Soulmate Surprise From Crush

Diharapkan tenang dan bijak dalam bab ini! 😌

Faza langsung mencium istrinya, Zia juga membalas ciuman suaminya, dari kecupan menjadi lumatan dan berubah menjadi sesapan,ciuman mereka sangat bergairah.

Faza menidurkan Zia ditengah ciuman mereka, sesekali mereka mengambil nafas dan kembali berciuman dengan penuh cinta, Faza turun ke leher jenjang Zia, menciuminya dan membuat kissmark disana,sebagai tanda kepemilikannnya.

Tangannya juga tak diam begitu saja dia membuka kancing baju tidur Zia dan meremas bukit kembar Zia yanh Kencang.

Zia yang tak memakai bra membuat Faza leluasa meremas, menyesapnya, dan memainkannua dengen bergairah.

"Ughhh..." Leguh Zia.

Zia juga tak mau kalah, desahan pertamanya dia balas dengan membalikan posisi Faza yang sekarang ada di bawahnya, Zia memciumi Faza dengan lembut dan panas, sambil melepaskan celana Faza dengan kakinya yang cantik,begitu pun Faza, dia melepas pakaian Zia.

"Zia you're beautiful." Ucap Faza, dengan suara berat, yang menandakan dirinya sudah dalam nafsu di ujung puncak.

Zia tersenyum dan mengulum kejantanan suaminya.

"Ahh." desah Faza sambil meremas rambut Zia.

"I love you,baby." Zia di tengah permainannya, dia mengulum, menyesap, menjilat memanjakan milik suaminya.

"Stop Zi...Stop It!" ujar Faza yang merasa akan mengeluarkan sesuatu dalam dirinya yang ia tahan, dia tak ingin mengeluarkannya di luar.

Namun Zia tak memperdulikan itu, dia masih memainkan permainannya, tangannya juga mengocok keatas kebawah milik suaminya.

Panjang,besar dan berurat itu milik suaminya, sangat gagah, "Bagaimana bisa benda ini menerobosku berulang kali?, bahkan dimulutku saja tidak muat." Batin Zia.

"Darling..." Faza.

Zia menyelesaikan permainannya, melihat suaminya sudah sangat bergairah dia langsung duduk di atas suaminya dan memasukan milik suaminya ke dalam dirinya dengan posisi dia di atas. Kebasahan milik Zia juga memperlancar milik Faza masuk sempurna.

"Mhhh..." Faza.

"Ahhh,,," Zia.

Saat milik mereka bersatu, Faza langsung mencium istrinya karna saat Zia mulai bergoyang dia mendapatkan pelepasan,

Faza mendesah dengan sexy, suara baritonnya berubah menjadi sangat menggairahkan. Tak lama Zia dapat merasakan kehangatan semburan- semburan milik Faza, bekedud-kedud juga ia rasakan milik Faza saat mengeluarkan cairannya.

Entah kenapa pemanasan Zia kali ini sangat memabukkan Faza, sampai dia secepat ini, tak lama pun disusul Zia.

Setelah 20 menit Zia yang memimpin mereka berhenti sebentar karna Zia kelelahan, setelah cukup berjeda, Faza mengambil alih, dia mengangkat satu kaki Zia dan mulai memaju mundurkan miliknya.

"Ah,, mashhh!" Zia yang baru merasakan gaya ini di buat mabuk, dia sampai mencapai klimaks berkali-kali.

Tabrakan tubuh mereka yang saling menyatu di bawah selimut, menambah mereka semakin bergairah, cukup merasa gaya seperti itu dia merubah gayanya, Faza menciumi wajah istrinya dengan dirinya yang nenaikkan tempo permainan yang tengah ia lakukan,

"Ahhh..." Zia.

Faza merasa puas kali ini, Zia mendesah dengan lepas, sangat sexy biasanya juga iya, tapi entah kenapa kali ini rasanya berbeda, Zia juga merasakan sensasi yang sangat berbeda.

Tangannya satu dia buat menahan dirinya dan yang satu meremas bukit Zia. dan tak lama mereka mendapatkan pelepasan bersama.

Mereka saling menyirami milik mereka.

Sesuai apa yang dikatakan batin Faza, dirinya tak dapat menahan dirinya sendiri, mereka melakukannya sampai jam 3 pagi.

Malam yang panjang, bergairah dan nikmat.

Kenikmatan yang tidak ditelan namun terasa enak dan gurih, jepitan-jepitan yang Faza rasakan membuatnya semakin semangat, seolah-olah sedang makan-makanan pedas.

...----------------...

Mereka tertidur sampai pagi tiba setelah selesai melakukan ibadah surga dunia.

Faza mengelus istrinya, sang pemilik wajah merasa terusik sehingga membuka matanya,

Zia dan Faza saling menatap, lalu tak lama Zia langsung menutupi dirinya dengan selimut,

Faza yang melihat merasa kelakuan Zia merasa gemas.

