NovelToon NovelToon
Alpha Love Story : The Girl

Alpha Love Story : The Girl

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Dikelilingi wanita cantik / Anak Yatim Piatu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:59.7k
Nilai: 5
Nama Author: Septira Wihartanti

Devon merasa ia jatuh cinta pada gadis sebatang kara, setelah perjalanan cintanya dengan berbagai jenis wanita. Gadis ini anak jalanan dengan keadaan mengenaskan yang ia terima menjadi Office Girl di kantornya. Namun, Hani, gadis ini, tidak bisa lepas dari Ketua Genknya yang selalu mengamati pergerakannya. Termasuk pada satu saat, kantor Devon mengalami pencurian, dan terlihat di cctv kalau Hani-lah dalang pencurian tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septira Wihartanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pelarian Jackson

“Ya ampun capek banget gue...” gumam Lily sambil memarkir mobilnya di parkiran basement apartemennya. “Kenapa gue harus jadi anak buah Pak Zakiiii, kenapaaa di antara banyak Bos-Bos lainnya kenapa harus Pak Zakiiii,” sahutnya kesal sambil memijat-mijat kepalanya yang masih pusing.

Lalu dia minum air dari tumbler mahal kekiniannya dan menghembuskan nafasnya, bersyukur dia sudah pulang dari kantor. Seharian Zaki tak ada di kantor tapi Lily diserahi banyak tugas. Ia diancam kalau hari ini tidak selesai, ia akan dipecat.

Terpaksa ia tidak jalan-jalan di mall, ia tidak manicure, ia tidak bergosip sama tim marketing, ia bahkan tidak touch up make up, karena tidak ada waktu untuk itu semua. Ia harus mengetik sampai saking mengganggunya, ia lepaskan semua kuku palsunya agar bisa mengetik dengan cepat.

Suara berdenting berbunyi dari dalam tasnya. Lily mengambil I-Phonenya dan membaca pesan singkat sambil mengernyit, dari ibunya.

“Kak, sudah waktunya bayar UKT adik, lalu kalau boleh sekalian Mama mau benerin plafon atap rumah, tiangnya sudah dimakan rayap semua.”

Dan Lily pun menggaruk kepalanya.

“Walah, belum gajian pula.” Gumamnya kebingungan.

Ia memeriksa e-bankingnya, tersisa 3,5juta, biaya hidupnya bulan ini.

“Terakhir duit gue habis buat nyewa berondong keren. Untung udah bayar listrik...” gumamnya. Ia langsung merasa bersalah, karena ia tidak mendahulukan Ibu dan Adiknya dan malah menyewa Jackson untuk kepuasan nafsunya.

Di lain pihak, ia selalu merasa sangat puas akan pelayanan Jackson. Karena berbeda dari pria lain yang saat sudah keluar mereka pergi begitu saja meninggalkan Lily, kalau dengan Jackson masih dapat extra ciuman panas sekaligus pelukan sampai tertidur. “Mana dia lembut banget kalau main, nggak berasa sakit.” Lily bergumam sendiri sambil mengingat malam-malam yang dihabiskannya bersama Jackson.

“Kalau sama Devon... walopun spot gue langsung kena, tapi punya dia kegedean, spek bule, ngilu. Udah gitu mainnya barengan, harus bagi-bagi sama yang lain. Apa gue punya pacar aja ya? Ah! Nggak lah malah ribet kalau pacaran, nanti diatur-atur!” ia ngomel sendiri.

Ia pun akhirnya mengetik pesan singkat ke Mamanya, “Mah, aku kirim uang buat UKT Cempaka dulu saja ya 2,5juta. Urusan plafon nanti pas aku gajian seminggu lagi.” Kata Lily.

Lily lalu keluar dari mobil dan masuk ke lift untuk menuju Lobby Apartemennya. “Jadi seminggu ini gue harus bertahan makan cuma pake Indomie nasi telor aja. Apa gue jualan tas aja yah, ada tuh tas elvi yang waktu itu dikasih Kayla.”

Ia berpikir cara agar uang sejuta bisa cukup untuk seminggu. Wanita ini lumayan boros gaya hidupnya. Padahal gajinya sudah dua digit di kantor Zaki, belum juga gajian sudah berkurang drastis tabungannya.

