Kemalangan adalah hal biasa Riki dapatkan. Namun, kali itu berbeda.
Hanya dalam satu hari, dunianya telah berubah.
Dia baru saja mengetahui jika dia dijebak dan dipermalukan oleh seseorang. Lalu saat dia pulang, dia harus menghadapi kenyataan bahwa adiknya, satu-satunya keluarga yang tersisa harus meninggal karena bunuh diri.
Saat dia tahu apa yang terjadi, dia melaporkan semuanya pada pihak berwenang tapi lagi-lagi dia hanya pecundang.
Hanya kematian saja yang tersisa baginya, lebih baik mati daripada hidup penuh dengan kesengsaraan.
[Apakah anda ingin membalaskan dendam anda?]
Hah? Apa itu?
[Bergabunglah dengan sistem yang akan membantu anda mendapatkan keadilan dan kekayaan]
Kekayaan apa?
[Apakah anda setuju?]
Tapi, bukankah Riki sudah meninggal?
Saat dia bangun, kehidupan baru telah menunggunya.
Saatnya pembalasan dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dee hwang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Sebuah kepercayaan
Dengan mudah, Riki menepis tangan Gidion agar melepas kerah seragamnya. Suasana hati Riki yang tadinya bagus, sekarang menjadi buruk dalam sekejap.
“Jangan kepedean jadi orang, Hanni datang karena kemauan dia sendiri, dan seperti yang aku katakan sebelumnya, aku baru kenal Liz, dan nggak tahu kalo kamu suka sama dia. Lagian, kalo dia suka sama kamu, kenapa dia malah sembunyi di belakang ku?“ Tanya Riki, melirik Liz yang kini sudah berpindah di belakang punggungnya.
Sudah jelas jika gadis cantik itu ketakutan dengan Gidion.
”Dia ini adalah anak pemilik tempat yang ku sewa Rik, karena aku menolaknya, dia membuat bisnis ayahku menjadi sulit.“ bisik Liz, tapi Gidion masih bisa mendengarkan ucapannya.
Riki mengangkat sebelah alisnya, ”kau melakukan semua itu cuma gara-gara cewek? Yang bahkan cewek itu nggak suka sama kamu. Kamu kan nggak jelek, kenapa ngejar cewek yang nggak suka—“
”Jangan menasehatiku, brengsek!“ Gidion memilih untuk bicara lewat tinju, tapi sayangnya Riki bisa menghindar dengan mudah.
Tapi Liz yang terkejut karena Gidion memukul tiba-tiba, hampir saja berteriak.
”Kalau kamu suka sama dia, lakukan dengan baik! Jangan malah membuat dia takut padamu! Cobalah belajar dari Anton atau Andre, mereka kan bisa punya pacar dengan mudah.“ ucap Riki, dengan nada meremehkan.
Riki tahu jika Gidion bukan tipe yang sulit mencari pacar, tapi gadis seperti Liz, tidak bisa didekati dengan iming-iming uang atau ancaman.
Gidion hanya kurang lembut saja menghadapinya.
Ah, Riki tidak boleh banyak mengomentari Gidion, karena dia sendiri payah dalam hal percintaan. Terakhir kali, dia hanya dijebak oleh Hanni.
”Jadi kau pikir aku pecundang yang tidak bisa mendapatkan gadis yang aku sukai?“ Gidion terlihat marah dengan ucapan Riki sebelumnya.
Riki mengangkat bahunya tidak peduli, ”nggak tahu ya, bukan aku yang ngomong.“
”Sialan!“
Lagi-lagi Gidion melayangkan pukulannya, dan Riki masih dapat menghindari dengan mudah.
Hingga pukulan yang terakhir, Riki tangkap dengan satu tangannya. Gidion tidak percaya Riki bisa melakukan itu, karena pukulannya sangat kuat.
Gidion bahkan bisa merobohkan tembok dengan tinjunya, dia pernah mencobanya dengan tembok belakang sekolah. Dia melakukan itu karena iseng, tapi dia tidak dimarahi oleh guru.
Karena dia adalah salah satu penyumbang dana terbesar di sekolah.
Harus Riki akui, Gidion itu kuat, tapi masih jauh jika dibandingkan Edward.
Makanya Riki tidak takut dan dapat menangkap pukulannya dengan mudah.
”Udah ya? Nggak boleh berantem di sekolah, seharusnya kamu lebih berhati-hati di depanku. Bagaimana jika aku memasang kamera di dekat sini? Atau bisa jadi aku melakukan live streaming dari tadi.“
Gidion pun menurunkan tangannya, berdecak kesal, lalu berbalik, ”sialan! Awas kau bulan depan aku akan menghajarmu!“
Riki tersenyum puas, rupanya Gidion takut jika Riki tiba-tiba live streaming lagi.
Meski masalah yang ditimbulkan live streaming sebelumnya bisa diredam oleh Anton, tapi netizen tidak bodoh juga.
Jika Gidion atau teman-temannya melakukan kesalahan lagi, belum tentu mereka bisa lolos dengan kebohongan lain.
Tapi tidak sekarang, tunggu saja saat yang tepat.