"Kok bisa mas Faza malah becahaya kaya gitu habis begadang, senyumnya itu loh memabukkan." Batin Zia. 

Pshh

Dia langsung nge-blush lantaran suaminya memeluk erat dirinya. Dia malu, teringat tadi malam meraka melakukan adegan panas dengan berbagai gaya, ini adalah permainan terlama mereka.

Sementara Faza terus tersenyum gemas mencoba membuka selimut Zia, dan setelah berhasil dia mengecup istrinya.

"Kenapa sayang? "

Zia hanya menggeleng.

" Kamu marah ya sama aku, karna semalam? " Faza.

"Bukan gitu mas, aku cuman malu." Zia.

"Masya alloh, istri solehahnya Faza kok bisa segemas ini."faza.

" Mas,ayo mandi. Entar telat solat subuh, udah jam setengah 5." Zia.

Faza hanya tersenyum, niatnya dia mau bangun dulu, eh malah sang istri bangun juga, padahal semalam pasti sangat melelahkan.

Mereka mandi bergantian, tadinya si mau bareng, tapi takut Faza khilaf, ya namanya udah sah ya pengennya gas terus, apa lagi masih hitungan pengantin baru.

Mereka melaksanakan solat lalu setelah itu mereka berbincang-bincang di ranjang menunggu matahari terbit.

"Sayang, boleh gak aku tanya siapa Fikran? " Tanya Faza sambil menyisiri istrinya.

"Mas tau dari ayah ya? " Zia.

"Iya, kemarin sempet cerita papah, kalo dia mengisi bagian hacker." Faza.

"Dia cuman teman pas Sd kok, kamu jangan cemburu ya, sayang." Zia.

"Bukannya cemburu, cuman penasaran aja, kan pas Sd kamu didekat aku, kok aku gak tau ya? " Faza.

Zia tertawa lalu memeluk suaminya, "Ya gak tau, orang mas aja ke luar negeri." Zia.

"Ganteng gak si Fikran itu? Seumuran dong sama kamu? " Faza.

Zia merasa gemas pada suaminya, pria dewasa yang tengah ia peluk ini tengah cemburu.

"Ganteng, baik, juga lawak." Zia.

Penuturan Zia membuat hati Faza memanas, tampa sadar dia tak bisa mengontrol expresi kecemburuannya.

"Tapi gantengan suami aku, dimata aku cuman mas Faza. Mas Faza adalah raja Zia di hatiku." Zia.

Faza sedikit mengembangkan senyumnya, dia jadi malu kenapa cemburu sama anak remaja, eh gak sadar diri aja istrinya juga baru 19 tahun, wibawanya hilang didepan Zia.

Tak lama ponselnya berbunyi, itu panggilan dari emaknya.

"Dasar anak durhaka, kalo gak inget udah punya istri mama kutuk jadi patung!"

"Maaf mah, udah buat mama hampir jantungan." Faza.

Faza banyak sekali mendapat ocehan dari emak dan bapaknya, lantaran kabar kecelakaan dan meninggalnya, untung Vandra datang kerumah mereka sebelum ke vila siang itu, dan memberi tau rencananya.

Satu minggu berlalu, hari ini hari minggu, mereka datang ke kediaman Aldhain. Mereka berkumpul disebuah taman yang dibelakang mansions itu, diasana ada tempat latihan Fisik.

Mereka tak hanya berdua tapi bersama Amena, Alena, dan Cila.Di dalam tempat latihan yang luas sudah ada Fikran, Andreo , Aldhain, dan Vandra.

"Ck, ini si beneran istana, bukan mansions, ada danau, ada tempat latian memanah pake kuda dengan hamparan padang rumput yang hijau, latihan menembak, ruang komputer dan banyak lagi." Cila.

"Lo bukan putri kerajaan yang pura-pura jadi mafia kan Zi? " Alena.

"Hahaha...kalian ini ada-ada aja." Zia.

Berbeda dengan Cila dan Alena, Amena sedang mematung saling pandang dengan seseorang.

"Kok bisa dia ada disini?" Batin Amena.

Zia yang menyadari Amena dan Andreo saling terkejut langsung bertanya pada sahabatnya, " Kamu pernah ketemu sama Andreo? " Zia.

"Andreo? " Beo Amena.

"Dia anak dari om Grava, kembaran ayahku yang udah meninggal, alias keponakan gue." Zia.

"Owalah, sodara Zia. Pantes auranya sama-sama bikin ciut." Batin Amena.

"Am?" Zia.

"Eh iya, pernah ketemu dia gak sengaja nyerempet aku waktu itu, udah mau 2 atau 3minggu kali ya, lupa aku. " Amena.

"Nyerempet? Kalo 2 atau 3 minggu yang lalu Andreo belum bisa nyetir, beda kalo sekarang dia udah bisa." Batin Zia. 

Zia langsung menepikan pikirannya, dia akan bertanya pada Andreo nanti.