Saat ia menginjakkan kaki di Lobby apartemen dengan pikiran setengah melayang karena harus atur siasat tidak kelaparan selama 7 hari mendatang, tiba-tiba matanya menangkap sosok yang sangat dikenalnya.

Sosok pemuda dengan jaket kulit, celana jeans, dan anting di telinga kirinya.

Wajah tampannya seperti biasa menatap orang lain dengan bersahabat, tapi saat ia menatap Lily, senyum sinisnya langsung timbul.

Bedanya dengan suasana biasa, kondisi Jackson kali ini babak belur. Pinggir bibir tampak memar dan hidungnya seperti ada darah kering.

Lily sampai-sampai menghentikan langkahnya lalu ternganga melihat pemuda itu berdiri bersandar di tembok, di samping pintu akses masuk.

Wanita itu setengah terburu-buru menghampiri Jackson. “Ngapain kamu di sini?! Ya ampun itu muka kenapa?! Kok bonyok?!”

Jackson menarik nafas lalu menunduk. “Aku nginep di rumah kamu ya? Untuk sementara ini. Please?”

**

Flashback ke kejadian tadi pagi, Saat Jackson terburu-buru pergi dari rumah dan akan kabur ke luar kota dengan motornya, dari arah depan ia melihat mobil jeep hitam berjalan mengebut, menuju ke arahnya.

Jackson yakin mobil itu mengincarnya, karena motornya diparkir di bahu jalan, dan mobil itu jelas-jelas melanggar marka jalan padahal kanan-kirinya kosong.

Apa boleh buat, karena kaget Jackson belum sempat menghidupkan motornya dan mobil itu menabraknya sampai Jackson terpental ke pagar besi.

Helm yang ia kenakan membantu kepalanya tidak terbentur beton di samping pagar. Tapi motornya langsung ringsek tak berbentuk.

Sambil mengeluh karena seluruh tubuhnya langsung sakit dan nyeri, Jackson berlutut untuk bisa berdiri lagi.

Tapi ia merasa leher belakangnya ditekan, ia pun jatuh kembali ke aspal.

Kaki seseorang.

Tekanannya sangat kuat, sampai Jackson langsung sesak nafas.

“Mau kabur kemana?” desis orang itu.

Jakson berpikir bagaimana cara membebaskan dirinya, sudah pasti penyerangnya adalah salah satu orang dari gedung nahas itu.

“Jackson, alias Axel Rio. Lu yang udah nyuruh anak buah lo buat nyuri di gedung Praba Grup? Ngaku aja ya, biar nggak kita muti lasi. Yaa paling luka-luka dikit aja.”

“Dia buronan polisi, bro. Harusnya sih diserahkan ke yang berwenang.” Jackson bisa mendengar ada suara lain berujar begitu. Ia belum bisa melihat wajah para penyerangnya.

“Nggak seru kalo dia diserahkan gitu aja bro, terus kita dapet apa? Udah susah-susah nabrak motornya, itu cat mobil gue kegores. Lebih untung kalo kita jadiin samsak dulu.”

Jelas, Jackson tidak memilih kedua opsi itu. Ia tidak mau diserahkan ke polisi, bisa-bisa ia akan jadi tahanan tipikor karena dianggap tahu sesuatu mengenai kasus korupsi bapaknya. Walau pun Jackson memang tahu sesuatu yang berkaitan dengan antek-antek bapaknya, tapi lebih baik ia diam dan menjauh. Selain itu ia juga tidak ingin menjadi samsak tinju orang-orang ini.

Jackson memiringkan tubuhnya sedikit saat kedua orang penyerangnya berdebat mengenai akan diapakan dirinya, lalu ia angkat kakinya tinggi-tinggi, ia masukkan ke dalam betis orang yang menekan lehernya, ia puntir kakinya.

BRUAGH!!

Si penyerang pun jatuh karena kesengkat.

Jackson berdiri dan melepas helmnya, dengan rakus ia menghirup oksigen sambil berjalan mundur sempoyongan, berusaha menjauh.

