Gandari adalah gadis desa yang menjadi sebatangkara karena ibunya telah meninggal dunia, namun ia dinikahkan dengan Prama~ seorang anak juragan tanah didesa Waringin. padahal keduanya masih sangat muda pada saat itu..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon reni ambar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
terbayang
Setelah permainan ranjang selesai.. Prama langsung terlelap karena kelelahan.
Sementara Gandari tampak memperhatikan Prama dengan tatapan sendu. Ia memang sangat mencintai dan merindukan suaminya itu, tapi setelah mengetahui fakta bahwa Prama berselingkuh dibelakangnya membuat wanita itu merasa jijik sekaligus benci pada Prama. Ia sengaja menggoda Prama malam ini karena sedang merencanakan sesuatu..
Tapi sesuatu apa yang ia rencanakan??
Tiba tiba ia melihat samar-samar sebuah rambut panjang tampak menjuntai dari atas lemari sampai ke lantai palupuh yang masih terbuat dari batang bambu itu
"Kikikiki.. Nyai.. salah satu dari wanita kota itu berniat kabur dari desa ini.. Kikikiki" adu sesosok makhluk wanita berambut panjang yang selama ini selalu mengadukan apapun yang terjadi didesa ini pada Gandari
Gandari langsung bangun dari tidurnya, namun sekali lagi ia menatap Prama yang masih tertidur lelap seraya memastikan bahwa suaminya itu tak akan menyadari apa yang akan Gandari lakukan
Gandari pun menatap makhluk itu tanpa rasa takut sedikitpun, lalu mendekat kearahnya
"Lalu dimana dia sekarang?" tanya Gandari dingin
"kikikiki.. dia berjalan menuju gapura desa dengan mengendap-endap.. Kikikiki" timpal makhluk itu sembari tertawa cekikikan mendekati wajah Gandari dengan meliuk-liukan kepalanya. Umumnya, manusia biasa pasti takut melihat sosok menyeramkan seperti itu, tapi tidak dengan Gandari..
"Aku mengerti!! Pergilah.."
"Baiklah, Nyi!!"
Makhluk itupun segera pergi dengan masih tertawa cekikikan yang semakin lama suaranya semakin mengecil dan tak terdengar lagi.
Lantas Gandari pun langsung bergegas pergi keluar rumah dengan menjinjing sebuah damar ditangannya.. Sebab tak ada penerangan listrik disepanjang jalan kesana, orang-orang biasanya hanya mengandalkan penerangan dengan obor atau damar.
Namun ternyata benar, yang keluar diam-diam dan berniat kabur itu ternyata adalah Felicya yang merasa sangat patah hati atas keputusan Prama agar mengakhiri hubungannya. Feli tentu tak terima, terlebih hubungan mereka sudah terlanjur jauh dan dalam walaupun baru sebentar..
"hiks.. Gw mau pergi dari sini!! Ngapain dia bawa gw kesini kalo akhirnya gw diperlakukan begini sama dia.. s*alan.. Dasar Prama anjg!!" gerutu Feli ngedumel sepanjang perjalanan sembari memegang senter di hp nya sebagai penerangan jalannya, lalu tangannya yang satu lagi membawa kopernya.. Feli benar-benar berniat pergi tanpa pamit walaupun pada teman-temannya..
Namun tiba tiba..
Brukkkkk!
