Aplikasi Rahasia Di Ponsel Suamiku

Aplikasi Rahasia Di Ponsel Suamiku

Bab 1. Kecurigaan Wita

Wita tertegun menatap benda pipih milik suaminya. Entah mengapa, tiba-tiba saja dia tergerak ingin mengetahui isi ponsel suaminya. Selama ini, dia sangat percaya pada suaminya. Mungkin, karena dia sudah terlalu lelah dengan rutinitasnya sebagai wanita karier yang bekerja di sebuah perusahaan, dan juga mengurus kedua buah hatinya di kala dia di rumah.

Meskipun dia menggunakan jasa ART, untuk menjaga kedua anaknya. Sebisa mungkin dia selalu memberikan andil mengurus kedua buah hatinya yang kini sudah berusia tujuh tahun dan juga enam tahun. Jarak kedua anaknya memang sangat dekat. Hanya berselang satu tahun. Saat anak pertamanya berulang tahun ke satu tahun, Wita sedang hamil anak kedua.

"Kamu ngapain pegang-pegang ponsel aku?" tegur Randy yang baru saja selesai mandi.

"Memangnya, aku gak boleh pegang ponsel suaminya sendiri? Kamu pun selama ini bebas melakukan apapun dengan ponselku. Sejak kapan, ponsel kamu di password, Mas?" tukasnya.

"Kamu 'kan tahu, kalau aku paling gak suka kalau kamu ingin tahu apa yang aku lakukan. Seperti gak percaya saja sama suami. Emangnya, aku ngapain sih? Ini privasi aku," kilah Randy.

Dia pun akhirnya memilih untuk pergi meninggalkan suaminya. Wita malas berdebat. Terlebih saat itu, ada kedua anaknya. Dia tak ingin kedua anaknya mendengar keributan mereka.

Firasat seorang istri tak dapat dibohongi. Mungkin, dia sangat terlambat. Karena baru merasa curiga dengan suaminya baru-baru ini. Dia merasa sikap suaminya berubah akhir-akhir ini. Suaminya juga kerap keluar rumah, dengan alasan menemui Teman-temannya untuk menanyakan lowongan pekerjaan.

Bukan setahun dua tahun Randy menganggur. Sejak di satu pernikahan mereka, Randy sudah tak bekerja. Hingga akhirnya, Wita terpaksa harus menggantikan posisi dia. Dia yang harus menjadi tulang punggung, membiayai kehidupan rumah tangga mereka.

Selama ini, Wita tak pernah mempermasalahkan hal ini. Dia berpikir, mungkin rezekinya memang dari dia. Sebagai seorang istri, dia berusaha mengerti. Terlebih, dia tahu kalau suaminya kerap berusaha. Tapi sayangnya, rezeki belum berpihak padanya.

Randy berusaha bekerja freelance, untuk membantunya. Meskipun hasilnya tak bisa dipastikan. Penghasilan yang dia berikan, tak mencukupi biaya kehidupan mereka. Mereka memiliki cicilan rumah dan juga mobil. Untungnya, gaji Wita bisa membiayai semuanya.

"Malam ini aku ada carteran, mengantar teman aku ke Puncak. Pagi sih aku udah sampai rumah lagi. Katanya, hanya antar saja. Lumayan, uangnya bisa bantu kamu," ungkap Randy.

Tak seperti biasanya. Kali ini Wita merasa tak ikhlas mengizinkan suaminya pergi. Namun, dia tak mungkin meminta suaminya membatalkannya. Suaminya pasti akan sangat marah, mengatakan dia tak bersyukur, dan menolak rezeki. Padahal suaminya sudah berniat memberikan uang kepadanya. Hingga akhirnya Wita memilih memendamnya dalam hati.

Suara adzan sholat magrib berkumandang, Wita memilih untuk sholat. Berusaha menenangkan hatinya yang sejak tadi merasa tak tenang. Sejak dia sebelum sholat sampai selesai sholat, suaminya sibuk dengan ponselnya. Sampai akhirnya, tak lama kemudian Randy pun pamit untuk pergi.

Rasanya, begitu berat Wita melepas kepergian sang suami. Namun, dia bisa apa? Dia hanya wanita lemah, yang selalu mengalah untuk menghindari pertengkaran dengan Randy.

Di keheningan malam, dia masih terjaga. Dia tatap ponselnya. Tak ada kabar dari suaminya. Biasanya, sang suami kerap memberi kabar kepadanya. Ternyata, ponsel Randy tak aktif. Saat dia mengirimkan pesan singkat kepada suaminya. Wita masih berusaha berpikir positif. Wita pun akhirnya memilih untuk sholat tahajud.

