Lili gadis cantik yang masi berada di bangku SMA harus menikah dengan laki laki yang bahkan ia tidak kenal sama sekali gara gara sebuah wasiat dari bapaknya.
Ia di jodohkan dengan rendi pria tampan dan populer di sekolah. Rendi adalah anak muda yang suka pergaulan bebas seperti anak muda lainnya. Yang selalu melakukan kenakalan remaja seperti balapan liar, mabok dan bahkan terlibat dengan dunia gelap.
" Apa pendapat kak rendi soalnya perjodohan ini?" tanya lili pada rendi
" Entah la mungkin gw bakal menerimanya" ucap rendi yang sudah benar2 merasa tertarik kepada lili apa lagi ketika melihat lili yang terlihat lebih cantik dari pada di foto
" Mungkin aku juga bakal menerima perjodohan ini kak" ucap lili kepada rendi
Rendi yang mendengar kata kata itu sontak kaget, ketika semua orang yang di jodohkan akan merasa tertekan dan marah akibat pernikahan yang mereka tidak inginkan tapi beda dengan mereka. Apakah kehidupan mereka akan tenang walaupun mereka saling menerima!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chiqi17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26. rendi mati!!!
Lili kini tengah berada di dalam kelas B bersama dengan para sahabatnya. Mereka duduk di bangku milik lili dan juga luna sahabatnya, lili benar benar merasa tidak enak sekarang karena membuat para sahabatnya ini diam saja di kantin tadi.
" Maaf ya sel, lun gw jadi gak enak gara gara buat kalian sampai ikut kumpul sama temen temen kak rendi" ucap lili meminta maaf dengan perasaan yang benar benar tidak enak.
" Eh gak gitu li gw diem aja soalnya gak percaya bisa nongkrong sama cowok cowok ganteng. Gw gak percaya aja gitu li, bukanya gw gak suka." Ujar luna merasa gak enak
" Tapi tadi kalian diem aja. Pas di sana."
" Ya gimana ya li gw takut ngerusak suasana juga si hehhe tapi gw gak papa seriusan."
" Minggu depan kita jalan yuk li, kita kan belum perna main bertiga. Ya lun." Ujar Selly dan langsung di angguki oleh luna.
" Boleh aja si, sekalian kita nyeblak yuk. Gw udah lama gak makan seblak."
" Emang kamu gak pernah jajanan seblak sama kak rendi li?"
" Boro boro, pernah sekali beli sama kak rendi tapi cuma di coba sekali dan katanya gak enak." Dengus lili sambil menggerutu kesal.
" Hahah cowok aku juga gitu li sama gak suka seblak. Sampai aku pernah paksa mala jadi muntah."
Bell masuk berbunyi yang menandakan sudah masuk jam pelajaran. Selly yang bukan kelas B pun harus masuk kelasnya. " Gw balik ya inget Minggu depan kita harus jalan jalan." Ujar Selly dan langsung pergi dari kelas B
Di lapangan sekolah Rendi sedang melakukan pemanasan karena hari ini ia sedang ada pelajaran penjas. Ia sedari tadi meregangkan otot ototnya agar tidak merasakan kaku kala praktek olahraga, bahkan ia tidak mempedulikan tatapan para kaum hawa yang sekarang menatap pada dirinya. Yah para kaum hawa sekarang tengah asik melihat ketampanan rendi dan tubuhnya yang terlihat bugar. Bahkan yang ada di kelas B kelasnya lili pun ikut histeris saat melihat sosok rendi yang ada di lapangan itu.
" Li liat siswi siswi mala seneng liatin cowok lu. lu gak marah li? " Ujar luna sambil menyenggol bahu lili yang masi asik mencatat pelajaran
" Gak papa si yang penting mereka gak ganggu gw aja si." Ucap lili dengan santainya.
" Tapi kan tetep aja li, dia kan cowok lu. Masa lu gak ada rasa cemburu sedikit pun." Ujar luna yang masi heran melihat lili yang terkesan tidak peduli. Tapi saat mereka asik mengobrol yuri tiba tiba menandatangani mereka.
" Lili." Sapa yuri dan ikut duduk di kursi depan bangku lili
" Kenapa yur? " Tanya luna yang heran dengan yuri yang tiba tiba mengganggu mereka.
"Ck, gw gak nyapa lu lun gw nyapa lili, pd banget lagi nyahutnya." Ujar yuri sambil menatap sinis pada luna
" Kenapa yur" ujar lili dengan mata yang masi fokus mencatat pelajaran.
" Ini aku udah bikin salinan pelajaran agar kamu tidak tertinggal pelajaran li. Jadi biar kamu gak usah capek capek nulis" ucap yuri sambil memberikan lima buku.
" La gwnya gak yur? lili doang ni yang di kasih." Lagi dan lagi luna menyelah pembicaran dari yuri.
