NovelToon NovelToon
The Mystery Of Life: MAGICAL TREE

The Mystery Of Life: MAGICAL TREE

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / Cintapertama / Romansa Fantasi / Diam-Diam Cinta / Cinta Murni / Fantasi Wanita
Popularitas:430
Nilai: 5
Nama Author: Carmellia Amoreia

Seorang wanita bernama Nairiya yang saat ini berusia 23 tahun yang merupakan seorang pianis di acara pernikahan temannya itu tiba-tiba mendapatkan tugas dari bayangan malaikat untuk menyelamatkan temannya yang akan menikah itu.

Namun Nairiya malah terluka parah akibat menyelamatkan temannya itu, rupanya temannya itu lah yang memiliki niat jahat kepadanya.

Bayangan malaikat itu meminta Nairiya untuk mengembalikannya ke dalam pohon dan ternyata setelah kembali ke dalam pohon, seorang pria bernama Leonardo yang diduga adalah bayangan malaikat itu akhirnya sadar dari komanya dan mengingat semua kejadian itu.

Apakah bayangan itu akan meninggalkannya sendirian? Atau membantunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Carmellia Amoreia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 20 - THE SURPRISE

Saat jam dinding telah menunjukkan pukul 3 sore, di dalam sebuah restoran sushi yang terletak di dalam pusat perbelanjaan itu.

Terlihat Meirilyn yang sudah selesai melakukan pekerjaannya dan kini ia sedang membereskan semua barang-barangnya di sebuah ruang karyawan yang ada di sana bersama beberapa koki lainnya. Untuk shift sorenya setelah shift pagi yang diisi oleh Meirilyn akan diganti oleh koki sushi yang lain.

Terlihat juga beberapa rekan kerjanya yang lain, salah satunya yaitu bapak Elliot yang baru saja mengganti pakaiannya di kamar mandi dekat sana yang sebelumnya menggunakan seragam koki, sekarang ia mengenakan atasan kemeja berlengan panjang berwarna coklat tua dengan bawahan celana panjang abu-abu.

Ia merupakan rekan kerjanya dan saat ini telah berumur 33 tahun terlihat sedang berjalan keluar dari kamar mandi dengan membawa seragam kokinya itu di lengan kanannya sambil menoleh ke arah Meirilyn yang sedang minum air dari botol minumnya yang berwarna hitam itu lalu bertanya.

“Kamu yakin akan meracuninya sendiri? Mau aku bantu kah?” tanya bapak Elliot sambil berdiri di belakangnya saat itu dengan nada bicara yang agak meragukan kemampuan Meirilyn itu.

Meirilyn yang masih mengenakan seragam koki itu pun langsung berhenti meminum dan menutup botol minumnya itu lalu menoleh ke wajahnya bapak Elliot dengan perasaan yang tidak yakin dan tidak percaya, ia pun bertanya kepadanya untuk memastikan apa yang ia dengar itu benar.

“Apa bapak yakin? Ini berbahaya lho” tanya Meirilyn dengan tersenyum kecil ke arahnya.

“Yakin kok, nanti tinggal bilang aja kamu butuh apa” jawab bapak Elliot sambil membantu Meirilyn melepaskan apronnya itu dengan melepas tali apron yang diikat di pinggangnya itu.

Meirilyn pun memasukkan botol minumnya itu pun kembali ke dalam tas ranselnya yang berwarna merah tua itu dan melepaskan apronnya itu dari tubuhnya sambil menjawabnya kembali.

“Ya sudah, nanti hari kamis ini aku kabarin lagi”

Tak lama kemudian, terlihat Anthoniel yang mendengar semua pembicaraan mereka dari kamar mandi baru saja mengganti pakaiannya dan berjalan keluar dari kamar mandi dengan membawa seragam kokinya itu lalu ia pun langsung menatap wajah Meirilyn yang juga rekan kerjanya itu dengan tatapan yang tidak biasa.