”Riki, kau baik-baik saja?“ Tanya Liz.
Riki menoleh pada gadis itu, ”seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja. Tapi bagaimana bisa kamu berurusan dengan orang itu?“
Liz menghela nafas berat, ”aku pendatang baru di tempat ini, begitupun dengan ayahku. Dan orangtua Gidion memiliki banyak tempat yang disewakan, dari sana dia bisa mengenalku. Sebelumnya dia baik padaku, tapi lama kelamaan dia sudah keterlaluan. Aku tidak suka lelaki seperti dia, dan dia sangat posesif meski aku terus menolaknya. Siapa juga yang suka diperlakukan seperti itu. Lalu, dia juga mengancamku, jika aku tidak menerima dia, dia akan membuat bisnis ayahku bangkrut.“
Riki termenung sejenak mendengar ucapan Liz, dia tidak menyangka jika Gidion akan berbuat sebodoh itu demi mendapatkan seorang gadis.
Riki tidak paham.
Kenapa?
Bukankah Gidion punya banyak gadis lain yang mendekati dia? Gidion itu banyak diincar oleh gadis-gadis, karena dia cukup tampan dan karena dia kaya raya. Dia bahkan adalah putra dari pejabat eselon.
”Jadi, dia juga yang mengguna-guna tempat makanmu agar tidak dilihat oleh orang lain?“ Tanya Riki.
Liz menggeleng, ”tidak, ku rasa itu orang lain. Jika dia bisa melakukan hal itu, ku rasa dia juga akan mengguna-guna aku agar aku menyukai dia.“
Yah, Liz benar, orang kaya seperti Gidion, hampir tidak mungkin percaya dengan hal mistis.
Liz ikut duduk di sebelah Riki, menatap ke kolam ikan yang ada di tiga meter depan mereka.
Riki sudah mematikan audio yang tadinya dia dengarkan. Dia sudah tidak ada mood mendengarkan lagu.
”Aku bingung harus bagaimana, aku juga tidak paham kenapa dia menyukai ku. Dia pernah berkata, jika dia menyukai rambutku yang hitam dan panjang. Tapi masa iya hanya karena itu dia suka.“
Setelah mendengar ucapan Liz barusan, Riki jadi sadar. Gadis yang pernah dekat dengan Gidion rata-rata memang memiliki rambut hitam panjang.
Liz mungkin tidak tahu itu, karena Liz baru masuk di sekolah itu tujuh bulan yang lalu.
Riki bahkan belum mengenal Liz di sekolah. Baru kenal sekarang.
Riki adalah anak penyendiri dulunya, dia juga lebih sering menghindari pembully, jadi tidak mungkin dia ada waktu untuk mengenal banyak orang.
”Kalau dia memang menyukai rambut mu yang hitam dan panjang, cobalah potong dan warnai rambutmu.“ ucap Riki.
”Eh? Tapi aku menyukai rambut panjang ku… namun ku rasa idemu boleh juga.“
Riki bangkit dari duduknya, ”aku pergi dulu, semoga dia tidak mengganggumu lagi.“
Liz mengangguk pelan, dia hanya diam melihat Riki berjalan menjauh darinya.
”Riki… dia benar-benar keren. Dia bahkan bisa melawan Gidion. Seandainya yang menyukaiku orang seperti dia.“ gumam Liz. Kemudian gadis itu menggeleng pelan dan mencubit pipinya sendiri.
”Sadar, Liz! Dia itu jauh dibandingkan kamu, nggak mungkin dia suka sama kamu, sadarlah!“
Saat Liz asyik bergumam sendiri, tiba-tiba matanya tertutup. Ada seseorang yang menutup kedua matanya dari belakang.
Tapi, dari parfum yang lembut dan mewah itu, Liz tahu siapa pelakunya.
Liz pun membuka tangan yang menutupi matanya lalu berbalik.
”Angeline!“
”Apa kau terkejut? Ngomong-ngomong, siapa yang baru saja bersamamu?“
”Itu… namanya Riki Narendra atau Mehendra, aku lupa, hehe.“ jawab Liz, kemudian tertawa canggung. Saat ini, sahabatnya, Angeline, terlihat sangat marah.
”Liz, dia itu Ricky Anggara, sepupu dari Anton dan Andre Anggara, tidak ada bagusnya dekat dengan orang-orang licik seperti itu, tidak ada bedanya dengan Gidion.“ ucap Angeline.
Liz menggeleng, ”tidak, Riki berbeda, aku yakin itu, dia benar-benar membantu bisnis ayahku.“
Angeline meraih kedua bahu Liz, ”Liz, aku sudah memperingatimu tentang Gidion, dan kau tetap membiarkan ayahmu menyewa tempatnya, dan lihat sekarang… dia berbuat seperti ini padamu.“
Liz memejamkan matanya, dia tahu Angeline benar tentang Gidion, tapi Liz tidak bisa curiga pada Riki.
Angeline pasti salah tentang Riki.
Dia yakin itu.
kirain cuma aqeela agz aja yg tripel qil ternya riki sistem juga🤣🤣