Pernikahan yang awal bahagia harus goyah saat sang mantan istri dari suami Delia Ismawati kembali dari Hongkong. Mampukah Delia mempertahankan rumah tangganya dengan Husni sang suami?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khaula Azur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KETIKA MANTAN ISTRI KEMBALI
Bab 26
"Sudah sana Bu, bukain pintunya siapa tahu penting." Laki-laki paruh baya.
Wanita paruh baya itu berjalan mendekati pintu.
"Mau cari siapa?."
Mobil berwarna hitam milik Husni berhenti di depan rumah sakit, tempat dimana Dita di periksa. Husni turun dari mobilnya, terlihat Rindu melangkah menggandeng putri sulung mereka hendak keluar.
"Itu ayah kamu sayang!." Rindu sambil jari manisnya menuding kearah Husni yang berdiri di depan mobil, memberitahu Dita.
Dita nampak senang ia melepas pegangan ibu kandungnya, Dita langsung berlari kearah sang ayah tercinta.
"Ayah..." Teriak Dita memanggil Husni.
"Hey... Sayang, jangan lari-lari kamu, kan. Lagi sakit!." Tegur Husni pada sang anak. Dita memeluk ayahnya erat, Husni membalas pelukan Dita.
"Eh, iya! Abis Dita kangen banget sama ayah." Dita salah tingkah, ia hampir saja lupa sedang pura-pura sakit.
"Ayah juga kangen banget sama kamu sayang, makanya ayah langsung kesini begitu denger kakak sakit." Husni mengelus rambut panjang Dita.
"Maaf ya, mas! Jadi ngerepotin kamu jadinya." Rindu yang sudah bergabung antara ayah dan anak itu.
"Gak masalah, justru aku akan marah kalau kamu tidak memberitahuku, kalau Dita sakit." Husni.
"Yess.. Ternyata bener juga kata ibu, kalau mas Husni paling tidak tega kalau tahu anaknya sakit, Hmm.. sepertinya aku bisa manfaatin Dita supaya aku bisa rujuk lagi dengan kamu, Mas! Dan menyingkirkan wanita itu dari kehidupan mas Husni." Rindu dalam hati yang diam-diam tersenyum licik.
"Ya sudah, aku antar kalian pulang, tidak ada keperluan lagi, kan. Disini?." Tanya Husni pada anak dan mantan istrinya.
"Iya, Mas. Ayo sayang masuk!." Titah Rindu.
Rindu dan Dita masuk mobil Husni, mereka duduk di jok belakang sementara Husni di depan sambil menyetir mobilnya. Husni melajukan mobilnya meninggalkan area rumah sakit. Dalam perjalanan mereka tak ada yang bersuara, hening.
"O, ya. Apa kata dokter? Dita sakit biasakan?." Husni memecahkan keheningan.
"Iya, Mas, Dita sakit biasa kok! Mungkin karena cuaca yang gak menentu aja." Rindu jawabnya.
"Alkhamdulillah."
Husni menghela nafasnya lega dan bersyukur.
"O ya, mas. Delia gak keberatan, kan. Kalau kamu jemput Dita." Tanya Rindu sok peduli.
Husni hanya mengangguk.
Setelah menempuh beberapa puluh menit, akhirnya mereka sudah sampai di rumah Bu Susi.
Rindu membantu Dita melepas selt bell nya.
"Sekali lagi makasih ya, mas!." Ucap Rindu basa basi.
Husni hanya mengangguk kepala saja. Dita dan Rindu keluar dari mobil milik Husni.
"Kamu mau mampir dulu gak, Mas?." Tanya Rindu.
"Gak, ini sudah malam! Lain kali saja." Husni tolaknya.
Rindu dan Dita pun masuk ke rumahnya.
Ketika mobil milik Husni hendak mundur untuk meninggalkan pekarangan rumah Bu Susi, Husni menoleh ke belakang. Ia melihat sesuatu yaitu sebuah kresek tergeletak di jok belakang, yang tadi di duduki Rindu. Tangan Husni terulur ke belakang mengambil kresek itu, Husni membuka kresek itu yang ternyata ada obat di dalamnya.
"CK.. ceroboh sekali dia." Husni berdecak, terpaksa Husni turun dari mobilnya untuk memberikan obatnya pada mereka.
Husni melangkah kakinya di depan rumah Bu Susi. Samar-samar ia mendengar orang berbicara, ketika Husni sudah sampai di depan pintu yang sedikit terbuka.