Setelah itu, Anthoniel yang seumuran dengan Meirilyn pun berjalan menghampirinya dan menjawabnya dengan raut muka yang tidak percaya, “Lah ini beneran mau racunin?” 

“Beneran dong” jawab Meirilyn sambil meletakkan apronnya itu kembali pada tempatnya yaitu di meja yang terletak dekat kamar mandi di sana.

Anthoniel pun memasukkan seragam kokinya ke dalam tas ransel hitamnya yang tidak jauh dari tas ranselnya Meirilyn itu lalu menjawabnya kembali dengan nada bicara yang lebih tinggi dan terdengar sangat kesal itu

“Padahal itu kan temanmu sendiri lho!!, ada masalah apa kalian?” kata Anthoniel sambil merasa kebingungan dan tidak mengerti bagaimana orang bisa sejahat itu dengan temannya sendiri.

Meirilyn pun mengeluarkan pakaian gantinya dari dalam tasnya itu dan berkata kepada Anthoniel dengan nada bicara yang santai.

“Sudahlah tidak apa-apa, ini juga bukan urusanmu" jawab Meirilyn sambil menoleh ke arah Anthoniel yang tidak jauh darinya itu.

Anthoniel pun langsung berkata kepadanya dengan raut wajahnya yang kesal lalu menghela napas panjang dan berteriak kepadanya, "Itu kan temanmu sendiri lho!! Apa kamu tidak takut dipenjara??"

Meirilyn yang dari tadi sedang berjalan ke arah kamar mandi itu akhirnya berhenti sebentar lalu menoleh ke arah Anthoniel sambil tersenyum lebar dan menjawabnya kembali.

"Ahh sudahlah, aku sudah tidak peduli lagi” jawab Meirilyn dengan nada bicara yang pelan dan santai seolah tidak terintimidasi oleh teriakannya Anthoniel itu serta menatapnya dengan tajam.

“Oh oke kalau begitu, semangat ya” jawab Anthoniel dengan nada bicaranya yang terdengar sedikit gemetar karena ketakutan setelah melihat dan mendengar respon Meirilyn yang tetap santai itu sambil mengangkat tas ranselnya dan menggendongnya di belakang.

Meirilyn pun lanjut berjalan menuju kamar mandi untuk berganti pakaian dan beberapa menit setelah ia ganti pakaian, ia yang saat ini mengenakan atasan kemeja berwarna jingga muda serta bawahan celana rok berwarna merah tua pun berjalan keluar dan melihat beberapa rekan kerjanya yang sudah pulang terlebih dulu.

Ia berjalan menuju tas ranselnya itu yang terletak di atas kursi lalu memasukkan seragam koki ke dalamnya dan menutup tas ranselnya itu lalu menggendongnya ke belakang dan berjalan pulang meninggalkan beberapa rekan kerja lainnya.

Saat ia sedang berjalan keluar dari pusat perbelanjaan itu tiba-tiba seorang pria berjalan menghampirinya dengan membawa sebuah balon berwarna merah muda dan sebuah kue red velvet kesukaannya Meirilyn.

Terlihat di depan Meirilyn sesosok pria dengan mengenakan atasan kemeja berwarna abu-abu dengan bawahan celana panjang yang berwarna cokelat biasa dan menggunakan sepatu sneakers hitamnya sedang berjalan mendekatinya dari depan dan ketika sudah dekat dekatnya, ia pun berusaha untuk menghindarinya dengan berjalan lebih ke kanan agar tidak menabraknya. Namun pria itu tetap menghalangi jalannya sambil tersenyum.

Karena kesal, Meirilyn pun menatap wajah pria yang ada di depannya tersebut dengan raut wajah yang sudah muak. Namun saat ia menyadari bahwa pria itu adalah Ghaleo, ia pun langsung mengubah raut wajahnya menjadi tersenyum ramah kepadanya dengan perasaan yang sedikit kaget dan tidak menyangka jika Ghaleo akan melakukan semua hal manis ini kepadanya.

