei, Nona Vena," panggilnya yang masih melihat ke luar jendela.
"Ada apa Leon?"
"Aku tidak tahu apa, tapi aku merasakan hal yang tidak enak." Ia diam sejenak sebelum melanjutkan, "Saat hal itu terjadi, cobalah untuk tidak terlibat."
Aku hanya membeku, tidak tau apa yang ia bicarakan. Dan pada akhirnya sampai kami kembali dia tidak pernah berbicara padaku lagi.
Aku turun dari kereta kuda, menghirup udara segar, pemandangan terlihat indah, rumput-rumputan hijau memenuhi sekeliling yang disertai dengan bunga-bunga. Tempat ini adalah halaman depan kerajaan.
Kami dibawa kemari untuk melapor pada raja. Dan juga untuk memberikan hadiah pada masing-masing pemenang, Trisstan tidak dihitung karena kalah. Dengan kata lain hanya pria itu dan Pahlawan yang akan mendapatkan hadiah pemenang.
Aku menantikan apa yang akan diminta pria itu, kalau Pahlawan kurasa aku sudah bisa menebaknya.