Dalam kehidupan sebelumnya, Xin Yi tidak pernah mengerti. Mengapa Gu Rui, yang disebut sebagai Putri satu-satunya keluarga Gu, selalu membidiknya.
Selalu merebut apa yang jadi miliknya, dan berusaha mengalahkan nya disetiap hal yang ia lakukan.
Tidak sampai suatu hari, Xin Yi menemukan catatan lama ibunya.
Dia akhirnya mengerti, bahwa yang sebenarnya anak kandung Tuan Gu adalah dirinya...
" Xin Yi, matilah dengan tenang dan bawa rahasia itu terkubur bersama tubuhmu. "
Gu Rui membunuhnya dengan kejam, merusak reputasinya, mencuri karya miliknya, dan memfitnah nya sebagai putri palsu yang hanya ingin menipu harta ayahnya.
....
" Tunggu, jadi maksudnya aku adalah Xin Yi itu sekarang.. "
Xi Yi, seorang pemenang penghargaan aktris terbaik selama lima tahun berturut-turut.
Harus kehilangan nyawanya akibat ditikam sampai mati oleh fans fanatiknya.
Dia kemudian terlahir kembali sebagai Xin Yi didunia yang lain.
Dia adalah seorang aktris, mampukah dia berubah menjadi Xin Yi Idol.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seojinni_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 : Kompetisi baru Dimulai !!!
Penampilan Tim Xin Yi
Lampu di studio perlahan meredup, meninggalkan hanya seberkas cahaya bulan putih besar yang bersinar lembut di tengah panggung. Suasana tenang dan magis menyelimuti ruangan, membawa penonton seolah melangkah ke dunia kuno yang penuh keindahan. Pohon-pohon bambu yang menjulang di sisi panggung bergoyang pelan oleh efek angin buatan, menciptakan ilusi taman klasik Tiongkok.
Tim Xin Yi muncul di panggung dengan anggun, mengenakan hanfu tradisional yang memukau. Bahan sutra halus berwarna merah marun dengan aksen emas berkilau di bawah sorotan lampu, memancarkan aura elegan dan megah. Pita-pita sutra yang mengikat rambut mereka berkibar lembut saat mereka berjalan ke posisi masing-masing.
Musik dimulai dengan suara seruling tradisional yang melankolis, membawa suasana nostalgia dan kedamaian. Xin Yi berdiri di tengah, memulai dengan vokal lembutnya yang penuh emosi, menggambarkan kisah perjalanan seorang gadis muda yang mencari mimpinya. Suaranya menggema di seluruh ruangan, membangkitkan rasa haru di hati para penonton.
Ketika lagu berlanjut, tempo musik perlahan meningkat. Lin Yue mengambil alih dengan suara lembut namun bertenaga, meskipun gugup, ia berhasil menyampaikan perasaan mendalam dari lagu itu. Kemudian, Li Zhu masuk dengan rapnya yang tajam dan penuh energi, memberikan kontras yang kuat namun tetap harmonis dengan melodi tradisional.
Gerakan tarian Zao Min memukau penonton, dengan langkah-langkah lincah yang menggabungkan elemen tarian klasik dan modern. Ia melayang di atas panggung seperti angin, membawa kehidupan pada suasana hening yang tercipta sebelumnya. Song Mei, dengan vokalnya yang tinggi dan kuat, menjadi puncak dari bagian pertama lagu, membuat penonton terdiam kagum.
Lalu, saat lagu memasuki klimaksnya, transformasi panggung dimulai. Bulan putih yang besar mulai memudar, dan warna-warna cerah mulai mengisi ruang. Cahaya LED berwarna biru dan emas berkedip-kedip, menciptakan suasana futuristik. Musik berubah menjadi perpaduan beat modern dan instrumen tradisional. Hanfu mereka, yang awalnya tampak klasik, mulai terlihat lebih modern berkat efek pencahayaan yang memancarkan aksen logam dari kostum mereka.
