NovelToon NovelToon
Istriku Canduku 2

Istriku Canduku 2

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Contest / badboy / cintamanis
Popularitas:43M
Nilai: 4.9
Nama Author: Elis Kurniasih

Seorang gadis mandiri yang bernama Permatasari Anindya atau biasa dipanggil Sari, selalu gagal dalam menjalin hubungan.

Namun saat, ia mantap dengan pilihannya, tiba-tiba malapetaka itu terjadi, persis di tengah keraguan pada kekasih pilihannya yang tertangkap basah tengah bersama wanita lain.

Malapetaka yang membawanya pada seorang pria brengsek, yang telah mengikatnya diam-diam. Pria brengsek yang mulai candu akan tubuh Sari.

Siapakah pria brengsek itu? Siapakah pria yang Sari pilih? dan apakah ia akan bahagia?

Simak lagi ya guys
"Istriku Canduku 2"
Part David Sari

sebelumnya "Istriku Canduku" Part Mario Inka.

Novel ini novel dewasa, mengandung unsur 21+
Mohon untuk bijak membacanya 🙏

Terima kasih

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elis Kurniasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

keluarga hangat

“Bu, kenapa sih itu orang masih aja di sini? Kok ngga pulang-pulang.” Keluh Sari, saat ia dan sang ibu tengah menata masakan dan penyiapkan perlengkapan makan siangnya di meja makan.

“Lah, mana ibu tau. Lagian kelihatannya ayah dan adikmu senang sekali berbincang dengan bule itu.” Jawab Ratih.

Benar sekali, saat ini memang Teguh dan Ardi sedang berada di ruang tamu, menemani David di sana. Teguh malah antusias, ketika mengetahui bahwa David berkewarganegaraan Inggris, Ardi juga. David menceritakan darimana ia berasal, dan sudah berapa lama tinggal di negara ini. Ia juga menceritakan awal pertemuanya dengan Sari, yang merupakan klien tempat Sari bekerja di Jakarta.

Ketiga pria beda usia di ruang tamu itu, semakin seru, tatkala mereka membicarakan tentang klub sepak bola favorit ayah dan Ardi, yang berasal dari negara David. Ya, mereka tampak hangat saat membicarakan tentang Manchester United, apalagi ketika di klub itu masih ada CR7. Keseruan mereka semakin terlihat. Sesekali Sari pun mengintip, entah sihir apa yang di gunakan David. Seorang Rama saja yang sudah berkali-kali datang ke rumah ini, tidak pernah berbincang sehangat itu dengan keluarganya. Sementara David yang baru datang beberapa jam yang lalu, sudah seperti anak sendiri.

“Nanti, Daddy and Ardi, akan saya ajak menonton MU, live.” Ucap David penuh senyum.

Mata Ardi langsung berbinar. “Wah.. mau.”

"Kita nonton Mu langsung di Inggris?" Tanyanya lagi.

David tersenyum dan mengangguk. "Iya."

"Yeaay.." Ardi bersorak.

"Ayah juga di ajak, Nak?" Tanya Teguh.

"Tentu saja, Dad." Jawab David yang terus mengembangkan senyum, melihat Teguh dan Ardi bersorak bersama.

Setelah bersorak, Teguh terdiam, lalu berkata dengan hati-hati.

“Nak, panggilan ke saya bisa di rubah? Ayah namanya Teguh, bukan Dedi. Atau supaya lebih enak kamu bisa panggi ayah saja.”

Ardi menepuk jidatnya. “Ya ampun ayah, daddy itu artinya ayah, yah.”

Teguh tersenyum menampilkan jejeran giginya. “Ooo... gitu.”

David pun ikut tersenyum. Sungguh dalam hatinya ia menyukai keluarga ini, keluarga hangat yang tak pernah ia dapatkan sebelumnya. Ia hanya memiliki ayah dan nenek. Di besarkan oleh kedua orang itu tanpa memiliki kasih sayang seorang ibu, karena sejak lahir ibunya tidak memperhatikan pertumbuhannya, hingga ia berusia 10 tahun, sang ibu pergi dengan selingkuhannya. Sedangkan sang nenek terkenal disiplin dan keras. David di didik tidak dengan kelembutan, walau sang ayah sering membelanya jika ia salah, tapi ia tetap mendapatkan hukuman dari sang nenek. Walau begitu ia tetap menyayangi sang nenek, hingga keduanya meninggal dalam sebuah kecelakaan tunggal di negaranya.