" Perasaan lu nyela mulu kalo gw ngomong lun. Bisa diem gak si." Ketus turi yang kesal dengan luna
" Ya harusnya kalo mau berbuat baik sekalian sama aku juga yur biar pahalanya makin banyak."
" Makasih yur. Lu baik banget sama gw. Makasih ya sekali lagi." Ujar lili dan mengabil buku itu dari tangan yuri.
" Iya li, gw ngrasa kasihan aja sama lu apa lagi harus nulis banyak buku gara gara tertinggal." Ujar yuri sambil menatap lembut pada lili
" Nanti gw foto kopi lun pas pulang sekolah, jadi lu gak usah iri sama gw lagi." Ucap lili yang emang melihat luna sedang menatap sinis pada yuri.
" Wah lili baik banget makasih ya li gak kaya yang di sebelah gw ni" ucap luna sambil menyindir yuri
"Dih apaan si lu gak jelas."
" Oh iya gw punya oleh oleh, ni buat kalian berdua di makan yak " ucap lili sambil mengeluarkan dua toples kukis ukuran kecil
" Ini tulisannya kok dari Surabaya, kamu habis ke Surabaya li? " Tanya luna heran
" Iya kan pas aku di skors aku balik kampung."
" Seruh gak li pulang kampung." Tanya yuri yang masi menatap fokus pada wajah ayu lili
" Seruh si, apa lagi aku di sana ketemu temen temen. sekolah."
" Wah pasti seru li nanti kalo ada libur panjang pasti bisa mudik gw ma boro boro saudara gw semua ada di jakarta." Ucap yuri karena emang jarang keluar kota
" Gw juga sama si yur" ucap luna
" Hahah yaudah nanti kapan kapan mudik ke kampung ku aja. tapi tinggal di hotel ya." Ujar lili sambil tertawa lebar
" Itu ma sama aja kita jalan jalan bukan balik kampung li." Ucap luna kesal
Rendi saat ini sudah ada di depan kelas istrinya ia berniat menjemput lili untuk pulang bareng cukup lama ia menunggu di depan kelas bahkan ia sesekali bersiul dengan santainya. Lili yang melihat sang suami suda ada di depan hanya diam sambil menunggu guru yang saat ini masih di depan kelas pergi. Ia sebenarnya merasa heran dengan suaminya itu yang sudah ada di depan kelasnya walaupun jam pelajaran terakhir belum selesai.
Setelah guru mapel pergi lili langsung bergegas menghampiri sang suami yang saat ini masi berdiri dengan satu tangannya ia taruh di saku. " Kak rendi gak belajar ya, kok udah ada di sini aja." Ujar lili heran dengan suaminya itu.
" Jam kosong yank, jadi aku langsung kesini aja. Yuk balik." Ujar rendi dan memeluk pinggang sang istri.
" Lun sel gw duluan yak." Ucap lili menengok kearah dua sahabatnya yang berada di belakang.
" Iya li hati hati ya." Ujar serempak dari mereka berdua.
" Mau mampir dulu gak yank nanti, apa langsung pulang aja?" Tanya rendi kepada istrinya itu.
" Balik aja la kak, nanti biar aku masakin buat kak rendi. Kak rendi mau makan apa?" Tanya lili kepada suaminya itu.
" Makan apa aja, yang penting sama kamu." Ujar Rendi dan mencubit pipi gemoy istrinya itu.
" Ihhhh sakit kak, jangan pernah sentuh kulit aku nanti kalo aku jerawatan giman!" Sewot lili sambil memukul tangan sang suami.
" mau kamu gendut, kamu item, kamu jerawat aku tetep suka kamu yank." Ujar Rendi sambil mengedipkan satu matanya
"Ck, ucapan cowok tu gak ada yang bisa di percaya. Para cowok selalu bilang pengen cewek yang natural, Tanpa bedak ataupun lipstik. Nyatanya cewek yang kalian maksud natural itu Ariel Tatum!" Dengus lili sedikit kesal.
" Kata siapa! Nyatanya aku hanya nglirik kamu. Siapa itu Ariel Tatum? Aku gak kenal."
" Husssss diem, perut lili masi sakit gak usah ngajak debat."
" Siapa yang ngajak debat si yank. Yaudah yuk kita pulang." Ujar rendi dan mengandeng istrinya itu pergi menuju parkiran dimana rendi memarkiran motonya.
Mereka saat ini sudah ada di dalam apartemen dan langsung di sambut oleh Ketty nama kucing yang di belikan rendi saat ia di Osaka. Lili langsung mengendong kucing tersebut karena lucu. " Lucu banget si kamu Ketty." Ujar lili sambil sesekali menciumi pipi Ketty kucingnya itu.
Rendi yang melihat itu langsung menjauhkan ketty dari muka sang istri." Gak usah di cium cium yank, mending kamu cium aku aja dari pada cium kucing." Ujar rendi dan meletakan kucing tersebut di lantai.
