NovelToon NovelToon
Love Delayed Mas Santri

Love Delayed Mas Santri

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari dari Pernikahan / Konflik etika / Pemain Terhebat / Romansa / Kontras Takdir / Enemy to Lovers
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Lina Handayani

Sekuel Sincere Love My Husband.

"Jika mubtada saja membutuhkan khobar untuk membuat sebuah kalimat, maka Azura juga membutuhkan A Mahen untuk dijadikan imam dunia akhirat," ucap Azura dengan senyuman manis di bibirnya.

"Belajar dulu yang bener! Baru bisa menikah," cetus Mahen dengan wajah datar tanpa ekspresi.

Patah hati mampu membuat seorang laki-laki berparas tampan rupawan itu kehilangan jati dirinya. Mahendra Dirgantara dihadapkan dengan kenyataan, jika dirinya dikhianati dan dibuat patah hati oleh seorang wanita yang dicintainya.

Perginya Rima di dalam hidupnya, seakan membuat Mahendra hancur, sampai nekad mengakhiri hidupnya. Namun berhasil dicegah, tetapi laki-laki itu malah menjadi berubah drastis. Cuek, dingin, menyeramkan. Itulah dirinya sekarang.

Sampai suatu hari, Mahendra dipertemukan dengan seorang wanita cantik di masa kecilnya yang berusaha keras, meluluhkan hati yang sudah terkunci itu.

Akankah Mahen luluh oleh Azura? Atau memilih Rima kembali? Ikuti kisahnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lina Handayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 26 : Bertemu Kembali

..."Rasanya begitu berat untuk menatap wajahnya yang menyakitkan untuk dilihat. Jika saja bisa pergi dari dunia, maka lebih baiknya aku atau dia yang tak akan pernah kembali bersama."...

...~~~...

Pagi hari telah tiba, matahari mulai memunculkan sinarnya. Dedaunan yang hijau terluka begitu indah dengan wangi bunga yang begitu menarik perhatian kupu-kupu yang berterbangan. Dunia yang penuh lika-liku perjalanan, sekarang akan memulai lembar baru lagi dalam cerita.

Di dalam sebuah rumah yang begitu mewah. Terlihat seorang wanita cantik yang baru saja mandi pagi, karena menginap di rumah omnya bersama Humaira. Malam hari sewaktu Azura ingin pulang ke rumah, Umma Arumi memintanya untuk menginap di rumahnya itu, karena sudah malam. Untuk itu pun, Azura menerimanya sebab Umma Arumi sudah terlanjur izin kepada kedua orangtuanya itu.

Sekarang Azura baru saja menyelesaikan menggunakan hijab yang selalu ia pakai, karena Ummi Safa memintanya untuk tidak membuka penutup kepala itu, karena kata umminya itu mahkota perumpuan itu berada di kepala bukan di kaki, sehingga perempuan meski menjaga keindahan mahkota itu dengan menutupinya dari pandangan mata jahat.

Dengan menatap pantulan kaca rias, membuat Azura hanya bisa menatap dirinya yang rapih, bukan sekedar kepura-puraan yang membuatnya begitu kuat.

"Huh, mungkin sekarang bukan saatnya aku untuk berjuang, karena rasanya tidak mungkin lagi untuk bersaing dengan masa lalunya," ucap Azura dengan tatapan yang begitu pilu.

Namun, tidak lama dari itu Humaira masuk ke dalam kamarnya, karena Mahen telah bersiap untuk mengantarkan Azura pulang ke rumah kedua orangtuanya itu.

"Kak Azura, sudah siap? Itu Kan Mahen sudah menunggu Kak Azura di depan," ucap Humaira soraya mendekat kepada Azura.

Azura langsung berbalik untuk melihat wajah Humaira dan tersenyum, seakan ia baik-baik saja di hadapan semua orang.

"Iya, Azura sudah siap kok. Ayo, sekarang bkita ke luar," jawabnya dengan menghampiri Humaira yang berjalan mendekati Humaira.

"Ayo, Humaira antar ke depan." Humaira menggandeng tangan Azura selayaknya teman.

Dan pada saat keduanya sampai di bawah. Azura menghampiri om dan tantenya untuk berpamitan, kerena hari ini ia harus kembali ke rumahnya.

"Om Alaska, Tante Arumi. Azura mau pamit pulang dulu ya?" ucap Azura sembari menyalami tangan kedua orang tua dari Mahendra itu.

"Loh, kok sekarang? Masih pagi ini, kamu juga belum sarapan Azura, sarapan dulu di sini," kata Umma Arumi kepada ponakannya itu.

"Iya, Azura. Sarapan dulu di sini, biar di jalan enggak pusing," ucap Baba Alaska yang sama-sama meminta gadis itu untuk sarapan bersama.

Azura langsung tersenyum dan menjawab, "Terimakasih Tante, tapi A Mahen sudah menunggu Azura di depan."

"Enggak papa, biar Mahen ke sini dulu dan sarapan bareng kita. Mahen juga belum sarapan tuh, masa mau pergi dengan perut kosong? Kan itu enggak baik loh," ujar Umma Arumi sembari tersenyum simpul.

"Enggak papa, Umma. Azura sama Mahen mau sarapan di luar saja," sahut Mahen dari pintu ruang utama sembari menghampiri kedua orangtuanya itu.

