Serra Valentino. Gadis itu tidak pernah menduga jika hidupnya akan berubah 180° setelah dijebak oleh kakaknya. Serra melewati satu malam bersama pria asing dan kehilangan mahkotanya yang paling berharga. Namun Serra berada di kamar yang salah. Dia tidur bukan dengan pria hidung belakang yang telah disiapkan oleh kakaknya, melainkan seorang penguasa.
"Menikahlah denganku, aku akan membantumu untuk balas dendam!!"
Serra kemudian menikah dengan laki-laki asing itu. Dan dia membantunya untuk membalas dendam pada keluarganya. Lelaki itu membantu Serra menghancurkan orang-orang yang telah menghancurkan hidupnya. Namun seiring berjalannya waktu, rahasia besar pun terungkap jika sebenarnya Serra bukanlah putri kandung dari mereka yang selama ini dia anggap sebagai orang tuanya. Melainkan putri dari seorang wanita yang sangat kaya raya dan berpengaruh.
Lalu bagaimana hidup Serra setelah menikah dan menjadi istri seorang penguasa? Kebahagiaan atau penderitaan yang akan dia dapatkan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyelamatan
Suara dering pada ponselnya menginterupsi kebersamaan Lucas bersama Serra dan kedua orang tua angkatnya. Terlihat pria itu bangkit dari kursinya lalu memisahkan diri untuk menerima panggilan tersebut.
Lucas tidak tahu ada hal penting apa sampai-sampai Jerry menghubunginya. "Ada apa kau menghubungiku malam-malam begini?" tanya Lucas to the point.
"Tuan, Rocky dan anak-anak Panti berada dalam bahaya. Maxime menculik mereka dan menyekapnya di suatu tempat. Tidak hanya itu saja, mereka juga menggantung tubuh anak-anak itu di atas kuali besar yang berisi air mendidih."
Gyut...
Tangan Lucas terkepal kuat mendengar apa yang Jerry sampaikan. Mereka sudah sangat keterlaluan, dan tentu saja Lucas tidak akan tinggal diam. Dia akan menghabisi mereka semua, jika mereka sampai berani menyakiti anak-anak Panti itu.
"Segera kumpulkan anak buahmu, habisi semua anggota Black Scorpion yang ada di sana dan jangan Sisakan satupun!!" perintah Lucas, kemarahan terdengar jelas dari nada bicaranya yang dingin dan penuh intimidasi.
"Baik, Tuan. Kami akan berangkat sekarang juga." Ucap Jerry lalu mengakhiri panggilan teleponnya.
Lucas kembali ke dalam, sebisa mungkin dia mengendalikan emosinya yang sudah meledak akibat kabar yang ia terima dari Jerry tentang keadaan Rocky dan anak-anak panti.
Serra bangkit dari kursinya dan segera menghampiri Lucas. "Telepon dari siapa, kenapa wajahmu tegang sekali? Apakah sesuatu yang buruk sedang terjadi?" tanya wanita itu memastikan.
Lucas menggeleng. "Tidak ada, hanya permasalahan kecil di kantor saja. Ma, Pa, maaf aku tidak bisa menemani kalian lebih lama lagi, ada hal penting yang harus segera aku selesaikan. Sebaiknya malam ini kalian menginap saja. Kalian pasti masih sangat merindukan Serra, lagipula banyak kamar kosong di rumah ini. Kalau begitu aku pergi dulu," ucap Lucas yang kemudian dibalas anggukan oleh Nyonya dan Tuan Jung.
Setelah berpamitan pada mereka, Lucas pun bergegas pergi untuk menyelamatkan Rocky dan anak-anak panti. Dia berangkat sendiri, karena Jerry dan anak buahnya sudah bergerak lebih dulu.
-
-
"Aaarrrkkhhh!!! Sial!! Kenapa tali ini tidak mau putus juga?!"
Rocky berteriak frustasi. Sudah lebih dari tiga puluh menit dia berusaha melepaskan ikatan pada tangan dan tubuhnya. Namun tidak bisa, ikatan itu terlalu kuat dan sulit sekali dilepaskan.
Waktu terus berjalan, dan waktu yang Rocky miliki sudah tidak banyak lagi. Jika ia tidak bisa melepaskan tali itu tepat waktu, ia tidak tau bagaimana nasib anak-anak malang itu.
