NovelToon NovelToon
AZKALANA

AZKALANA

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Murid Genius / Diam-Diam Cinta / Bad Boy / Idola sekolah / Gadis nakal
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Sylvana Aurora

"Lo lagi, lo lagi, lo sampai kapan sih selalu aja membuat gue susah." Ucap Cowok itu dengan dingin.

"Eeeh ada ketos ganteng." Ucap Alana tanpa merasa takut.

Dia adalah Azka Davie Adyatma seorang osis yang yang bersifat dingin dan tegas. Dia juga sangat populer dengan ketampananya dan kepintarannya.

"Lo bisa gak sih, sekali aja jangan buat gue susah." Ucap Azka dengan nada dinginnya.

"Gak bisa." jawab Alana dengan santainya.

Azka berusaha mengendalikan emosinya menghadapi sifat Alana yang sangat keras kepala." Ikut gue." Titah Azka sambil menarik tangan Alana dengan kasar

"Ckck, gak usah pegang-pegang tangan gue." Ketus Alana sambil menepis tangan Azka dengan kasar.

"Cepat jalan." Titah Azka.

"Iya, iya sabar napa?!"

"Loh, kok kita ke gudang sih?" Tanya Alana dengan heran. "Jangan-jangan lo mau macem-macem sama gue." Tuduh Alana sambil menjauh dari Azka.

Azka memutar bola matanya malas mendengar tuduhan Alana." Gue gak niat dengan badan tepos lo." Sahut Azaka dengan datar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvana Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13

Tit...titt..

"Kayaknya abang gue datang deh." Ucap Vanya ketika mendengar suara klakson mobil abangnya.

Alana pun langsung bangun dari berbaringnya." Abang lo beneran udah datang?" Seru Alana.

"Iya tuh suara mobil abang gue." Sahut Vanya.

Setelah itu mereka berdua langsung berlari keluar kamar.

"Aaaa bang Vano." Teriak Vanya ketika melihat abangnya yang sudah datang.

Vanya langsung meloncat ke gendongan Vanno yang membuat Vano hampir terjungkal ke belakang.

"Vanya kebiasaan deh." Ucap Vano dengan kesal.

"Hehe maaf bang, gue kangen banget sama lo bang." Sahut Vanya dengan muka di imut-imutkan.

Vano memutar bola matanya malas mendengar perkataan Vanya, ia tahu adiknya itu cuman pura-pura." Bilang aja lo mau oleh-oleh dari gue kan." Seru Vano.

"Abang tau aja."

Vano masih tidak sadar kehadiran Alana, ia asyik berdebat dengan Vanya yang membuatnya merasa sangat pusing.

"Gue gak ada beliin lo oleh-oleh." Sahut Vano.

"Ishh abang kok jahat sih, gak beliin gue oleh-oleh." Kesal Vanya dengan sang abang.

"Udah-udah kalian gak berantem terus." Tegur Dinda.

"Gak malu apa di liatan sama Alana." Ucap Dinda lagi sambil melihat ke arah Alana.

Dinda dapat melihat kesedihan di mata Alana, ia merasa kesian melihat gadis malang itu." Alana sini nak." Panggil Dinda dengan lembut.

Alana langsung menoleh ke arah Dinda." Kenapa Tan?" Tanya Alana sambil menghampiri Dinda.

Vano sontak berhenti berdebat dengan Vanya, ketika mendengar nama Alana." Alana sejak kapan lo ada di sini." Kaget Vano melihat keberadaan Alana di rumah nya.

"Dari tadi bang." Sahut Alana.

Vano langsung menghampiri Alana." Lo nginap di sini Al?" Tanya Vano.

"Iya bang gue nginep." Sahut Alana yang membuat Vano sangat senang.

"Akhirnya lo nginap juga Al, lo udah lama gak main kerumah." Ucap Vano yang sudah berada di samping Alana.

Vanya dan Dinda menyerngit bingung ketika melihat Vano yang sangat senang.

"Bu, bang Vano kenapa, kok keliatan senang banget." Bisik Vanya.

"Ibu juga gak tau." Sahut Dinda berbisik.

"Akhir-akhir ini gue sibuk bang." Sahut Alana.

"Sibuk ngapain lo?"

"Emm,, itu gu..belum sempat Alana menyelesaikan perkataannya sudah di potong oleh Vano." Lo sibuk balapan kan." Ucap Vano.

"Hehe abang tau aja." Balas Alana cengengesan.

Tak..

Vano menjitak kening Alana dengan gemes. "Bandel banget kalo di bilangin." Ucap Vani dengan gemes.

"Hehe maaf bang, gue bosen gak ada teman." Sahutnya.

Vanya melotot ketika mendengar perkataan Alana." Jadi selama ini, lo gak pernah anggap gue teman." Seru Vanya yang masih melotot ke arah Alana.

Alana sontak menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Gak, gue selama ini anggap lo teman kok, bahkan gue anggap lo seperti saudara gue sendiri." Sahut Alana dengan cepat.

Vano langsung terdiam ketika mendengar perkataan Alana.

"Termasuk gue?" Tanya Vano sambil menatap Alana dengan tatapan sulit di artikan.

Alana langsung menganggukkan kepalanya." lya, gue juga udah anggap lo seperti abang gue sendiri." Sahut Alana sambil tersenyum manis.

Vano terdiam mendengar sahutan Alana, ia menatap Alana dengan tatapan yang sulit diartikan." Jadi selama ini, dia menganggap gue saudara." Batinnya.

Alana menyerngitkan keningnya saat melihat Vano yang melamun." Bang, lo kenapa." Seru Alana sambil menepuk pundak Vano dengan pelan.