"Ah anjg apa sih?" bentak Felicya kesal karena telah menabrak seseorang. Namun ia lebih kesal lagi melihat Gandari lah yang ia tabrak barusan
"Lo?" ucap Feli sembari menatap nyalang pada Gandari
Gandari hanya tersenyum sembari menganggukkan kepalanya
"Teteh mau kemana?" tanya Gandari dengan nada yang ramah
"Gw mau pulang! gak betah gw lama-lama tinggal didesa yang kayak pedalaman ini.. Udahmah gak ada listrik, ke kamar mandi aja harus ke sungai. Udah gitu orang-orangnya masih berfikiran primitif. terutama lo!" gerutu Feli yang menyindir Gandari
Gandari hanya tersenyum kecil mendengar sindirian Felicya
"Walau begitu.. Setidaknya kan teteh bisa menunggu esok hari dimana hari sudah mulai terang. Malam hari sangat berbahaya, Teh.. Selain jalanan yang gelap, keadaan Teteh juga bisa membuat para makhluk halus berdatangan.. Tidak baik bagi ibu hamil" ujar Gandari dengan wajah yang tenang
Sontak Feli langsung memelotot kearah Gandari karena syok dengan pernyataan wanita yang lebih muda tiga tahun darinya itu
"Heh, lu kalo ngomong dijaga yah!! Siapa yang hamil? Lu g*la apa yaaa!!" bentak Felicya sembari menunjuk-nunjuk wajah Gandari
"Oh.. Maaf jika saya salah, kebetulan mendiang ibu saya dulu seorang dukun beranak. Tanpa terasa kelebihan itu menurun pada saya sehingga saya bisa tau ciri-ciri perempuan yang sedang hamil muda" ujar Gandari menjelaskan
"Dasar sinting lu ya!! Sembarangan banget.. kalo ngomong tuh dijaga! Gw juga belum married ya, hamil apaan!" bentak Felicya yang masih menatap nyalang pada Gandari dengan dada yang kembang kempis karena emosi
Gandari hanya bisa menundukkan kepalanya sembari tersenyum
"Sekali lagi saya minta maaf ya, Teh.. Sekarang saya sarankan teteh kembali saja, besok saja berangkatnya.. sebab saya benar-benar hawatir" saran Gandari
"Ck! Berisik lo!!" desis Feli berdecak kesal sembari pergi meninggalkan Gandari, namun baru saja beberapa langkah.. Tiba-tiba terdengar suara orang tertawa cekikikan
"HAHAHAHA.. Hihihihi.. Kikikiki"
Sontak Felicya merasa merinding, ia mengusap tengkuknya yang dirasa ada yang terus meniupnya..
"ih.. Kok ngeri kalii" gumamnya pelan sembari melihat awas ke sekeliling, namun matanya membulat kala melihat sosok yang tadi dirumah Gandari sudah berada diatas pohon sembari mengayunkan kakinya seperti menertawakan gadis itu
"Aaaaaaaaaa" Feli teriak saking takutnya. Lalu berniat kembali pada Gandari yang ia rasa masih berada dibelakangnya.. Namun Jrengggg.. Rupanya Gandari sudah tidak ada ditempatnya
"g*laaaaaaa.. Kemana tuh cewek!! Anjirrrr apaan dah!!" ujar Feli yang langsung berlari ketakutan berniat kembali kearah pondok tempatnya menginap dengan Angel
******
Sementara Bagja entah mengapa terus teringat akan Gandari malam ini.. ia benar-benar tak bisa tidur, rasanya begitu aneh.. Padahal sudah lama ia menjadi pengawal Gandari setelah kepergian Prama dari desa ini, tapi baru kali ini ia terus memikirkan wanita itu.. Bahkan wajah cantiknya pun begitu terbayang. Tanpa sadar, lelaki itu malah tersenyum sendiri.. Ia tiba-tiba teringat bagaimana cantiknya Gandari saat memakai gaun berwarna hitam pada saat malam mereka beraksi ke desa Pucung.
Plaaaak!! Bagja menampar pipinya sendiri karena dirasa telah keterlaluan membayangkan sang majikan
"A-apa yang aku pikirkan sih? S*alaan!! Itu tidak boleh terjadi!!" gumamnya resah dan berusaha kembali memejamkan matanya
***
Sementara Gandari, setelah Felicya berlari kembali ke pondok.. Ia muncul dari persembunyiannya dibalik pohon besar sembari tersenyum..
Makhluk itupun merangkak mendekati kearah Gandari
"Nyai, wanita itu sedang mengandung dan sangat wangi.. Aku sangat menyukainya.. Bolehkah aku mengikutinya?" tanya makhluk wanita yang Gandari berinama Sageni itu
"Tidak, Sageni.. Jangan mengganggunya! Anak dalam kandungannya adalah anak dari suamiku.. Jangan sekalipun menyentuhnya walaupun kau mau!" tolak Gandari tegas
"Kikiki.. Nyai b*doh.. Jika orang lain ada diposisimu, pasti mereka menghalalkan segala cara agar anak itu tidak lahir, tapi kenapa Nyai melindunginya?" ujar Sageni cekikikan menertawakan sikap Gandari
Gandari hanya tersenyum penuh arti menatap lurus kedepan tanpa menjawab ucapan Sageni
Sageni merasa takut. Walaupun ia adalah dedemit asli desa Waringin yang dulunya setan peliharaan Nyai Darsih, tapi ia lebih takut pada Gandari yang ilmunya belum terlihat sepenuhnya. Gandari memang baik, tapi ia pun juga bisa menjadi jahat.. Aura nya benar-benar berbeda dengan Nyai Darsih dahulu..
Maka Sageni memutuskan untuk pergi meninggalkan Gandari seorang diri saja dan kembali ke asalnya diatas pohon beringin sana .