Xin Yi maju ke depan, menyanyikan bagian akhir lagu dengan nada tinggi yang penuh kekuatan. Suaranya membawa energi yang luar biasa, membuat seluruh studio terasa hidup. Di belakangnya, timnya bergerak dalam harmoni sempurna, memadukan tarian modern dengan elemen tradisional yang membuat setiap gerakan terasa seperti seni yang hidup.
Ketika lagu berakhir, semua anggota tim berdiri dalam formasi, membungkuk anggun dengan senyum percaya diri di wajah mereka. Ada jeda sejenak sebelum penonton meledak dalam tepuk tangan yang meriah. Sorakan memenuhi ruangan, bahkan beberapa penonton terlihat berdiri untuk memberikan apresiasi mereka.
Para juri pun berdiri, memberikan standing ovation. Salah satu juri vokal berkata dengan penuh kekaguman, "Penampilan ini adalah perpaduan sempurna antara tradisi dan modernitas. Xin Yi, suaramu memiliki kekuatan yang menyentuh hati."
Juri tarian menambahkan, "Koreografi yang memadukan elemen tradisional dan modern ini sangat sulit, tetapi kalian melakukannya dengan sempurna. Zao Min, gerakanmu sangat memukau."
Huo Qian, dengan senyum tipis di wajahnya, berkata, "Kalian berhasil menciptakan cerita yang menyentuh, membawa kami dari dunia kuno ke dunia modern dengan begitu mulus. Xin Yi, kau benar-benar bintang malam ini."
Xin Yi dan timnya tersenyum penuh rasa syukur, hati mereka dipenuhi kebahagiaan. Mereka tahu, malam ini, mereka telah memberikan yang terbaik dan meninggalkan jejak yang tak terlupakan.
***
Setelah tepuk tangan meriah dan standing applause dari para juri untuk penampilan tim Xin Yi, suasana di studio mulai tenang kembali. Namun, di sudut panggung, Gu Rui memperhatikan semuanya dengan tatapan tajam.
Dia mengepalkan tangannya di sisi tubuhnya. “Jadi ini alasan mereka selalu memuji dia,” pikirnya, menyadari betapa kuat ancaman Xin Yi terhadap posisinya. Tapi di sisi lain, dia merasa puas dengan penampilan timnya sendiri. Setidaknya, mereka sudah memberikan yang terbaik, dan tepuk tangan meriah dari penonton tadi adalah bukti usaha mereka.
Namun, suasana studio yang awalnya penuh semangat tiba-tiba berubah tegang ketika MC kembali naik ke panggung. Dengan senyum tipis dan nada serius, dia berkata, “Terima kasih untuk semua penampilan luar biasa malam ini. Kalian semua telah menunjukkan kerja keras dan dedikasi yang luar biasa.”
Para peserta mulai berbisik-bisik. Wajah-wajah mereka berubah dari lega menjadi penuh kecemasan, seolah firasat buruk mulai muncul.
“Namun,” lanjut MC, “seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kompetisi ini adalah perjalanan yang berat. Dan hari ini, kami akan mengumumkan bahwa akan ada eliminasi besar-besaran.”
Ruangan seketika hening. Bahkan suara napas peserta pun hampir tidak terdengar.
“Lebih dari setengah dari kalian yang ada di sini akan meninggalkan panggung ini malam ini,” tambah MC dengan nada tegas.
Xin Yi merasakan jantungnya berdegup lebih cepat. Dia menoleh ke timnya yang mencoba tetap tenang, tetapi jelas terlihat kecemasan di mata mereka. Di sisi lain, Gu Rui mencoba menyembunyikan kegelisahannya di balik senyum tipis. “Ini hanya awal. Aku tidak akan kalah dari siapa pun, terutama dia,” pikirnya sambil melirik Xin Yi sekilas.