" Padahal cuma cium bentar doang kok kak. Lagian dia udah mandi dan bersih gak ada kutu." Ujar lili yang berjongkok dan membelai Ketty.
" Yaudah aku mandi dulu, kamu gak usah terlalu dekat sama tu kucing." Ujar rendi dan melenggang pergi dari hadapan lili.
Lili sekarang hanya fokus menatap Ketty yang saat ini sedang tertidur ia juga sesekali membelai Ketty yang menurutnya itu imut. Sampai akhirnya ia memutuskan memasak makan malam untuk ia dan juga suami. Cukup lama ia berkutik di dapur sampai akhirnya ia selesai memasak tumis dan ayam goreng.
" Jadi juga, kak rendi kemana si masa mandi lama banget." Ujar lili yang masi menatap pintu kamar yang tidak ada tanda tada akan di buka.
" Gw tengok aja kali ya." Ucap lili dan langsung melangkah pergi menuju kamarnya.
Setelah ia masuk kedalam kamar lili heran pasalnya ia tidak mendapati keberadaan sang suami sama sekali. Ia kemudian memberanikan diri mengetuk pintu kamar mandi untuk mengecek keberadaan sang suami apa masi berada di sana.
Tok tokk tokkk
Cukup lama ia mengetuk pintu tapi nihil tidak ada jawaban dari sang suami dari dalam kamar mandi tersebut. Ia kemudian memutuskan untuk masuk kedalam kamar mandi dengan keadaan was was dan takut kala terjadi sesuatu pada sang suami. Setelah ia masuk ia sibuk memindai keberadaan suaminya itu sampai ia fokus pada bathtub yang terdapat rendi sedang tergeletak di sana. Melihat hal itu sontak lili langsung berlari menghampiri rendi yang tergeletak di dalam bathtub.
" Kak," panggil lili sambil menggoyang goyangkan tubu rendi tapi tidak ada jawaban sama sekali dari sang suami
" Kak, kak Rendi masi hidup kak! " panggil lili lagi tapi tidak ada jawaban dari sang suami. Melihat hal itu ia benar benar sangat khawatir sekarang
" Kak. Bangun dong" ujar lili yang kini hanya bisa gigit jari sambil bolak balik menatap suaminya yang tergeletak.
" bagaimana kalo kak rendi mati!, Apakah aku akan jadi janda di umur semudah ini!, Gimana nanti aku jelasin ke papa dan mama nanti kalo kak rendi beneran mati!, Masa harus mati secepat ini si!, Bahkan gw belum pernah di sentuh sama kak rendi!, Agrrrrrr gw gak mau jadi janda di umur semudah ini." Ujar lili sambil menggigiti jari bolak balik bingung harus ia apain tubuh sang suami
Rendi yang terbangun dari tidurnya kini hanya melihat istrinya yang sedari tadi komat kamit gak jelas sambil bolak balik kesana kemari bahkan sampai istrinya itu gak tau kalo rendi sudah duduk tegak sambil menatap istrinya itu heran.
" Hiks masa harus secepat ini." Ujar lili yang kemudian langsung terduduk di lantai sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya, bahkan air matanya mulai turun membasahi pipinya
" Hiks aku gak mau jadi janda. Kak rendi jangan mati dong hiks." Teriak lili dan membuka matanya menatap suaminya yang kini suaminya menatap dia heran.
Lili yang melihat suaminya itu ternyata masi hidup dan malah menatap dirinya dengan tatapan bingung. Langsung tersenyum dan belari memeluk sang suami yang sedari tadi hanya diam menatap dirinya. " Hiks jangan mati dulu kak awas aja kalo kak rendi mati lebih dulu ninggalin lili." Isak lili yang kini langsung memeluk sang suami.
" Aku cuma ketiduran yank belum mati, yaampun kamu sampai nangis kayak gini." Ujar rendi dan langsung membalas pelukan sang istri.
" Lagian kak rendi di panggil panggil gak bangun bangun. Bahkan aku udah gayanya goyangin Tubuh kak rendi tapi masi gak bangun hiks" ujar lili yang masi menangis di pelukan sang sumi.
"udah yuk keluar lama lama aku keriput ini di dalam bathtub." Ujar rendi dan bangun dari bathtub yang membuat lili langsung terbelalak kaget melihat tubuh bugil dari sang suami.
Rendi yang melihat sang istri hanya fokus pada bagian selangkangannya pun langsung mendekat kewaja lili alih alih menutupinya. "Gak papa liatin aja yank sepuas kamu ini juga punya kamu kok."
Lili Kemudian langsung menutup matanya malu ketahuan melihat kejantanan sang Suami. " Pake handuk Sana kak ihhh keliatan itu." Ujar lili dan langsung berlari pergi dari kamar mandi.
Rendi yang melihat lili langsung pergi pun hanya tersenyum gemas melihat sang istri yang terlihat salting itu setelah melihat kejantanannya. " Sampai melongo gitu." Ujar rendi dan langsung menyunggingkan senyuman.