"Jadi, ini yang membuat sikapmu berubah padaku selama ini?" Ucap Wita lirih. Menahan rasa sakit di hatinya.
"Dengarkan aku dulu! Semua tak seperti yang kamu kira. Ini hanya sebuah kesalahpahaman saja. Aku mencintai kamu." Randy mencoba meyakinkan. Wajahnya terlihat gusar, dia terlihat menyesali perbuatannya.
Tepat di delapan tahun pernikahannya, Wita mengetahui perselingkuhan suaminya dengan mantan kekasih suaminya dulu. Aplikasi rahasia di ponsel suaminya, yang akhirnya membuat Wita tahu. Kalau suaminya bertahun-tahun telah mengkhianati cintanya. Padahal, selama ini dia banyak berkorban untuk Randy. Dia harus menjadi tulang punggung, menggantikan posisi Randy saat tak bekerja. Lukanya begitu dalam.
Bagaimana kisah rumah tangga mereka, setelah Wita mengetahui perselingkuhan suaminya? Akankah Wita memaafkan Randy? Ataukah dia justru memiliki bercerai dari laki-laki pengkhianat itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SyaSyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26. Pertemuan Kemal Rara dengan Sella
Randy berniat mendatangi rumah Wita. Hari ini dia ingin mengajak kedua anaknya pergi bersama Sella. Dia sudah bicara pada Sella. Tujuannya, agar kedua anaknya bisa mengenal Sella, dan bisa dekat dengan Sella.
"Kamu itu hari-harinya pergi terus. Apa kamu gak mikir Ran, umur kamu semakin tua? Kapan kamu berpikir mau kerja? Meskipun kamu udah cerai sama Wita. Kemal dan Rara tetap menjadi tanggung jawab kamu. Kamu gak bisa lepas gitu aja. Apa kamu mau? Kalau kedua anak kamu lama kelamaan membenci kamu, karena kamu selama ini tak peduli sama mereka? Mereka sudah mengerti dan bisa melihat sendiri. Jangan sampai nantinya kamu menyesal di kemudian hari! Seharusnya, kamu sadar! Kehidupan kamu semakin berantakan, setelah kamu bercerai dari Wita. Sedangkan Wita. Setelah bercerai dari kamu. Karier semakin menanjak, dia semakin hebat. Kalau ibu jadi kamu. Ibu nyesel banget selingkuh dari Wita. Sudah hidup enak punya istri baik, cantik, sabar bertahun-tahun menerima kondisi kamu apa adanya, punya anak yang cantik dan ganteng. Eh, kamu malah gak bersyukur."
"Iya, ini juga Randy mau ke rumah Wita. Mau ajak Anak-anak pergi ke Mall sama Sella. Biar mereka berkenalan sama Sella," sahut Randy.
"Memangnya, kamu jadi mau nikah sama si Sella?" tanya sang ibu.
"Insya Allah. Semoga dilancarkan semuanya. Sella mau pindah ke Jakarta. Rencananya, dia mau cari-cari kerja di Jakarta. Do'akan aja ya, Bu! Semoga kali ini kami berjodoh. Soalnya, Wita udah gak mau kembali sama aku. Ya udahlah, aku gak mau maksa. Aku sadar kesalahan aku sama dia sangat patal. Mungkin juga Sella memang jodoh Randy, Bu. Dia sudah janda dan aku pun sudah duda. Jadi, udah gak ada masalah kalau kita nikah," jelas Randy.
"Iya, harus begitu. Jangan hanya berzina aja. Kalian tahu 'kan hukuman orang berzina? Kalau kalian saling cinta. Ya udah nikah. Kalian jalanin rasanya berumah tangga," ucap sang ibu.
Dia pun pamit untuk pergi. Randy baru saja sampai di rumah Wita. Setelah dia menjemput kedua anaknya. Randy akan mengajak anaknya ke Mall. Dia dan Sella akan bertemu di sana. Dia sengaja tak memberitahu kedua anaknya, kalau mereka akan bertemu Sella. Dia khawatir, kedua anaknya menolak untuk diajak pergi.
Sang ART keluar dari rumah, saat mendengar bel rumah berbunyi. Dia ingin melihat tamu siapa yang datang. Sang ART cukup terkejut saat melihat kedatangan mantan majikannya.
"Kemal sama Rara ada 'kan, Bi? Saya ingin bertemu dengan mereka, mengajak dia ke Mall," ucap Randy.
