Seorang Gadis manja bernama Alena baru saja di usir oleh orang tuanya, mereka meminta agar anaknya bisa hidup mandiri dalam waktu tiga bulan. Namun tidak disangka semua ini sudah direncanakan oleh seorang CEO muda, yang ternyata sudah menyukai Alena sedari kecil namun tidak diketahuinya.
Bagaimana rencana selanjutnya sang CEO untuk mendapatkan hati gadis manja ini? ikutin terus up terbaru novel ini ya💜
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutia Lastari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mantan Comeback
...Jangan pernah lari dari kenyataan, hadapi dan lawan meski bukan dengan fisik. Kamu hidup untuk berjuang bukan untuk menghindar lalu menyerah. ...
...🍒...
•Hari itu, Alena dan Irene memutuskan untuk pergi ke sebuah toko perhiasan yang ada di salah satu mall terkenal di kota itu.
Karena seokjin telah memberitahunya kalau toko itu adalah miliknya, makan dari itu mereka pergi ke sana.
Saat baru pertama masuk toko, mereka langsung disambut oleh sang kasir.
"Hallo nona nona, ada yang bisa saya bantu?." Tanyanya ramah
Mata Alena langsung tertuju pada sebuah perhiasan yang tertata di meja kasir, karena itu menarik perhatiannya dia langsung menghampirinya.
"Wahh ini bagus banget, aku suka." Alena memegang sebuah gelang
Irene juga ikut melihat lihat perhiasan itu.
"Alena, om seokjin yang punya toko ini. Nanti ketika bayar, kita bilang saja kalau kita kenal dekat dengannya. Jadi sangat mudah untuk meminta diskon hihi." Kata Irene
"Nggak masalah, ayok kita pilih lebih banyak lagi." Ajak Alena
Karena dia menyukai semua perhiasan yang ada dalam kotak itu, Alena pun akan membeli seluruhnya.
"Tolong bungkus kan semua perhiasan ini." Pinta Alena kepada kasir itu
"Baik nona." Balasnya sopan.
Tapi saat dia sedang fokus melihat barang yang lain, tiba tiba ada sebuah tangan yang langsung mengambil perhiasan yang sudah dia pesan tadi.
"Maaf, kamu tidak bisa memilih gelang ini. Karena gelang ini sudah kita pilih." Ucap Alena tanpa menoleh sedikitpun pada orang yang mengambil perhiasannya barusan.
"Memangnya kenapa?." Tanya orang itu dengan jutek.
Saat Alena dan Irene melihat kearah samping, ternyata disana sudah berdiri seorang wanita yang sepertinya mereka kenali.
"Raya Sanjaya? Sifatmu ternyata memang tidak pernah berubah dari dulu, selalu saja menyukai merebut barang orang lain." Tegas Alena.
"Nona raya, silahkan duduk. Aku akan membuatkan teh untukmu sekarang." Kasir itu malah lebih menghormati raya daripada Alena.
Raya dengan percaya diri menyuruh kasir membungkuskan gelang yang dipilih Alena untuk menjadi miliknya.
"Heh!! Dulu kamu merebut pacarnya Alena, dan sekarang kamu datang langsung merebut gelang miliknya. Kenapa? Keluargamu mendapat kekayaan harus dengan merebut milik orang lain ya?." Sindir Irene
"Temanmu sendiri yang gak mampu menjaga pacarnya, kenapa malah marah marah padaku?." Balas raya dengan sombong.
"Barang hanya seharga ratusan juta saja perlu kalian ributkan? Benar benar terlihat kampungan! Kayak gak pernah lihat barang mahal saja. " Lanjutnya meremehkan.
"Aku tahu, keluarga Sanjaya adalah keluarga terkaya kedua di kota ini setelah keluarga kim. Gimana kalau hari ini kamu buktikan kekayaan keluargamu itu." Tantang alena.
"Jangan selalu mengambil barang sampah yang aku buang, kan jadinya kaya pengemis." Tambah Alena
"Apa katamu?." Raya mulai terpancing emosi.
Tiba tiba ada seorang pria yang berlari mendekat kearah raya, dan ternyata itu Leo Mantan Alena dulu yang direbut olehnya.
"Raya, raya kamu gakpapa kan?."dia datang dan memeriksa kondisi pacarnya itu
Raya sengaja membuat Alena merasa panas, tapi Alena sama sekali tidak peduli malah merasa jijik
"Apa apaan ini? Jijik banget." Ujar Irene sambil memperhatikan tingkah pasangan memalukan itu.
"Ooh, ternyata mantan pacar sampah Alena yang dibuang dulu..." Irene menatapnya seperti benar benar jijik.
"Alena." Panggil Leo dengan senyum sombongnya.