"Hahaha!! Kenapa, Rocky?! Mulai menyerah ya? Ayo bung, waktumu semakin menipis. Lihat dan perhatikan baik-baik anak-anak manis itu. Jarak mereka dengan kuali semakin dekat saja, aku sudah tidak sabar ingin mendengar jeritan ketakutan dan putus asa mereka ketika tub*hnya di rsbus di dalam sana!" Ucap Maxime dengan seringai iblisnya.
"Jangan coba-coba melakukannya, atau aku akan membuatmu menyesal!!"
Maxime anak buahnya tertawa mengejek mendengar ancaman Rocky, memangnya apa yang bisa dia lakukan? Bahkan untuk melepaskan diri sendiri pun dia tidak mampu.
"Omong kosong apa yang kau katakan, Rocky. Daripada kau berangan-angan tinggi ingin membunuhku, sebaiknya pikirkan saja cara bagaimana melepaskan ikatan itu sebelum waktumu habis. Waktu terus berjalan dan sisa menit yang kau miliki semakin menipis, Bung. Dua puluh menit, sisa waktu yang kau miliki saat ini." Ujar Maxime sambil menunjuk kearah jam dinding.
Rocky kembali berteriak keras. Maxime benar-benar membuatnya marah, dan Rocky bersumpah akan menghabisi Maxime setelah dia berhasil menyelamatkan anak-anak itu.
Satu persatu anak-anak itu mulai sadar karena pengaruh obat b!usnya telah habis. Rasa panas yang seolah membakar tubuh mereka membuat anak-anak itu menjadi panik dan ketakutan, terlebih lagi ketika melihat kuali besar berisi air mendidih tepat di bawah t*buh mereka tergantung.
"Huaaa...!!! Paman, selamatkan kami." Teriak anak-anak itu sambil menangis histeris. Mereka benar-benar ketakutan setengah mati.
Rocky menangis melihat itu. "Jangan panik anak-anak, kalian harus tenang. Paman pasti akan menyelamatkan kalian semua." ucap Rocky menenangkan.
Brakk...
Dorr...
Dorr...
Dorr...
Pintu ruangan itu didobrak dengan keras, membuat perhatian semua orang di dalam ruangan itu teralihkan termasuk Rocky dan Maxime. Satu persatu tubuh anak buah Maxime ambruk setelah terkena terjangan peluru yang dilepaskan oleh anak buah Lucas.
Dan kedatangan mereka semua di waktu yang tepat membuat Rocky seperti mendapatkan oase di tengah-tengah padang pasir yang kering dan tandus.
Jerry dan anak buahnya terus menembaki mereka dengan brutal, kejam dan tak kenal kata ampun. Mereka menghabisi semua orang yang ada di sana tanpa sisa seperti yang Lucas perintahkan. Mereka pun kemudian berpencar, sebagian menyelamatkan anak-anak itu, sebagian lagi menghadapi anak buah Maxime.
Kedatangan mereka yang tidak terduga membuat Maxime terkejut bukan main, semua berada di luar perkiraannya. Dan sudah bisa dipastikan jika Lucas tentu ada di antara mereka. Untuk saat ini, Maxime masih belum siap jika harus berhadapan dengannya. Apalagi anak buahnya banyak yang mati ditangan anak buah Lucas.
Sebelum Lucas datang dan dirinya berada dalam masalah besar, buru-buru Maxime melarikan diri dari sana lewat pintu darurat.
"Br*ngsek, jangan kabur kau!!" teriak Rocky setelah dia terlepas dari ikatan itu.
Rocky berusaha mengejarnya, tapi terlambat, karena Maxime sudah berhasil melarikan diri, dan pintu yang dia pakai untuk melarikan diri telah terkunci dari dalam.
"Aaarrrkkhhh!!! Sial, kenapa dia berhasil lolos!!" teriak Rocky frustasi.
"Biarkan saja!! Tidak ada gunanya juga kau mengejarnya, yang terpenting anak-anak sudah selamat semua." Sahut seseorang dari belakang.
