Vania gadis cantik pekerja keras yang harus mengalami kecelakaan hingga membuatnya terluka parah.Saat dia koma di rumah sakit hal yang ajaib terjadi. Jiwanya berpindah ke seorang gadis lugu dan mempunyai tubuh yang gemuk.
Beby nama gadis itu. Hidupnya penuh dengan kemalangan. Sering di tindas ibu tiri dan adik tirinya. Bahkan tunangannya pun tak memperlakukan dia dengan baik.
Mampukah Vania yang masuk ke tubuh Beby merubah nasip buruknya. Dan kembali ke tubuh aslinya. Akankah Beby bisa mendapatkan cinta tunangan yang ia cintai itu.
Yuk baca ceritanya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uswatun Kh@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Demam
Setelah beberapa saat Barra kembali dengan membawa bungkusan di tangannya. Ia menghampiri Beby. Di letakannya bungkusan itu di Bedside kabinet samping tempat tidurnya.
"Nih, cepat makan. "
Beby bangkit dari tidurnya, ia melihat ke arah bungkusan itu. "Apa ini? "
Barra membukanya. "Ini aku belikan kamu bubur. Bubur ini katanya sangat enak. Aku gak mau aja kamu berlama lama di sini. Aku ada urusan lain mana bisa nungguin kamu terus di sini. " Ujar Barra.
Beby segera mendekat dan mengambil bubur yang Barra simpan dimangkuk. Barra juga membukakan tutup botol air minum untuk Beby. Ia duduk di kursi dekat tempat tidur pasien.
Beby memperhatikan perlakuan Barra padanya. Trik apa yang sedang Barra mainkan, Beby selalu menduga-duga ia tak mau percaya begitu saja dengan perhatian Barra padanya. Pasti ada udang di balik batu.Itu yang ada di otaknya sekarang.
"Cepat makan, kok malah bengong. Jangan salah faham, aku bersikap begini hanya supaya kamu cepat sembuh dan tidak menyusahkanku. "
"Siapa juga yang salah faham. Aku juga tau kamu begini pasti punya maksut tertentu. Kalo gak mana mungkin si tuan arogan ini bisa bersikap semanis ini. " Ketus Beby.
Barra kembali ke sofa. Ia memainkan Ponselnya. Sedang Beby tengah menikmati bubur yang dibawa Barra.Selesai makan Beby meminum obat yang diberikan suster .
Waktu menunjukan pukul 9 malam. Beby sudah tertidur lelap itu efek dari obat yang ia minum.Barra juga tertidur di atas sofa. Saat lelap tertidur Barra terbangun mendengar suara rintihan. Ia segera membuka matanya. Matanya tertuju pada Beby.
Barra mendekati Beby. Ia melihat Beby tengah tertidur namun ia berkeringat dan mengeluarkan suara rintihan. Barra mencoba membangunkannya namun Beby tak kunjung bangun.
Ia memegang dahi Beby."Kenapa tubuhnya sangat panas, "
Barra segera keluar dan memanggil Suster. Beberapa saat Barra kembali bersama Suster dan Dokter. Dokter segera memeriksa keadaan Beby.
"Sepertinya Beby hanya demam. Anda tenang saja, saya akan meresepkan beberapa obat. Nanti demamnya akan segera turun karena saya sudah menyuntikkan obat diselang infusnya. "
Mendengar penjelasan Dokter membuat Barra merasa lega.
"Terimakasih Dok. "
Dokter itu keluar. Barra kembali mendekat ke Beby. Ia duduk di samping Beby. Ia menarik selimut dan menutupi tubuhnya.
"Kamu ini bisanya menyusahkan orang saja. Selalu membuat orang khawatir, tidak dulu tidak sekarang sama saja tidak pernah berubah. "Omel Barra.
*****
Beby perlahan membuka matanya. Ia silau dengan sinar matahari yang masuk melalui celah jendela. Ia menoleh kesamping. Ia melihat Barra tengah tidur di atas kursi badannya tertelungkup di ranjang.
"Mengapa ia tidur disini. Dasar aneh, " Gumam Beby.
Dokter masuk untuk membuka infus dan memeriksa perkembangan Beby.
"Bagaimana keadaanmu?Apa masih demam. "
"Memangnya saya demam Dok. Saya baik-baik saja. " Ucap Beby bingung.
"Semalam mas Barra mencari saya untuk memeriksa Nona. Terlihat sekali kalo tunangan Anda sangat khawatir. "Ucap Dokter sambil membuka selang infus yang tertancap di tangannya.
"Karena keadaanmu sudah membaik kamu sudah boleh pulang. Selalu jaga kesehatan ya. Jangan suka memendam masalah sendiri , ingat banyak orang yang menyayangimu. " Tutur Dokter.
"Iya Dok, terimakasih. "
Barra terkaget melihat Dokter ada disampingnya. Ia segera berdiri dan mengusap-usap matanya.
"Gimana Dok. Apa dia sudah boleh pulang?Aku sudah bosen di sini Dok. "
"Iya, dia sudah boleh pulang. Kesehatannya sudah membaik. Tolong nanti lebih memperhatikannya lagi. Jangan biarkan dia tertekan dan sedih. "
"Iya dok. Tenang saja. "
"Dasar pembohong. Pintar banget dia bersandiwara. " Ucap Beby dalam hati.
DUKUNG AUTHOR DENGA LIKE, KOMENT DAN VOTE.