Penyerangnya yang terjatuh karena kakinya ia sengkat memiliki Tato hampir penuh di sekujur tubuhnya, sampai ke leher segala. Wajahnya etnis campuran, antara Arab dan Cina, perpaduan keduanya. Ia menatap Jackson dengan marah.

Sementara orang yang masih berdiri, berambut cepak, wajah dan rahang yang tegas, tanpa alis, memiliki aura penghancur yang kuat.

“Brengsek...” gumam orang yang jatuh.

“Lu Axel Rio? Pemimpin geng di sini? Betul lo yang ngirim pencuri ke gedung itu?” tanya si cepak.

Jackson terengah-engah karena debaran jantungnya terasa cepat sekali.

“Siapa lu?” tanya Jackson.

“Gue Griffin, dia Artemis.” Kata si Cepak memperkenalkan diri.

“Nama macam apa itu?” dengus Jackson.

“Nama lo sendiri Axel, nggak nyadar woy?!” sindir Artemis.

“Dari mana lo tahu nama asli gue?” seru Jackson panik.

“Tampang lo yang ketangkep kamera langsung mendeteksi identitas lo.” Kata Artemis.

“Gue nggak masuk ke gedung itu untuk nyuri.” Kata Jackson. “Lo nggak bisa nuduh gue gitu aja. Nggak ada bukti gue nyuri di sana.”

“Penadah barang bersaksi, dan semua tahu tiga orang yang masuk ke dalam itu adalah anak buah lo. Masa nggak tahu sih sebagian besar barang yang dicuri ada GPS-nya? Lagian pacarnya Devon juga bilang kalo lo yang nyuruh mereka curi barang di sana.”

Jackson meludah ke samping. GPS adalah hal terakhir yang terpikir di benaknya, ia tidak menyangka kantor itu begitu canggihnya.

“Pacarnya... Devon?!” dengus Jackson sinis.

“Iya... siapa sih namanya? Masih kecil banget tuh.” Gumam Artemis ke Griffin.

“Hani.” Sahut Griffin.

Jackson berpikir dia masih bisa mencari cela untuk membela diri, berpura-pura tidak ada hubungannya dengan semua ini.

“Lo bisa tangkap mereka, tapi nggak bisa nangkap gue. Kecuali lo polisi dan punya bukti kuat kalau gue memang orang yang terlibat.” Kata Jackson.

“Hehe, kita nggak butuh polisi buat menyingkirkan anak jalanan. Tapi kita akui, lo itu istimewa, nggak bisa gitu aja ditangkap. Lo punya identitas, dan buronan KPK.”

“Kasus bokap gue juga nggak ada hubungannya sama gue, toh gue juga nggak punya apa-apa lagi.” Geram Jackson. “Mereka mau tangkap gue atas dasar apa? Emangnya gue yang korupsi? Gue juga dimiskinkan dalam sekejab, gue sampai harus kerja buat biayain tuh anak-anak jalanan!”

“Si Paijo, petugas Dukcapil.” Artemis langsung buka suara.  “Juga bilang lo yang-“

Jackson langsung lari.

Kalau untuk urusan Paijo, yang mungkin saja sudah ditangkap polisi karena pekerjaan sambilannya memalsukan data kependudukan bilang kalau Jackson adalah orang yang bikin dia dan anak buahnya babak belur, jelas Jackson langsung kalah.

Jackson berlari ke tempat yang ia kira bisa menyembunyikannya. Dalam hati ia berpikir, gila juga hanya karena mencuri beberapa barang yang sebenarnya harganya tidak seberapa kalau dibandingkan dengan kekayaan pemilik gedung, identitasnya bisa langsung terbeber begitu saja. Teknologi zaman sekarang bisa membuka aib seseorang.

Mau diserang dari mana pun, dengan kasus apa pun ia akan kalah.

Karena kalau sampai semuanya diperdalam, bisa jadi akan membawa mereka ke kasus berikutnya yang pasti akan membawa mereka ke kawanan begal, dan Jackson bisa dipenjara karena ‘membunuh’ kedua orang tua Hani.

Namun tampaknya ia kalah cepat karena Artemis mendorongnya dari samping.

Jackson terpelanting ke samping dan langsung ditangkap Griffin.