Vano langsung tersadar dari lamunannya ketika Alana menepuk pundaknya." Gue gak papa." Sahut Vano dengan cepat.

"Ibu Vano ke kamar dulu ya." Pamit Vano, kemudian berlalu meninggalkan mereka.

"Kamu gak makan dulu nak?" Tanya Ibu Dinda.

"Gak bu, aku masih kenyang." Sahutnya.

"Abang kenapa ya bu, kok kelihatan sedih gitu sih." Seru Vanya.

"Ibu juga gak tau." Sahut Dinda.

"Ayah masih di kantor bu?" Tanya Vanya.

"Iya nak, ayah kamu masih di kantor."

"Kita makan siang dulu yok." Ajak Dinda yang langsung di angguki oleh mereka berdua.

DI TEMPAT LAIN

Azka baru saja sampai di rumah, ia langsung masuk ke dalam rumah sambil mengucapkan salam." Assalamualaikum." Salamnya.

"Wa'alaikum salam." Jawab Risa dan William.

William menatap putranya dengan tatapan bingung, ketika tidak melihat keberadaan Kaila." Mana Kaila?" Tanya William yang masih menatap putranya.

"Aku tinggal sendirian di mall." Sahut Azka dengan santai.

William melotot mendengar perkataan putranya." APA, kamu ninggalin Kaila sendirian di mall." Seru William melotot tidak percaya dengan kelakuan putranya.

Sedangkan Risa menahan tawa mendengar perkataan sang anak." Anak aku memang pintar." Batinnya bangga dengan sang anak

"Iya." Sahut Azka lagi dengan santi, kemudian ia berlalu meninggalkan mereka ke kamar. Dia tahu sang ayah pasti murka dengan nya.

"AZKA." Teriak William sangat kesal.

Azka tidak memperdulikan teriakan murka sang ayah, ia hanya tersenyum menyeringai." Cih, gue gak akan mau di jodohin sama anak manja." Ucapnya dalam hati.

"Sayang, liat anak kamu." Adu William seperti anak kecil.

"Sikapnya gak jauh beda sama kamu mas." Sahut Risa, sambil beranjak dari duduknya.

"Kamu kenapa sih menjodohkan Azka sama Kaila mas?" Tanya Risa sangat bingung dengan suaminya itu.

"Kalo Azka dan Kaila menikah maka perusahaan kita dan perusahaan milik Reza akan bersatu dan kita saling menguntungkan sayang." Jawab William.

"Kamu jangan egois mas." Ucap Risa heran dengan kelakuan suaminya.

"Biarkan Azka memilih pasangannya sendiri mas." Ucapnya lagi.

"Aku gak mau, bikin Azka sedih karena cuman demi perusahaan kamu mas, dan kamu tega mengorbankan kebahagiaan anak kita" Ucap Risa, sangat kecewa dengan suaminya itu, kemudian ia berlalu meninggalkan suaminya.

"Keputusan aku sudah bulat, aku akan tetap menjodohkan Azka dengan Kaila." Ucap William dengan tegas.

Risa langsung berhenti melangkah ketika mendengar perkataan suaminya." Kamu sangat egois mas." Sahut Risa dengan nada kecewanya.

William tidak memperdulikan perkataan istrinya, ia langsung meninggalkan istrinya keluar. Dia tidak mau bertengkar dengan sang istri.

"Maafkan mama nak, mama gak bisa menolong kamu, tapi mama selalu berdoa, semoga ayah kamu berubah pikiran." Ucapnya dalam hati.

Semantara Azka di dalam kamar, ia begitu frustasi ketika mendengar ucapan sang Ayah, ia tidak sengaja mendengar perdebatan orang tua nya, ketika ingin mengambil air minum.

"Huff gue harus apa." Lirihnya.

"Oh iya, gue harus menemui Alana." Ucapnya dengan pelan.

"Semoga dengan cara ini, ayah batalin perjodohan ini." Batinnya.

Azka mengambil ponselnya dan langsung menchat Alana.

Cewek nakal

Me{Alana temuin gue di taman}

Cewek nakal{Ngapain?"}

Me{Ada yang ingin gue bicarakan sama lo}

cewek nakal{The point)

Me(Temui gue di taman segera}

Cewek nakal{Ckck iya, iya}

Azka langsung mengambil jaketnya dan keluar dari kamar dengan tergesa-gesa.

"Mah Azka keluar sebentar." Pamit Azka.

"Kamu mau ke mana nak?" Tanya Risa.

"Kerumah teman." Sahutnya.

"Hati-hati di jalan."

"Iya!"

Semantara di sisi lain Alana merasa sangat heran dengan Azka yang mengajaknya bertemu." Tuh anak kenapa sih." Batinnya dengan heran.

Dia pun beranjak dari ranjang." Van gue mau keluar bentar." Pamitnya dengan Vanya.

"Lo mau kemana Al?" Tanya Vanya.

"Gue mau cari angin." Sahutnya yang membuat Vanya bingung.

"Angin kok dicari." Bingung nya.

1
Rahmi Niar
update cpt* thor
Ndra
Lanjutkan thor , saya suka dengan alur ceritanya, Salam dari " Cahaya Di Balik Lensa " /Smile//Smile/
Eirlys
Hati-hati, kalau terlalu sering baca cerita ini bisa jatuh cinta sama karakternya loh 😆
Pandora
Ceritanya bikin aku terbuai sejak bab pertama sampai bab terakhir!
Akina
Bahasanya enak banget dibaca, terus lanjutkan karya terbaikmu 🎉
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!