Huo Qian, yang duduk di kursi juri, melirik ke arah peserta dengan ekspresi tak terbaca. Tapi ada sedikit senyum tipis di wajahnya, seolah dia sudah tahu siapa yang akan bertahan dan siapa yang harus pergi.
MC melanjutkan, “Keputusan ini diambil berdasarkan penampilan kalian malam ini dan hasil akumulasi dari episode sebelumnya. Jadi, bersiaplah, karena nama-nama yang akan bertahan akan segera diumumkan.”
Ketegangan di ruangan itu mencapai puncaknya. Para peserta saling menggenggam tangan, berdoa dalam hati agar nama mereka dipanggil. Eliminasi besar-besaran ini akan mengubah segalanya, dan hanya yang terbaik yang akan melanjutkan perjalanan mereka.
***
Setelah MC selesai menjelaskan aturan eliminasi, suasana kembali hening. Para peserta menahan napas, menunggu pengumuman hasil peringkat mereka.
“Dan sekarang,” kata MC dengan nada penuh antisipasi, “kami akan mengumumkan tim dengan peringkat tertinggi malam ini.”
Layar besar di belakang panggung mulai menampilkan grafik peringkat. Para peserta dan penonton menatapnya dengan tegang.
“Di posisi pertama, dengan selisih 20 poin dari peringkat kedua… adalah Tim Xin Yi!”
Sorak-sorai langsung memenuhi ruangan. Penonton memberikan tepuk tangan meriah, sementara para anggota tim Xin Yi saling berpelukan dengan lega. Xin Yi tersenyum kecil, mencoba menjaga ketenangannya, tetapi ada rasa bangga yang jelas di matanya.
Gu Rui, yang berdiri tidak jauh dari mereka, menatap layar dengan ekspresi datar. Namun, jika diperhatikan lebih dekat, ada sedikit kilatan emosi di matanya—campuran antara kekesalan dan rasa tidak puas.
MC melanjutkan, “Dan di posisi kedua, dengan selisih yang sangat tipis, adalah Tim Gu Rui. Kalian juga memberikan penampilan yang luar biasa malam ini!”
Tepuk tangan kembali terdengar, meski tidak sekeras sebelumnya. Gu Rui mengangguk kecil kepada anggota timnya, memberikan senyum tipis sebagai tanda terima kasih atas usaha mereka. Namun, di dalam hatinya, dia tidak bisa mengabaikan rasa frustrasi karena gagal meraih posisi pertama.
Di sisi lain, Xin Yi melirik Gu Rui dari sudut matanya. Dia mengamati bagaimana Gu Rui mencoba menjaga ketenangannya di depan semua orang. “Dia memiliki potensi,” pikir Xin Yi dalam hati. “Ketika dia memimpin dengan benar, seperti malam ini, dia bisa menjadi lawan yang sangat tangguh.”
Namun, Xin Yi tahu kelemahan terbesar Gu Rui—ego dan emosinya. “Jika dia terus membiarkan sifatnya menguasai dirinya, dia akan tertinggal. Tapi jika dia kembali ke bentuk terbaiknya seperti malam ini, kecil kemungkinan aku bisa menang darinya di masa depan.”
Gu Rui, seolah menyadari tatapan Xin Yi, menoleh sekilas. Mereka bertukar pandang singkat, seperti dua rival yang diam-diam saling mengakui kemampuan satu sama lain.
“Jangan terlalu percaya diri, Xin Yi,” pikir Gu Rui sambil mengepalkan tangannya. “Aku akan membuatmu merasakan bagaimana rasanya berada di bawah bayanganku.”
Sementara itu, Huo Qian yang duduk di kursi juri, memperhatikan interaksi singkat itu dengan senyum tipis. “Menarik,” gumamnya pelan. “Kompetisi ini baru saja dimulai.”
Duh siapa itu kak, apa bakal ada penguntit dirumah xin yi?