Sontak saja Rocky menoleh, dan betapa terkejutnya dia melihat kedatangan Lucas. Iya pikir hanya Jerry dan bawahannya yang datang, tetapi ternyata Lucas juga. "Tuan,"Seru Rocky.
"Segera bawa anak-anak pergi dari tempat ini, bawa mereka semua ke rumah sakit. Mereka membutuhkan perawatan, jangan sampai anak-anak itu mengalami trauma akibat kejadian hari ini. Aku sudah menyiapkan kendaraan untuk kalian!!" Ucap Lucas dan membuat air mata Rocky menetes dari pelupuknya.
Rocky membungkuk dan tak henti-hentinya mengucapkan terima kasih pada Lucas karena telah membantunya. "Terima kasih, Tuan. Terima kasih, tanpa bantuan Anda entah bagaimana nasib anak-anak itu. Sekali lagi terima kasih," Rocky membungkuk sebelum beranjak dari hadapan Lucas.
Lalu pandangan Lucas bergulir pada beberapa anak buah Maxime yang masih hidup."Lemparkan mereka semua ke dalam kuali itu dan rebus h!dup-h!dup!!" perintah Lucas pada Jessy dan pergi begitu saja.
Bahkan Lucas tidak peduli dengan teriakan mereka semua. Sosok Iblis dalam dirinya telah mengambil alih diri Lucas sepenuhnya, dan tak ada yang bisa menghentikannya. Seperti ada sebuah kutukan di dalam dirinya. Dan hal itu tentu saja bukan hanya sebuah kebetulan belaka, karena itu juga terjadi pada kakek dan ayahnya.
-
-
Jam dinding terus berdetak, melewati detik demi detik dan sekarang jarum panjang itu sudah menunjuk angka 23.00 malam, menggulung langit mendung kian pekat ternoda tinta malam diatas sana. Membuat udara malam semakin dingin dan mengikat.
Disebuah balkon, disalah satu kamar di Mansion mewah itu. Menghirup wangi angin malam, sang dara berdiri di balkon kamarnya, mendongakkan wajah ke angkasa dan menatap gemintang yang sekarang entah kenapa tidak terlihat bersinar karena tertutup awan gelap. Apakah hujan akan turun? Entahlah, bahkan Serra sendiri tidak tau.
Cklekk...
Suara decitan pada pintu kamar yang terbuka sedikit menyita perhatiannya. Serra menoleh dan mendapati sosok pria tampan namun juga terlihat cantik memasuki ruangan yang hampir seluruhnya didominasi warna putih dan gold yang elegan.
Serra beranjak dari balkon lalu melenggangkan kedua kakinya secara bergantian menghampiri orang itu yang pastinya adalah Lucas. Senyum lembut menyambut kedatangan Lucas di ruangan yang terasa sepi itu.
"Kau sudah pulang?" Serra membantu Lucas membuka mantel hitamnya lalu menggantungnya di tempat semula.
"Ini sudah larut malam, kenapa belum tidur?" Tanya Lucas dan menatap langsung ke dalam netra indah itu.
"Aku belum mengantuk,"
"Lalu bagaimana dengan mama dan papa?" Ucap Lucas memastikan.
"Mereka sudah tidur sejak satu jam yang lalu. Mama dan papa terlihat lelah, jadi aku meminta mereka untuk tidur saja. Kau melewatkan makan malammu lagi hari ini, pasti belum makan malam kan?" Tebak Serra 100% benar. Karena Lucas pergi sebelum jam makan malam.
Lucas mengangguk membenarkan. "Ya," jawabnya singkat.
Serra mendesah berat. "Kalau begitu aku akan meminta pelayan untuk segera menyiapkannya." Wanita itu kemudian beranjak dari hadapan Lucas dan pergi begitu saja.
Lucas tak perlu keluar dari kamarnya hanya untuk makan malam. Ia bisa makan malam di balkon sambil menikmati udara malam yang dingin namun terasa sejuk.
Selang beberapa saat Serra kembali dengan dua pelayan yang datang membawakan makan malam untuk Lucas. Lalu pria itu meminta supaya kedua pelayan itu menyusun makanan-makanan tersebut dimeja balkon. Bersama Serra, Lucas mulai menyantap makan malamnya dengan tenang.
-
-
Bersambung.