Terbangun dari koma, status Alisha telah berubah menjadi istri Rafael. Saat dia masih terbaring tidak sadarkan diri, ayahnya telah menikahkan Alisha dengan Rafael, laki-laki yang menabraknya hingga koma dan mengalami kelumpuhan.
Alisha tidak bisa menerima pernikahan itu, terlebih sikap Rafael sangatlah jauh dari kata suami idaman. Alisha terus memaksa Rafael untuk menceraikannya. Namun, Rafael dengan tegas menolaknya.
Mampukah Alisha bertahan? Atau Rafael menyerah dan menceraikan Alisha?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ceraikan Aku ~ Bab 18
Rafael tadinya ingin marah pada Felix, tetapi saat mendengar pertanyaan Alisha, laki-laki itu pun mengurungkan niatnya. Dia tadi tidak memperhatikan saat istrinya itu tanpa sengaja menguping obrolannya dengan Felix. Alisha yang tadinya ingin bertanya pada Rafael, malah mengurungkan niatnya saat mendengar Felix menyebut nama Melinda.
“Kamu tidak jadi berbelanja?” tanya Rafael mengalihkan pembicaraan. Dia tidak mungkin mengakui pada orang lain apalagi pada Alisha bahwa dia masih menyimpan nama Melinda di hatinya.
"Ya jadi, Mas. Aku tadi cuma mau nanya, apa aku boleh membelikan pakaian juga untuk suster aku?" tanya Alisha. Tampaknya dia juga peduli dan memperhatikan kedua perawatnya itu.
"Terserah kamu Alisha. Uangku tidak akan habis hanya untuk membeli beberapa potong pakaian. Yang jelas, aku mau kamu menyesuaikan penampilan kamu dengan statusmu sekarang. Ingat, kamu adalah istri Rafael Hartono!" jawab Rafael.
"Iya iya ih, takut banget aku bikin malu kamu," balas Alisha. Dia lalu mengajak kedua perawatnya untuk kembali memilih pakaian, pokoknya dia bertekad untuk menghabiskan banyak uang hari ini.
Rafael kembali melanjutkan kegiatannya. Dia membahas pekerjaan bersama asistennya itu. Sementara itu, Alisha sibuk memborong baju.
Rafael menyerahkan sebuah kartu berwarna hitam yang tidak sembarangan orang bisa memilikinya. Hasil belanjaan istrinya sepertinya akan memenuhi mobil, sehingga dia menyuruh toko itu untuk mengirim barang belanjaan Alisha ke rumahnya.
***
***
***
Pagi ini, setelah sarapan bersama, Rafael mengajak Alisha ke gazebo belakang rumah. Hari ini Rafael memang tidak ke kantor karena libur, dia sengaja mengajak Alisha berbicara di belakang rumah karena ingin membahas masalah yang cukup penting.
“Mau bicara apa, Mas?” tanya Alisha setelah mereka sampai di gazebo yang dikelilingi kolam buatan. Beberapa bunga teratai yang mekar membuat pemandangan di sekitar gazebo itu semakin terlihat asri dan tanang.
Rafael tidak langsung menjawab, dia justru memberi penawaran pada Alisha. “Kamu mau naik ke sini?” tanya Rafael sambil menepuk lantai gazebo yang terbuat dari kayu dengan atap yang ditutupi daun alang-alang kering itu.
Alisha mengamati gazebo itu. Dengan keadaannya yang masih lumpuh bukankah Rafael harus menggendongnya supaya bisa duduk di gazebo?
“Kalau mau aku gendong ke sini. Tidak usah pikir lama-lama, keburu aku berubah pikiran,” kata Rafael.
Mereka hanya berdua di tempat itu, kedua perawat Alisha menunggu di teras belakang rumah yang jaraknya lumayan jauh dari mereka.
“Ya sudah hati-hati tapi,” balas Alisha.
Tanpa banyak bicara, Rafael menggendong Alisha dari kursi rodanya. Karena takut terjatuh, gadis itu melingkarkan tangannya ke leher sang suami. Rafael menoleh dan menatap wajah Alisha yang ada dalam gendongannya. Tidak bisa dipungkiri bahwa dia mengagumi kecantikan Alisha yang alami. Kecantikan wanita yang hampir dua bulan ini menjadi miliknya.
“Ayo turunkan aku, Mas! Aku tidak mau kalau sampai terjatuh.” Alisha membuat lamunan Rafael jadi buyar seketika.
Rafael akhirnya menurunkan Alisha dari gendongannya. Setelah memastikan bahwa istrinya itu duduk dengan baik, Rafael berdiri dan berkacak pinggang membelakangi Alisha.
Alisha menatap punggung suaminya yang sama sekali tidak membuatnya tertarik. Meskipun Rafael tampan, tetapi hatinya masih sangat terluka sehingga belum bisa membuka hati untuk siapa pun, apalagi Rafael adalah pria yang temperamen yang bisa bersikap kasar kapan pun saat dia meledak.
“Katanya mau bicara. Kenapa diam saja, Mas?” tanya Alisha saat melihat suaminya hanya diam dan belum juga membuka obrolan setelah cukup lama menunggu.
Rafael berbalik badan dan kini menatap istrinya yang sedang menatap bingung. Dia lalu duduk di samping Alisha dan mulai membuka suara. “Soal perusahaan ibu kamu, saat ini pamanmu sedang berusaha mengambil alih. Dia mengumpulkan dewan direksi untuk menentukan siapa pengganti ayahmu. Bukankah dia saudara tiri ibumu?” tanya Rafael.
Alisha terkejut mendengar informasi yang baru saja Rafael sampaikan. Padahal perusahaan itu hampir bangkrut saat diserahkan pada ibunya. Hingga akhirnya ibu dan ayahnya berusaha mati-matian untuk membangun perusahaan itu lagi. Namun, kenapa sekarang pamannya ingin mengambil alih?
selebihnya mah jelmaan 😈
sadar diri saat sekarat doang
yakin lah pasti dimaafin kok
kan cuma kata maaf doang ya kan.
ogah banget bersimpati sama manusia laknat kayak gitu.
untung alisha tidak memiliki jiwa 😈 dan pendendam seperti saya.