Ara harus cepat-cepat kembali ke Indonesia karena mendengar bundanya sakit. Dia sampai harus kehilangan kontrak kerjasama dengan salah satu perusahaan yang sudah lama diincarnya karena mengkhawatirkan kondisi sang bunda. Namun apa yang terjadi di Indonesia tidak sepanik seperti apa yang ada dalam benak Ara.
Bahkan ini semua hanya rencana sang bunda untuk menjodohkan Ara dengan putra dari teman baiknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Niken Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 27
Abimanyu tampak tidak fokus dengan sebuah lagu yang sedang dia mainkan. Dia berkali-kali salah mengambil nada. Padahal dia sangat hapal di luar kepala dengan laguy itu. Tapi setiap kali ada di tengah-tengah lagu dia merasa bersalah dan merasa sangat buruk. Seperti seorang kekasih yang telah melukai bahkan menghancurkan pasangannya sendiri.
Brak!
Abimanyu menendang partitur yang ada di hadapannya. Dia kesal dengan dirinya sendiri yang selalu jatuh berkali-kali. Dia tidak bisa tegas dengan hidupnya sendiri. Dia sendiri tahu kemana hatinya berlabuh namun tubuhnya selalu mengingkari hatinya.
"Sial!"
Abimanyu merasa dirinya tidak berguna. Dia belum bisa merelakan Ara dengan lelaki lain. Namun dirinya sendiri sudah berkali-kali mengecewakan. Abimanyu memang dulu mendekati Ara untuk membuatnya dekat dengan Anggi. Tetapi siapa sangka jika pada akhirnya Abimanyu benar-benar jatuh cinta dengan Aurora Permata Handoko, putri bungsu keluarga Handoko.
Pagi tadi Abimanyu bangun dengan perasaan campur aduk. Ketika dia menyadari telah menghabiskan malam dengan Anggi. Entah apa yang membuatnya merasa bergairah malam itu. Dia merasa bermimpi saja saat itu. Tanpa menyadari bahwa dia telah meniduri Anggi, istrinya.
Tidak ada yang salah dalam masalah ini. Toh, hubungan mereka telah di sahkan secara agama maupun negara. Tetapi entah mengapa, setiap kali setelah tidur bersama Anggi timbul rasa penyesalan yang sangat dalam di diri Abimanyu.
Seperti saat ini dia tidak bisa menyelesaikan lagu yang bahkan dia telah hapal dengan sangat baik. Abimanyu tidak tahu bagaimana dia menjalani rumah tangganya ini. Dia ingin sekali bertemu dengan Ara namun jelas Angga, sahabat baiknya sekaligus kakak iparnya itu pasti akan berusaha menjauhkan Ara darinya.
Angga tidak akan membiarkan kedua adiknya bersikap yang akan membuat nama baik keluarga Handoko tercemar. Abimanyu tahu benar bagaimana kerasnya sikap Anggara Putra Handoko. Lelaki yang mencintai keluarganya itu sangat disiplin tinggi dan menjunjung ketenangan. Dia tidak mau sampai ada sesuatu yang mengguncang kehidupan keluarganya.
"Apapun yang terjadi, pertemuan itu pasti akan terjadi, Ara. Tunggu aku,"ucap Abimanyu dengan mantap. Dia sudah memantapkan hatinya untuk mengatakan penyesalan yang belum sempat dia ucapkan karena Ara pergi ke Paris. Tidak ada lagi komunikasi yang bisa dilakukan Abimanyu. Ara seolah-olah menghilang dari muka bumi.
Abimanyu duduk di sofa dan mengambil handphone nya. Dia melihat pesan yang dia kirim kepada Ara. Hanya di baca tanpa dibalas. Abimanyu yakin Ara sudah tahu kalau itu adalah dia. Ara tidak mungkin lupa dengan inisial namanya.
"Meskipun Angga menghalangi pertemuan kita, aku akan tetap melakukan nya,"janji Abimanyu.
**
Angga dan Kendra menandatangi sebuah kerjasama antara keduanya. Alvin dan juga asisten pribadi Angga mendampingi mereka. Setelah tanda tangan selesai, keduanya saling berjabat tangan.
"Semoga kerjasama kita membuahkan kesuksesan,"ujar Angga.
"Aku yakin dengan kemampuan mu,"ujar Kendra. Kedua nya tersenyum. Dia lelaki tampan dan menjadi incaran para wanita di luar sana itu tampak duduk kembali dengan santai. Kedua asisten mereka meninggalkan keduanya untuk bicara empat mata.
"Ku dengar kalian sempat makan malam bersama,"kata Angga. Kendra tahu kemana arah pembicaraan Angga.
"Ara selalu menganggap ku kekasih salah satu artis di bawah naunganmu,"kata Kendra.
"Nadien?"tanya Angga.
"Ya,"jawab Kendra.
"Apakah kamu menyukai adikku?"tanya Angga langsung.
"Aku belum tahu,"kata Kendra apa adanya. Dia tidak ingin ada salah paham diantara keduanya. Lagipula dia dan Ara baru bertemu beberapa kali bagaimana itu bisa dikatakan suka.
"Aku hanya minta jangan membuatnya berharap kalau memang kamu tidak menyukai nya."
"Aku tahu,"jawab Kendra.
"Kuharap kali ini dia tidak terluka lagi,"pesan Angga.
"Tangisan seorang adik akan menjadi duka mendalam untuk sang kakak,"lanjut Angga.
"Ya, aku mengerti,"jawab Kendra.