Setelah itu, Ghaleo pun langsung berkata kepadanya dengan nada yang ceria dan senang, “Happy Birthday My Girl!!’

Meirilyn pun langsung tersenyum lebar karena merasa sangat bahagia, lalu ia pun menerima sebuah balon merah muda itu dan mengambil sebuah kue itu dan langsung memeluknya dengan erat di saat itu juga.

Meirilyn berkata kepadanya sambil terharu sedikit mengenai usahanya yang sangat menyentuh hati itu, “Ahh terima kasih banyak ya”

Ghaleo pun memeluknya kembali dengan kedua tangannya lalu setelah beberapa saat, ia pun melepaskannya dan melihat ke arah matanya Meirilyn yang terlihat sedang terharu itu.

“Kamu cantik banget hari ini” Kata Ghaleo dengan raut wajah yang seperti terpana melihat kecantikannya Meirilyn itu.

Meiriyn mendorongnya dengan kencang lalu menjawabnya sambil tersenyum lebar, “Ahh kamu ada aja”

Meirilyn pun berjalan melewati Ghaleo, namun pergerakannya terhenti karena tiba-tiba tangan kanannya sedang ditahan oleh Ghaleo dengan digenggamnya erat-erat.

Meirilyn menatapnya dengan tatapan yang kesal lalu menarik tangan kanannya tersebut ke arah dirinya sendiri dan secara tidak sengaja hal itu membuat Ghaleo juga terlempar ke arah dirinya dan lebih dekat lagi berada di depannya sambil menatapnya dengan dalam.

Ghaleo pun menatap dengan dalam ke arah bibirnya Meirilyn tersebut lalu ia mendekatkan kepalanya dengan tujuan ingin menyentuh bibirnya Meirilyn dengan bibirnya sendiri yang berarti ia ingin menciumnya dengan perlahan memejamkan matanya tersebut.

Dengan cepat, Meirilyn menoleh ke arah lain dan berjalan sesuai arah tersebut dengan seluruh wajah yang terlihat memerah karena merasa sangat malu dan meninggalkan Ghaleo di belakang tertinggal darinya.

Beberapa saat setelah ia berjalan tanpa memedulikan Ghaleo yang tertinggal itu, tiba-tiba terdengar suara Ghaleo tepat dari belakangnya sedang berkata kepadanya sambil berjalan mengikutinya dan menyamakan kecepatan jalan kakinya itu dengan Meirilyn yang sedang berjalan dengan cepat itu, “Sehabis ini, apakah kamu mau karaokean bareng?”

“Kamu pasti mau mabuk-mabukkan lagi kan?” jawab Meirilyn sambil tersenyum tipis melanjutkan langkah kakinya yang cepat itu.

Ghaleo pun menjawabnya sambil tertawa kencang, “HAHA iya benar”

Meirilyn pun menjawabnya dengan nada bicara yang terdengar sangat tidak tertarik itu, “Aku lagi ga mood karaoke”

“Oh iya? Tumben banget, kalau begitu ayo ke photobooth” ajak Ghaleo dengan nada bicaranya yang sangat ceria itu.

Meirilyn tiba-tiba berhenti berjalan dan menghadap ke arahnya dengan tatapan matanya yang sangat tajam itu, “HAHA kamu aja sendiri”

“Nanti aku yang bayarin dehh” jawab Ghaleo dengan menatap kembali kedua matanya Meirilyn itu

“Oke boleh kalau begitu” jawab Meirilyn sambil tersenyum lebar ke arahnya.

Setelah itu, Ghaleo pun menarik tangan kanannya Meirilyn dengan senang lalu bergandengan bersamanya dan berjalan berdua ke arah photobooth yang berada tidak jauh dari sana sambil tersenyum bahagia. Meirilyn pun menatapnya kembali dengan raut wajah yang senang.

1
Sinho
sedikit saran, tolong dikurangi kata 'itu' terlalu banyak dan aneh, semangat kak
Alpha Betha
Lanjutkan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!