Sebagai seorang ibu rumah tangga anisa tidak pernah mengatur keungan rumah tangganya. Keuangan semua dipegang oleh ibu mertuanya. Karena Rendra suami Anisa memberikan tanggung jawab keuangan kepada ibunya agar sang ibu tidak salah paham dengan Anisa. Anisa sendiri tidak masalah , yang terpenting tidak ada keributan. Rendra sangat mencintai Anisa, sampai rendra juga mengajari Anisa agar bisa tegas dalam bersikap.
Anehnya keluarga kakaknya rendra selalu menumpang hidup dengan rendra dan ibu mertuapun tidak mempermasalahkannya dengan alasan mereka juga membantu keuangan untuk urusan dapur. Rendra dan Anisa berencana untuk pindah namun belum ada waktu yang pas karena sang ibu selalu melarangnya pinda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhewy R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Datang lagi
💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕
.
.
.
💕 HAPPY READING 💕
Weekend anisa dan rendra memilih bersantai di rumah, malas mau pergi kemana - mana dan lebih memilih beberes rumah karena bik marni baru akan pulang 3 hari lagi. Rendra membantu anisa menyapu dan mengepel sedangkan aluna memasak dan mencuci pakaian. Selesai beberes rumah rendra duduk di teras rumah sambil menikmati secangkir teh dan pisang goreng buatan anisa.
" Mas, tidak mau mencoba untuk berenang ? Selama tinggal disini mas belum pernah berenang loh mas " Ucap anisa ikut duduk di samping rendra.
" Eh.. Nis , sudag beres mencucinya ? Nanti kapan - kapan kita berenang bareng" Jawab rendra.
" Sudah mas, baru kelar jemurin. Tinggal masak untuk makan siang, tapi tenang saja semua sudah siap tinggal dimasak kok. " Seru anisa sambil mengacungkan jempol tangannya.
" Istri pintar " Ucap rendra sambil mengusap pucuk kepala rendra.
Anisa dan rendra terlibat obrolan ringan dan terdengar tawa renyah mereka berdua. Mereka terlihat bahagia tanpa ada yang mengganggu.
Tiba - tiba pak satpam datang menghampiri anisa dan candra.
" Maaf mbak, mas saya ganggu. Di depan ada tamu , mereka memaksa untuk masuk " Ucap satpam yang bernama burhan, burhan adalah adiknya pak tarjo suami bik marni.
" Siapa pak ?" Tanya anisa perasaan yang sudah mulai tidak enak. Bahkan dia sudah menebak jika keluarga suaminyalah yang datang lagi.
" Yang kemarin sore datang kesini bu. Tapi kali ini tambah ramai karena ada anak kecilnya dan mereka baik mobil. " Jawab pak burhan serius.
Anisa dan burhan saling pandang, sudah pasti keluarga zainal ikut, dan ada erika juga. Mobil siapa lagi yang mereka pakai kalau bukan mobil erika. Jika taksi online sudah pasti hanya menurunkan penumpang.
" Terserah kamu saja nis, ini rumah kamu dan kamu lebih berhak menentukan siapa saja yang kamu perbolehkan bertamu kerumah. " Ucapan rendra membuat anisa tidak enak hati, seolah - olah anisa yang berkuasa dirumah. Meskipun ini rumahnya , anisa tetap menganggap rendra kepala keluarganya.
Akhirnya anisa memutuskan untuk menerima tamu yang tak diundang. Hitung - hitung dia bersilahturahmi dengan keluarga suaminya. Jika diusir pun tidak mungkin karena bagaimanapun mereka juga keluarganya.
" Gak apa - pak. Buka saja gerbangnya dan biarkan mereka masuk. " Ucap anisa.
" Iya mbak." Jawab pak burhan lalu kembali menuju pintu gerbang.
" Nis, kamu yakin menerima mereka masuk ? " Tanya rendra.
" Iya mas yakin banget, hitung - hitung kita silahturahmi sama mereka. Sesekali tidak apa - apa kan mas ? Aku tidak mau di cap sebagai menantu yang sombong dan durhaka. " Ucap anisa beralasan.
" Iya Nis, terimakasih masih mau baik sama mereka " Jawab rendra.
Dari arah depan terdengar suara para tamu sedang mengobrol di teras. Anisa buru - buru membukakan pintu untuk tamunya dan diikuti rendra dari belakang.
" Silahkan masuk " Ucap anisa memasang senyum ramahnya.
" Lama banget sih buka pintunya dasar menantu pemalas. Mertua datang itu bukannya cepat buka pintu disambut dengan baik dan buatkan makan dan minum, ini malah sengaja dilama - lamain buka pintunya " Gerutu ibu ratri terus memarahi anisa.
" Masih beruntung bu aku bukain pintu. Tahu gitu tadi aku biarkan saja sampai kalian lumutan didepan sini. " Jawab anisa dengan berani.
" Mbak anisa kok bicara nya seperti itu sih ? Ibu ini orang tuanya mas rendra loh, berarti dia kan mertua mbak. Jadi sopanlah sedikit mbak kalau bicara " Ucap erika ikut berbicara dan membela ibu ratri.
" Kamu siapa? Memangnya kita pernah kenal ? Ini rumah ku ya dan aku berhak mengusir kamu dari rumah ini. Paham !!" Seru anisa dengan kesal karena erika yang bukan siapa- siapa ikut campur.
" Sudah jangan berdebat, sekarang lebih baik kita masuk. Aku sudah capek berdiri terus " Ucap zainal menghentikan perdebatan.