Bi Asih tak mungkin melarang keinginan mantan majikannya, untuk bertemu Rara dan Kemal. Wita pun sudah mengizinkan dia untuk memperbolehkan Kemal dan Rara bertemu ayahnya. Randy pun diperbolehkan masuk ke dalam. Setelah mempersilahkan masuk, Bi Asih langsung memanggil Rara dan Kemal. Saat itu keduanya sedang menonton televisi. Keduanya terlihat bermalas-malasan bertemu ayahnya. Mereka mencium tangan ayahnya, hanya sebagai rasa hormatnya saja. Karena Wita memang selalu mengingatkan pada kedua anaknya, mereka tak boleh membenci ayahnya. Meskipun ayahnya sudah berbuat salah pada mereka.
"Kalian berdua siap-siap ya! Ayah mau mengajak kalian ke Mall. Sudah lama ayah gak menyenangkan kalian. Alhamdulillah ayah ada rezeki. Bunda juga 'kan lagi gak ada. Daripada kalian bete di rumah aja," ucap Randy pada kedua anaknya.
"Aku lagi malas pergi kemana-mana, Yah!" sahut Rara. Dia masih tak bisa menutupi rasa kecewanya pada sang ayah.
"Ayo, ah! Jangan malas-malasan! Ayah 'kan ingin menyenangkan kamu sama Kemal." Randy masih saja memaksa kedua anaknya, mau pergi bersamanya.
Akhirnya, dengan perasaan terpaksa Rara mau diajak pergi oleh Randy. Kini mereka sudah dalam perjalanan menuju Mall. Randy sudah mengirimkan chat kepada Sella, yang mengatakan kalau dia dan kedua anaknya sudah dalam perjalanan menuju Mall. Sella langsung pergi menuju Mall itu.
Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 1,5jam. Akhirnya mereka sampai di Mall tujuan. Randy langsung mengajak kedua anaknya pergi. Dia bersikap biasa saja. Berpura-pura tak ada janjian dengan Sella. Sampai akhirnya mereka bertemu. Sella datang dari arah berlawanan. Sebenarnya, Rara dan Kemal tak tahu wajah Sella. Karena Wita memang tak memberitahu wajah Sella kepada kedua anaknya.
"Halo Rara, Kemal," sapa Sella. Meskipun mereka tak tahu. Tapi, sikap Kemal dan Rara sudah menunjukkan wajah tak suka. Mereka sudah memiliki feeling. Kalau wanita di hadapannya pasti Sella si pelakor. Wanita yang sudah membuat rumah tangga orang tuanya hancur. Keduanya terlihat hanya diam.
"Kok kalian di sapa Tante Sella gitu sih? Malah cuek aja. Ayo dong, kenalan! Ini namanya Tante Sella. Teman ayah," ucap Ayah.
"Ayah sengaja 'kan ingin mempertemukan kami sama pelakor ini? Sampai kapanpun, aku gak sudi berkenalan dengannya. Dia itu wanita yang sudah menghancurkan rumah tangga ayah sama bunda. Aku benci dia. Sampai kapanpun, aku gak akan pernah memaafkan dia! Kalau dari awal aku tahu tujuan ayah mengajak aku dan ade ke Malla untuk bertemu wanita itu. Aku gak akan mau. Tadi pun aku sudah merasa malas. Aku udah malas pergi sama ayah. Aku mau pulang!" Ucap Rara tegas. Dia juga menatap Sella sinis. Tentu saja sikapnya ini membuat Sella merasa kesal. Dia sudah mengepalkan tangannya. Ingin rasanya dia menampar wajah Rara saat itu.
"Rara, kamu tak boleh berkata seperti itu sama Tante Sella. Dia akan jadi ibu tiri kalian. Ayah sama Tante Sella akan menikah. Kalian harus menerima dia. Tante Sella baik kok. Ayah yakin dia juga akan menyayangi kalian. Tolong maafkan dia ya! Ayah sama bunda bercerai, karena kami memang gak berjodoh. Jodohnya Ayah, ya Tante Sella. Makanya, kami bersatu lagi. Yuk, kita jalan bareng! Lambat laun pasti kalian akan menerimanya." Randy mencoba memberi pengertian kepada Rara. Anak sulungnya memang ketus. Terlihat sejak dulu, tak menyukai dia.
"Sampai kapanpun, aku gak mau menerima dia! Kalau Ayah mau nikah sama dia, silakan saja! Tapi, aku dan Kemal gak pernah mau menganggap memiliki ibu tiri. Wanita seperti dia gak pantas kami maafkan! Aku mau pulang sekarang! Jangan paksa kami untuk menerima dia!" Rara berkata ketus.
"Ya udah, Ay, jangan dipaksa! Kamu ajak mereka jalan-jalan aja! Aku gak usah ikut," ucap Sella pada Randy. Dia pun merasa malas, jika harus jalan bareng dengan kedua anak Randy. Sejak dulu dia memang hanya menginginkan Randy saja. Tak menginginkan kedua anak Randy.
Randy akhirnya setuju. Dia butuh waktu untuk memberi pengertian kepada kedua anaknya. Terutama kepada anak sulungnya.