"Ternyata ibu benar, mas Husni dia tidak tega jika tahu anaknya sakit." Suara seorang wanita yang tentu tak asing bagi Husni, ya, suara itu adalah suara Rindu.
"Ibu juga bilang apa! Husni itu mana tega liat anaknya sakit." Suara wanita yang juga Husni kenali yaitu suara Bu Susi.
"Ternyata mas Husni itu gampang banget ya, Bu. Di bohongi sama kita? Padahal kan Dita gak sakit apa-apa." Rindu ucapnya tanpa tahu jika Husni mendengar percakapannya dengan ibunya.
Deg..
Seketika dada Husni bergemuruh panas. Ia pun teringat ucapan sang istri, Delia. Yang memberitahu Rindu berbohong. Namun sayangnya justru ia sendiri yang tak mempercayainya ucapan Delia. Husni sudah tidak dapat menahan emosinya.
Prok..
Prok..
Prok..
Suara tepukan tangan Husni mengagetkan kedua ibu dan anak itu, Bu Susi dan Rindu yang langsung membulatkan mata mereka. Mereka langsung gugup dan panik takut Husni mendengar percakapan mereka.
"He.. bat. Luar biasa! Akting kalian sungguh sangat bagus." Husni dengan ketus tatapannya sangat tajam membuat Rindu dan Bu Susi takut.
"Mm.. mas. Ka. Kamu?." Rindu gugup.
"Kenapa? Terkejut ya, aku sudah dengar semuanya." Husni bentaknya tak peduli pada rasa hormat untuk mantan ibu mertua.
"Kamu keterlaluan, Rin. Kamu manfaatkan anak kecil untuk berbohong. Apalagi berbohong tentang sakitnya." Husni murka.
"Mas, aku minta maaf. Aku lakuin itu karena aku mau rujuk sama kamu." Rindu.
"Rujuk? Jangan mimpi, kamu! Aku bahkan tidak berpikir atau membayangkan untuk rujuk sama kamu." Husni.
"Nak, Husni. Tolong kembali lah sama anak saya Rindu, dia ternyata masih mencintai kamu." Bu Susi tuturnya.
"Kenapa Bu Susi meminta saya rujuk sama Rindu? Bukannya kata ibu, Rindu bisa mendapatkan laki-laki yang lebih segalanya dari saya? Bahkan ibu yang terus memaksa saya menandatangani surat cerai, karena saya pria yang gak berguna? Itu yang ibu katakan waktu itu bukan?." Husni mengingatkan perbuatan masa lalu mantan ibu mertuanya pada dirinya.
Bu Susi terdiam seketika tak mampu melawan ucapan Husni lagi.
"Dan, kamu Rindu, jangan harap setelah ini aku akan percaya lagi sama kamu." Husni memberi peringatan.
Husni melempar kresek obat itu ke lantai. Ia pergi meninggalkan rumah Bu Susi dengan membawa amarah yang berkecamuk.
"Giman ini, Bu? Mas Husni marah besar sama Kita." Rindu pada ibunya.
"Lagian kamu sih? Kenapa gak pastiin Husni udah pergi atau belum." Bu Susi menyalahkan anaknya.
"CK.. ya. Mana aku tahu, Bu?." Rindu yang tak ingin di salahkan.
Husni yang masih dalam perjalanan pulangnya, menyetir mobilnya sambil melamun. Sungguh ia merasa telah di tipu mentah-mentah oleh mantan istrinya. Dan betapa bodohnya ia tak mempercayainya istrinya yang jelas-jelas sudah memberitahu. Husni termenung, ia teringat pertengkarannya dengan sang istri, sebelum ia menemui anaknya yang "katanya" sakit. Husni memejamkan matanya mengingat ucapannya yang menyakiti hati Delia. Husni membuka mulutnya dan menarik nafasnya yang sesak. Husni akui dia sudah di bodohi dan sudah sangat melukai hati sang istri atas perilakunya dan ucapannya. Husni memukul setir mobilnya beberapa kali.
"Arrgghh.." teriak Husni frustasi.
"Delia, semoga kamu memaafkan aku, sayang!." Husni.
"Ya, aku harus meminta maaf sama Delia." Ucap Husni pada diri sendiri.
"Harusnya aku lebih mempercayai kamu, Del! Aku memang bodoh." Husni merutuki kebodohannya sendiri.
JANGAN LUPA DUKUNGANNYA GUYS..