Pemuda itu melayangkan tinjunya ke tubuh Griffin, tapi Griffin dengan cepat mengunci kedua tangannya dan berikutnya hantaman keras menerpa rahang Jackson.

Artemis yang dari awal sepertinya sudah bernafsu ingin mengerjai Jackson pun sukses melayangkan hantaman keras ke wajah Jackson.

Juga ke perut Jackson.

Dan terakhir sikut Artemis menghantam pelipis Jackson.

Jackson mendorong Griffin ke belakang sampai mereka berdua menghantam beton tiang pancang fly over. Punggung Griffin tertekan ke beton dan Jackson bisa menyikut ulu hati Griffin dengan keras.

Genggaman Griffin mengendur, Jackson menghantam rahang Griffin dengan sikut.

Pemuda itu berkelit ke samping menghindari tinju Artemis, dan berhasil mengambil bata trotoar, lalu melayangkannya ke kepala Artemis.

Artemis berhasil melindungi wajahnya dengan lengan, bata itu hancur berantakan.

Jackson sadar, ia tidak bisa bertahan lebih lama menghadapi orang-orang kuat ini.

Ia hanya sendirian dan sudah terluka lebih dulu karena ditabrak jeep.

Jadi ia langsung lari setelah melempar bata sekali lagi ke arah artemis.

Beruntung, ada Transjakarta yang lewat, Jackson lari menyebrang jalan dan langsung loncat berpegangan ke spion Bus itu.

Lalu setelah Bus melambat, Jackson turun dan menyebrangi feeder, lalu menghilang di seberang jalan besar.

“Anjir...” desis Artemis. “Kaburnya cepet banget!” keluhnya.

“Masih muda soalnya.” Desis Griffin sambil memeriksa memar di ulu hatinya.

“Kita juga belum tua.” Gerutu Artemis sambil berjalan ke arah mobilnya

**

Hal terakhir yang diingat Jackson, ia meraih ponsel di kantong celananya. Lalu menghafal nomor telepon seseorang.

Jackson berdiri di depan got besar sambil mengutak atik ponselnya, membackup semua kontak ke emailnya, mereset ulang, melepaskan kartu SIM-nya, lalu ia buang ponselnya ke got besar itu.

Kartu Simnya ia patahkan jadi dua, lalu ia buang ke tempat sampah.

Jackson tidak ingin terlacak.

Dan karena orang terakhir yang ia temui adalah Lily, ia akan menunggu Lily di apartemen wanita itu.

1
Nyenk Fateem
masih kasihan sebenernya sama jackson
Ita Putri
best-lah pokoknya....
Ita Putri
oalaaaaa Iyo rek ...laliiiii😁
Ita Putri
Baron apa ivander ya .....
Nurmala_Neen
wohoo..
Ummi Yatusholiha
ya ampyuuunnn itu perangkat komplek kok pada random sih madam,pecat aja lah 😄😄
emang ada ya pesugihan codot ngising 🤣🤣🤣
Wiwit Duank
gak ada bab yg receh²an Madam apalagi receh 100 an 200 an..ups 🤭
semuuuaaaa bab menyenangkan dan menghibur.makasih Madam 🥰🥰
lenong
receh nya sukaaa koq👍👍
Bakul Lingerie
heeet daaah.. 5juta doang, pelit amat Devon
Diedie
alah alesann 😁
Poethree Andrias
gpp mak meskipun receh tetep kita tunggu updatenya /Smile/
Emi Wash
recehmu menghibur hatiku jeng.....
semangat sehat selalu jeng septi....
Emi Wash
😂😂😂😂😂
Emi Wash
pelit luh pon ma calon bini, 5 jt mah enteng....
Emi Wash
codot ngising..... /Grimace//Joyful//Joyful//Joyful/
🥵🥵🥵
haduuuh ini udah maksimal lah Thor bagus gini bikin mood kembali ceria 🤣🤣🤣
🥵🥵🥵
astaghfirullah 🤣🤣🤣
🥵🥵🥵
biar pada sawan lah gak manfaatin Devon 😂🤣🤣🤣
🥵🥵🥵
😂😂🤣🤣🤣🤣
🥵🥵🥵
ini istri yg keberapa jadinya 😂😂
hilih moduus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!