Ratih menongolkan kepalanya ke arah tiga pria itu dari dapur.

“Mereka lagi ngomongin apa sih? Serius banget. Memang kamu ketemu dia dimana?” Tanya Ratih bertubi-tubi.

Sari menoleh dan menarik nafasnya kasar.

“Dia pernah pesan baju di butik tempat Sari bekerja, Bu.”

“Oooo, gitu.”

“Dia juga temannya, suami bos Sari, Bu.” Jawab Sari lagi, sambil menata piring di meja makan.

Ratih terus membulatkan bibirnya. “Oooo.”

“Bulet.” Ledek Sari.

“Ih, kamu ngeledek ibu aja.” Ratih menepuk bokong sang putri.

“Lagian dari tadi jawabnya ‘oh’ melulu.” Ujar Sari.

“Suami bos kamu itu bukannya anak pengusaha, Sar. Anak konglomelarat kan?”

“Konglomerat, Bu. Kalau melarat berarti dia ngga kaya donk.” Ucap Sari sambil tersenyum meledek.

“Ih kamu seneng banget ngeledek ibu sih.” Ratih kembali mecubit pelan pinggang sang putri.

“Aaaa... sakit, Bu. Lagian ibu kalau ngomong suka kebolak balik.” Sari tertawa di iringi sang ibu.

David yang sudah berdiri di sana, memperhatikan Sari yang tengah tertawa bersama ibunya. Ia pun ikut tersenyum. “Cantik.”

Teguh yang berdiri di samping David, memperhatikan arah pandang pria bule itu. Ia melihat cara David memandang putrinya, berbeda sekali dengan Rama, yang merupakan tunangannya dulu. Dari senyum dan tatapan bola mata yang berwarna biru itu, sudah terlihat bahwa pria ini sangat menyukai putrinya.

“Ekhem.” Teguh berdehem.

“Bu, makanan sudah siap?” Tanya Teguh membuyarkan pandangan David menjadi menunduk dan menatap ke sembarang arah.

“Eh iya, pak sudah.” Jawab Ratih, langsung menyudahi gurauannya dengan sang putri tadi.

Teguh mempersilahkan David duduk di sampingnya. “Ayo makan, Nak.”

David mengangguk. “Iya, yah. Terima kasih.”

Sari duduk persis di depan David. Sementara Ratih duduk di samping Sari.

Tak lama kemudian, Ardi datang dari dalam kamarnya. “Yah, Ardi duduk di mana, Bu?”

Ia menggaruk kepalanya yang tiba-tiba gatal. Mengingat meja makan di rumahnya itu hanya ada empat kursi.

“Ambil kursi dari teras saja.” Ucap Teguh.

Ardi mendengus kesal, lalu pergi keluar untuk mengambil kursi di sana.

“Nih jatah makan mba, buat kamu.” Sari memberikan satu potong paha ayam goreng jatahnya untuk sang adik, sambil mengelus rambut Ardi.

Ardi tersenyum.

“Upah karena udah ngalah dan ambil kursi di depan.” Ucap Sari lagi.

Tiba-tiba Ardi menunjukkan bentuk love pada ibu jari dan jari telunjuknya. “Sarange.”

Sari tersenyum, sambil menutup mulutnya. Ternyata sang adik demam korea juga.

“Hush, lagi makan, jangn ngobrol!” Celetuk Ratih.

David memperhatikan semua yang di lakukan Sari. Cara Sari memperlakukan adik dan orang tuanya, membuat ia semakin menyukai gadis mungil itu.

****

Hari semakin larut, tapi David belum juga pergi dari rumah ini. Berkali-kali, Sari menyuruhnya untuk pulang. Namun, tak di gubris oleh pria itu, ia seolah tak mendengar perintah Sari. Justru malah, ia membawakan play station terkini untuk Ardi beberpa jam yang lalu. Entah dari mana benda itu berasal. Tiba-tiba ia membawakan benda itu dari luar.