Saat itu jam menunjukkan pukul 01.00 dini hari. Dia berdoa, agar diberi petunjuk atas kegelisahan yang dia rasakan. Pikirannya terus mengarah, ingin melihat isi ponsel suaminya.

Jam sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi, Randy belum juga pulang. Ponselnya pun belum aktif. Pesan yang dikirimkan Wita pun, belum terkirim sampai sekarang. Kecurigaan Wita semakin bertambah. Detik demi detik telah berlalu. Kini jam menunjukkan pukul 19.00 malam, Randy baru saja sampai di rumah. Dia terlihat santai tanpa rasa bersalah. Padahal, dia sudah mengingkari janjinya untuk pulang pagi harinya.

Wita menyambut kedatangan suaminya. Tak ada permintaan maaf dari bibir Randy, Wita merasa suaminya berubah. Randy memilih langsung mandi dan juga tidur. Tanpa ada kata apapun, dia langsung masuk ke kamar.

Satu jam berlalu, dia tak kunjung keluar dari kamar. Hingga akhirnya Wita menyusulnya masuk ke dalam kamar. Wita melihat Randy yang sudah tertidur nyenyak.

"Bisa-bisanya kamu seperti ini, Mas. Kamu anggap aku apa?" Wita berkata dalam hati.

Dia sangat kecewa dengan sikap suaminya itu.

Pandangannya kini ke arah benda pipih yang berada di samping bantal suaminya tidur. Dia mencoba ambil ponsel itu secara perlahan, karena tak ingin suaminya terbangun dari tidurnya, dan melihat dia yang sedang mengecek ponselnya. Kali ini ponsel itu tak terkunci.

Namun, Wita merasa aneh. Tak ada satupun pesan, baik di aplikasi hijau maupun pesan biasa. Log panggilan pun terlihat kosong, sama halnya dengan galeri penyimpanan foto ataupun video.

"Kok gini ya? Apa Mas Randy hapus semua ya? Untuk menghilangkan jejak, agar aku tak curiga." Wita bergumam dalam hati.

Wita memilih membawa ponsel itu keluar. Dia akan berusaha mencari tahu. Dia masih saja penasaran. Sampai akhirnya dia berhasil mengembalikan ke settingan awal. Dia buka satu persatu yang menjadi kecurigaannya.

Ternyata tak ada apapun yang mencurigakan.

Mungkin, suaminya sudah menghapusnya lebih dulu sebelum pulang. Atau mungkin memang tak ada yang dilakukan suaminya. Hingga akhirnya dia memilih untuk percaya kembali terhadap suaminya. Dia menyakinkan, kalau apa yang dia rasa hanya sebuah kecurigaan tak beralasan.

Dia berusaha menetralkan perasaan hatinya, dengan kembali berbincang dengan kedua anaknya. Wita pun berjanji tak akan melakukan hal yang nantinya akan meresahkan hatinya. Toh, suaminya memang sering kali menghabiskan waktu di rumah bersama dia dan juga kedua anaknya. Suaminya pergi, hanya karena mengantarkan orang. Memanfaatkan mobil yang ada, meskipun hasilnya tak seberapa. Hanya seratus atau dua ratus saja. Tapi paling tidak, suaminya sudah berusaha untuk membantunya.

Saat itu jam sudah menunjukkan pukul 22.00, kedua anaknya sudah masuk ke dalam kamar. Sama halnya dengan ART. Wita pun memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya, karena besok pagi dia harus bekerja kembali. Lagi-lagi hatinya tergerak untuk mengambil ponsel suaminya. Sebagai pertanda, ada sesuatu di ponsel suaminya. Ada perasaan bimbang dalam hatinya. Padahal, tadi dia sudah sempat berjanji untuk tidak mengecek ponsel suaminya kembali.

"Kenapa sih, seperti ini terus? Padahal, tadi aku udah ngecek. Gak ada yang aneh," gerutu Wita dalam hati.

Dia menjadi kesal pada dirinya sendiri. Mungkin, karena selama ini dia sangat percaya sama suaminya.

Terpopuler

Comments

𓆉︎ᵐᵈˡ𝗝𝗲𝗺𝗶𝗰𝗼🥳😎

𓆉︎ᵐᵈˡ𝗝𝗲𝗺𝗶𝗰𝗼🥳😎

dah pengangguran, numpang hidup sama istri berani selingkuh tuhh Rendy

2024-12-26

1

Wiwik Emy

Wiwik Emy

insting seorang istri GK BS berbohong
pernah diposisi ini

2024-12-05

1

Vita

Vita

mampir dsni 👍

2024-12-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!