Sontak, semua orang di dalam rumah itu menatap kepada Mahen yang berjalan mendekati meja makan, dengan tersenyum tipis dan itu mampu dilihat oleh Azura.

Azura malah bengong mendengarkan jawaban dari Mahen. Perkataannya seperti mimpi, karena selama ini Mahen tidak pernah menunjukan sikap yang seperti itu kepada dirinya.

"Cie-cie, Kak Mahen mau ajak makan Kak Azura di luar, cie ada apa ni?" ucap Humaira dengan menyenggol tubuh Azura yang berada di sampingnya.

Azura yang digoda seperti itu langsung tertunda malu-malu, karena memang ia menyimpan perasaan kepada Mahen.

"Enggak boleh gitu Humaira nanti Azura malu," kata Umma Arumi yang melihat Azura nampak tersipu.

"Iya, Umma. Humaira mau makan di sini saja, biar Kak Mahen sama Kak Azura di luar saja tuh," balas Humaira sembari duduk di kursi makan.

Umma Arumi hanya menggelengkan kepalanya saja, karena anak keduanya itu selalu saja Dan tingkahnya.

"Mahen, kamu yakin mau bawa Azura makan di luar? Lebih baik di sini saja, karena jalanan pagi di luar selalu macet, nanti Azura kelaparan," ujar Baba Alamat memberikan usulan.

"Enggak kok Ba, Mahen mau ajak Azura makan di cafe kita. Dan itu tidak jauh dari rumah ini," kata Mahen dengan meyakinkan Baba Alaska.

"Ya udah, kalau begitu hati-hati di jalannya! Antarkan pulang Azura ke rumahnya dengan selamat, oke?" ucap Baba Alaska dengan memegang pundak Mahen.

"Iya, Baba. Mahen sama Azura pamit dulu. Ummi Mahen juga panit antarkan Azura pulang dulu," kata Mahen sembari menyalami tangan Umma Arumi dan Baba Alaska.

"Iya, Nak. Jangan ngebut-ngebut di jalannya!" seru Umma Arumi dengan mengingatkan sang putra.

"Dan jangan sampai lupa sarapan di luarnya," kata Humaira yang menambahkan ucapan dari Umma Arumi sembari mengedipkan sebelah matanya.

"Iya pasti dong, Dek. Assalamualaikum," sahut Mahen dan segara berjalan keluar sana Azura.

Sampai di mana, Azura masuk ke dalam mobil mewah milik Mahen. Di dalam mobil keduanya hanya saling diam saja, sampai Mahen membawa Azura ke seluruh cafe kelurganya.

"Ayo, kita sudah sampai. Kita akan sarapan di sini, sebelum kamu pulang ke rumah Om Ibrahim," ucap Mahen sembari membuka pintu mobilnya dan Azura hanya menatap Mahen saja.

Sampai di mana, Mahen membuka pintu untuk Azura keluar dari dalam mobil itu. Nampak keduanya seperti sepasang kekasih yang menarik perhatian semua orang di dalam cafe itu yang melihat ke arah luar.

"Ayo, kita sudah sampai." Mahen mengajak Azura keluar dari mobil itu dengan sikap yang berbeda dan tidak dingin lagi.

"Iya, A Mahen. Azura bisa sendiri kok," uvao Azura yang keluar dari dalam mobil sembari berjalan bersama Mahen ke dalam cafe.

Di sela-sela jalannya, Azura sekilas menatap Mahen yang nampak berbeda tidak seperti biasanya lagi.

"Saat aku telah berniat untuk menyerah, tapi kenapa sikapmu menjadi menghangat seperti ini A Mahen? Azura semakin sulit untuk melupakan A Mahen," gumam Azura di dalam hatinya, kerana melihat perhatian kecil yang Mahen tunjukan kepadanya.

Namun, baru saja duduk di kursi dan Mahen memesan makanan. Tiba-tiba saja Mahen menatap wajahnya dengan begitu dalam.

"Eemmm ... Azura, aku sebenarnya ingin mengatakan bahwa aku ...," ucap Mahen dengan menunduk karena sadar akan kesalahannya itu.

"Aku apa? Memangnya apa yang ingin A Manhen katakan?" tanya Azura dengan begitu penasaran.

"Mahen ingin mengatakan ...," jawab Mahen dengan kembali meyakinkan dirinya bahwa apa yang akan dikatakannya itu sebuah kebenaran.

"Ya, katakan saja," sahut Azura dengan meyakinkan Mahen yang nampak ragu untuk mengatakan kepadanya.

"Mahen, kamu di sini? Wah kebetulan sekali kita bertemu lagi," ucap seorang wanita berambut panjang yang menghampiri meja Mahen dan Azura, sembari menatap laki-laki tampan yang tengah duduk itu.

Deg.

.

.

.

Hayo siapa tuh wanita yang menganggu? Penasaran kan? Berikan like sama komentar kalian yang banyak dulu ya! Jangan sampai ketinggalan loh!

1
Riana
semangat update ny
Seuntai Kata: Wah, siap kak. Terimakasih banyak udah kasih ulasan bagus. Semoga betah ya bacanya 😊🙂
total 1 replies
🙃 ketik nama 💝🎀🌈🌴
mampir kakk...
lanjut....
Seuntai Kata: Terimakasih banyak Kak, udah mampir. Semoga suka ya sama ceritanya. Ini sebentar lagi muncul bab barunya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!