"Leo, mantan pacarmu ini selain merebut barangku, dia juga memukul dan memarahiku. Apa yang harus aku lakukan agar dia mau meminta maaf?." Tanya raya
"Apapun idemu untuk membuatnya meminta maaf, aku akan mengikutinya." Balas Leo
"Hmm suruh dia berlutut di depanku, dan meminta maaf. Atau Carikan dia beberapa pria agar bisa bersenang-senang." Saran Raya
"Apa? Kamu mau cari pria buat Leo?." Alena pura pura tidak mendengar
"Diam!!." Bentak Leo
"Kamu itu ngga ada apa apanya dibanding raya. Raya, kamu itu tidak bisa dibandingkan dengan wanita kampung*n ini. Karena itu hanya akan merendahkan harga dirimu." Leo memegang tangan raya seperti sepasang kekasih.
"Terlalu menjijikan melihat adegan seperti ini, rasanya aku ingin memasukan mereka berdua kedalam karung lalu ku pukul habis habisan." Bisik Irene
"Apa kamu mau melihat mereka saling gigit?." Balas Alena berbisik juga
Kedua sahabat itu lalu saling bertatapan, mereka sepertinya punya ide cemerlang kali ini.
"Leo, melihatmu begitu merendah di depan raya. Membuat hatiku jadi sakit sekarang." Alena berakting sambil memegang dadanya
"Hah?." Leo terkejut sampai dia membuka mulut lebar
Karena kesal, raya menarik dagu Leo agar mau melihat kearahnya.
"Mantanmu ini ternyata masih peduli padamu, kamu memang sepertinya senang menarik perhatiannya." Raya mendorongnya kesal.
"Nggak nggak, raya didalam hatiku cuma ada kamu. Sungguh." Leo bersumpah ketakutan
Sebenarnya dari segi harta, raya memang lebih kaya. Dan dia merebut Leo dari Alena dulu hanya karena Leo laki laki paling populer di kampus.
"Berlututlah." Titah raya dengan angkuh.
Leo terkejut mendengarnya, dia tidak percaya raya akan menyuruhnya melakukan hal itu.
"Raya, kenapa kamu perlakukan Leo seperti ini? Dia itu bukan hewan, yang bisa berlutut di depanmu.", Alena memperkeruh suasana, dia memang sengaja.
"Berlututlah, cepat jangan buat aku marah." Raya bahkan sampai menendang kaki Leo
Alena dan Irene hanya tertawa, mereka memang sengaja melakukannya untuk mengadu domba antara mereka berdua.
Leo dengan raut wajah sedih dan merasa di rendahkan akhirnya tidak punya pilihan lain, selain menuruti keinginan raya.
"Sudah lihat? Pria yang dulu membuatmu tergila gila dulu, sekarang sedang berlutut di depanku. Dia bahkan cuma pantas jadi hew*n pelih*raan. " Ucap raya sombong
Alena sambil mengulum tawa hanya bisa mengangguk. Alena berpura pura sakit dada dan berakting hampir terjatuh sampai dipegang Irene.
"Irene sepertinya aku akan mengalami serangan jantung, coba lihatlah dia. Benar benar kasihan huhu." Mereka berdua jika akting selalu totalitas, padahal mereka menahan tawanya mati matian.
Dan akhirnya
"Haaaaaaaaaaa." Alena dan Irene berteriak dan tertawa girang bersama sampai terpingkal-pingkal.
Raya yang melihat itu langsung heran, kenapa ekspresi mereka tiba tiba berubah.
"Bukankah kalian merasa kasihan dengannya?.", tanya raya.
"Mana mungkin aku merasa kasihan padanya, cuma kamu orang bod*h yang mau sama dia. Kalau aku melihatnya terus, aku takut mataku malah jadi bintitan hahaha." Ledek Alena
"Si*l, jadi kamu sengaja menjebakku tadi?." Leo bangun dari posisinya dan menunjuk Alena kesal.
"Benar, siapa suruh kamu bod*h? Bagus juga sih kaya gini, setidaknya kalian Tidak merugikan orang lain. Wleeeee." Alena dengan lucu terus meledeknya
Karena terlanjur kesal, Leo lalu mau menamp*rnya. Tapi jelas pergerakannya sudah terbaca duluan oleh Alena, dan dia dengan cepat bisa menghindar.
"Dasar wanita murah*n." Kesal Leo, lalu
Plakkkkkkkkk
Malah Alena yang berhasil menamp*rnya,
"Yess, huhuuuu." Irene dan Alena berjingkrak senang seperti anak kecil baru mendapat hadiah
"Rasain kamu, mau memukul Alena tapi malah kena batunya sendiri." Sekarang giliran Irene yang meledek.
"Si*l banget sih, baru keluar rumah sudah bernasib buruk hahaha." Ledek Alena
"Ayo pergi Irene, apapun yang kamu mau aku pasti belikan." Ajak Alena
"Horee, oke." Irene senang dan mereka berdua tidak memperdulikan pasangan itu.
"Dasar kamu tidak berguna.", ucap raya kesal pada Leo.
Alena dan Irene sudah memilih barang yang akan mereka beli, dia memberikan kartu kepada kasir untuk membayar.
"Silahkan gesek kartunya." Alena menyodorkan sebuah kartu.
"Semua yang dibawanya aku beli." Raya langsung menyodorkan kartunya ke tangan kasir itu...
Hallo
Gimana udah greget belum?