Ardi dan David tengah tertawa bermain benda yang di belikan David tadi.

Sari berdiri menyilangkan kedua tangannya.

“Kapan kamu pulang?” Tanya Sari.

“Yeay... Saya menang.” David mengangkat tangan kanannya ke atas, sambil tetap tertuju pada televisi di depannya.

Ardi mengusap wajahnya. “Yah, aku kalah lagi.”

Sari menghampiri David, dan ikut duduk di sampingnya.

“Hey, kapan kamu pulang? Ini sudah larut.”

“Hey.” Sari memajukan tubuhnya, dan berkata persis di telinga David, karena pria itu tak menjawab sama sekali pertanyaannya.

Namun, bukan David namanya kalau tidak licik. Ia mendengar pertanyaan Sari dari awal ia berdiri tadi. Tapi sengaja, ia abaikan. Ia sengaja melakukan itu, agar Sari mendekat dan menghampirinya. Benar saja, semua prediksinya, terjadi.

Tiba-tiba David menoleh ke arah wajah yang sedang berkata persis di telinganya, membuat Sari seolah mencium David.

“Eits, dua puluh satu plus.” Telapak tangan Ardi sontak menutup kedua matanya.

“Mba, kalau mau ehem ehem jangan di sini. ada aku.” Ucap Ardi lagi.

Sontak keduanya terkejut, dan membenahi posisi duduk masing-masing.

David sadar, ini bukan negaranya, budayanya sangatlah berbeda. Jika di negara asalnya, usia Ardi mungkin sudah mengenal s*x, tapi tidak di sini. iya tahu, Ardi masih polos, dan ia menghormati itu.

1
Khairul Azam
aku gak suka model cewek quen entah di nyata atau novel
Khairul Azam
aku gak suka ardi, masih ada dinda aja dia kasih harapan si nina
Khairul Azam
wah ternyata ardi gak konsisten dulu pas kakaknya cerita habis diperkosa marah tp setelah ketemu sama david malah biasa aja malah senang lagi, skrng udah punya dinda tp memperlakukan nina begitu 🙃🙃🙃
Khairul Azam
walah si melihat udah malak si david gak taunya anaknya si rama 😁😁
Khairul Azam
menurutku salah klo sari ngasi tas hadiah dr suami malah dikasih keorang lain apa lg depan suami, gak menghargai , klo mau bls ibu nya rama masih banyak cara lain.

jd lah orang yg bisa menghargai pemberian orang lain, e tah itu ber harga (mahal) atau nggak (murah)
Khairul Azam
sari itu bego apa gimana ze, bener david salah tp sari jg tau rama kek mana
Ridarni
Luar biasa
Emai
eh nntinklo dikiat orang lain gimana coba david. oasang cctv d kamar /Drowsy//Drowsy/
Emai
visa dan paspor mereka dah diurus belum vid????
Emai
kok gak berusaha cari bukti ya.. kan ad cctv mgkn
Emai
oramg tuane sari dan aedi bakal diboyong ke Singapura
Emai
favid malah kebeneran dideportasi kan bs ketemu sari di Singapura
Emai
katanya sahabat mario istri inka kok mau ngancurin istei sahabat nya sendiri?? lagian tatapan si david bukan cinta pak teguh, tapi ingin memiliki tibuh si sari lagi
Kichan Tae95
msh mending David sejak sama sari ga prnh nakal ke cewe lain lah rama?msh aja sama anita
Atma Inatun Nikhma
Luar biasa
Siti Sopiah
Nina kan dah SMA tak kan tak tahu bahasa inggris sedikitpun.
Siti Sopiah
baru sekarang q merasa lega bila Thor menyebut soal sholat.
Siti Sopiah
haduh. kau MMG cari naas lah Sari bodoh tau
Siti Sopiah
sari sari .gak tahu apa hari dh pagi.memang tak pernah sholat subuh ya.atau tak pernah sholat sama sekali?
Siti Sopiah
kebanyakan mimpi kamu Ram.memang dah siap mati
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!