Mereka lalu saling berkenalan, lalu tiba dimana Fikran dan Faza.

"Oh, ini yang namanya Fikran," Batin faza.

Zia langsung mengelus tangan suaminya.

"Tenang sayang, suamiku cuman kamu seorang," Zia.

Semua yang disana mendengar itu, langsung ikut baper, berbeda dengan Andreo yang biasa aja apa lagi Fikran diakan dia langsung muntah.

"Huekkk," Fikran yang merasa mual, baru kali ini dia melihat Zia kegenitan seperti itu, pake ngegombal lagi.

"Iya, dunia milik kalian, yang lain ngontrak." Amena.

"Kita boleh gak nyewa di dunia ini? " Alena.

"Wkwkwk untung gue gak jomblo." Cila.

Mereka gak tau aja kalo tadi saat kesini Zia merayu suaminya, lantaran dia pakai baju apa aja di kritik.

" Jangan kecantikan, make up juga gak usah!"Faza.

"Kenapa sayang? Kamu cemburu?takut? " Zia.

Faza memeluk Zia dari belakang dan mengangguk.

"Tenang sayang, kan suami Zia Faza seorang".

Faza jadi salting kayaknya lagi terbang sama mimi peri.

" Sekarang pinter ngegombal ya kamu," Faza, sembari menoel hidung Zia.

"Gombal cuman ke suami sendiri kan gak salah," Zia sambil manyun-manyunin bibirnya.

Dan ya, karna itu mereka udah rapi jadi main di ranjang dulu.

Aldhain dan Vandra hanya tersenyum lantaran tempat latian jadi ramesetekah sekian lama, Karna anggota mereka jelas udah pada jago semua. dan yang jadi perbedaan adalah ada anak anak cewe selain Zia, mereka yang biasa ngeliat cowo di tempat latian sekarang ngelatih para wanita.

Apa lagi Aldhain, dirinya tak pernah mengira bahwa akan ada dimana dia bersama cucu perempuannya karna keturunan Melano kebanyakan cowo, Ada pun cewe namun dia menikah dengan mafia lain jadi ngikut suaminya, anak perempuan susah di dapat dari kekurangan Melani, Zia adalah generasi kedua setelah Dea.

Alena, Amena, dan Cila mereka mulai pergi keruangan mereka masing-masing, Andreo dan Fikran ketempatnya sendiri, sementara Faza dibawa Vandra dengan alasan akan pergi bisnis, sebenarnya si mau latian di tempat lain.

Aldhain melatih mereka untuk 2 hari sisanya akan ada pelatih lain.

Vandra dan ayahnya, Aldhain. juga sudah tau siapa orang tua teman-teman Zia, makanya mereka merasa aman, karna orang tua mereka rekan bisnis mereka, apa lagi ayah Amena yang juga berkontrubusi besar dalam dunia bisnis dan dunia mafia.

Sementara Zia pergi meeting mewakili ayah dan kakeknya, kebetulan dia meeting bertemu klien yang tak lain adalah suami Cila, sahabatnya sendiri dan salah satunya tak lain sohib suaminya,Fingga.

Saat bertemu Fingga dia jadi ingat si Alena belum cerita soal hubungan mereka, dan Xia akan bertanya nanti pada Alena.

Ditempat lain Faza bersama Vandra sedang didalam mobil menuju tempat latian Faza,

Untuk perusahaan Faza di indonesia Widjaya ayahnya yang urus, Dan perusahaan Faza yang di luar negeri ada kepercayaan Vandra yang urus.niatnya mau langsung Faza muncul ke public tapi rencana di ubah sebelum Faza kuat, mereka akan menyembunyikan bahwa Faza masih hidup,agar musuh terkelabui. Faza juga tetap kerja tapi dari rumah untuk mengawasi perusahaannya, yang di handle oleh suruhan Vandra.

Publik saat ini tengah gempar, apa lagi rekan-rekan bisnis Faza yang ikut berbela sungkawa, bahkan media terus datang kekediaman Widjaya untuk mewawancarai Frans dan Monica, namun semua media di usir oleh satpam rumah Frans.

"Huek...huekk," Faza tengah muntah-muntah di dalam mobil, sering juga mereka berhenti sejenak agar Faza muntah di tepi jalan.

Sejak tengah perjalanan Faza muntah-muntah dan alhasil yang tadinya dia yang nyetir jadi mertuanya si Vandra, yang ambil alih.

"Kamu sakit? " Vandra.

"Kayaknya iya pah, asam lambung aku naik." Faza.

"Kok pucet gitu, nanti pas sampe cek kesehatan dulu disana ada dokter." Vandra.

Faza hanya mengangguk dia merasa lemas, entahlah, citra mantu wibawa setelah ketengilannya pas remaja jadi hilang, sekarang dia terlihat menyedihkan, pucet, bawa-bawa kantong plastik segala.