Akhirnya mereka semuapun masuk dan duduk di ruang keluarga. Anisa kesal karena mereka seenaknya masuk dan duduk di ruang keluarga padahal anisa mempersilahkan mereka duduk si sofa ruang tamu. Ibu ratri yang memimpin rombongan dan mengajak mereka semua masuk keruang keluarga. Mereka semakin takjub melihat isi rumah anisa yang sudah dipastikan semua barang - barang mahal.
" Wah rumah tantw anisa besar ya " Ucap koko dan mendapat anggukan dari kiki.
" Ini bukan rumah tante anisa tapi rumah om Rendra " Ucap ibu ratri membenarkan ucapan koko.
" Koko tidak salah kok bu. Ini semua memang punya anisa, mobil rumah dan semua yang ada disini itu punya anisa bukan punya rendra." Ucap rendra berusaha memberitahu ibunya.
" Sudahlah ndra ibu tidak percaya. Sudah sana buatkan kami minuman dan cemilan. " Ucap ibu ratri seenaknya.
Anisa pergi kedapur untuk membuatkan minuman para tamu tidak tahu dirinya. Rendra menyusul anisa kedapur untuk membantu anisa.
" Kamu sih tadi mengizinkan mereka masuk. Apalagi ada erika, aku malas melihat wanita itu. " Seru rendra sambil mengaduk teh.
" Sesekali kita terima mereka bertamu mas. Tapi kalau mereka sudag keterlaluan aku juga akan bertindak. Tidak pandang dia itu keluarga mu kalau mereka sudah keterlaluan dan menyakiti ku, aku akan melawannya. Kamu kan tahu siapa istrimu ini mas " Seru anisa sambil tersenyum.
Rendra tahu jika anisa memang wanita yang tegas dan tidak mudah ditindas. Dia percaya jika anisa bisa mengatasi keluarganya yang toxic. Rendra sangat bersyukur mempunyai istri seperti anisa, sudah baik dan tidak banyak menuntut.
" Mas tolong bantu bawa pisang goreng sama brownis ini kedepan ya dan aku bawa tehnya. Soalnya aku tidak bisa bawa semuanya sendirian, pasti harus balik dua kali " Ucap anisa.
" Iya nis " Jawab rendra.
Anisa dan rendra keluar membawa teh dan cemilan secara bersamaan. Mata ibu ratri melotot saat rendra membawa dua piring hidangan untuk mereka. Bu ratri bukan tidak suka dengan hidangannya tetapi ibu ratri tidak suka rendra membantu pekerjaan anisa atau pekerjaan rumah yang sudah menjadi tanggung jawab anisa.
" Rendra kenapa kamu yang membawa ini ?" Tanya ibu ratri.
" Anisa tidak bisa membawanya sekaligus bu. Jadi rendra bantuin, tapi memang tidak ada salahnya kan rendra membantu istri rendra ? Karena kanjeng nabi saja juga selalu membantu pekerjaan istrinya, karena pekerjaan rumah itu bukan menjadi tanggung jawab istri saja tetapi tanggung jawab sang suami juga. " Ucap rendra.
" Semakin pintar saja kamu membantah ucapan ibumu" Ucap ibu ratri sambil mendengus dengan kesal.
Anisa justru fokus dengan erika yang duduk du samping ibu ratri. Mata erika tidak lepas memandang rendra, padahal rendra sama sekali tidak menghiraukan keberadaan erika, justru dia menganggap erika tidak ada di dekatnya.
" Ndra, kamu habis berapa ratus juta untuk membeli rumah ini ? Diam - diam kamu banyak duit juga ya ndra ?" Tanya zainal sambil mengunyah pisang goreng buatan anisa.
" Aku tidak tahu, karena bukan aku yang membelinya. Sudah aku katakan kemewahan ini semua anisa yang punya . Mobil dan rumah seisinya ini punya anisa semua bukan punya ku. Justru aku yang menumpang sama anisa " Ucap rendra tetap membantah jika semua kemehan bukan miliknya.
" Heleh... Jangan pura - pura kamu ndra. Ibu tahu kamu bicara seperti itu supaya ibu tidak menuntut uang lebih dari kamu kan ? Kamu tenang saja meskipun sekarang kamu sudah kaya, ibu tidak akan menuntut uang bulanan lebih dari kamu. Tetap berikan jatah bulanan ibu seperti biasa. Besok kamu gajian kan ? Jangan lupa jatah ibu. " Ucap ibu ratri.
Santi dan erika bangkit lalu berjalan mengelilingi seluruh ruangan rumah. Anisa masih membiarkannya karena masih batas lantai bawah, jika mereka naik ke lantai atas anisa akan melarangnya karena lantai atas itu privasi tidak semua orang bisa naik kelantai atas.
" Wah ternyata rumah ini ada kolam renang nya juga ?" Seru santi dengan senang.
" Iya mbak. Rumah rendra benar - benar mewah ya, hemm... Aku sudah tidak sabar untuk menjadi nyonya dirumah ini. " Ucap erika sambil bermain air kolam.
" Kamu tenang saja, aku dan ibu akan membantumu untuk bisa segera mungkin untuk bersanding dengan rendra. Kamu tunggu saja tanggal maiinnya, wanita kampung itu pasti akan diceraikan oleh rendra. " Ucap santi dengan yakin.
Erika tersenyum senang karena santi dan ibu ratri tetap ada dipihaknya. Bagaimanapun erika tetap akan berusaha merebut rendra dari tangan anisa, dia tidak terima kekayaan yang dimiliki rendra dinikmati wanita kampung seperti anisa.
* Hemmm... Aku harus cepat bertindak agar semua harta mas rendra bisa aku kuasai. Setelah aku menjadi istrinya mas rendra, si santi dan mertua mata duitannya itu akan aku depak. Karena sepenuhnya uang mas rendra akan ada dalam pengawasan ku. Aku harus bermain cantik untuk mendapatkan mas rendra * Gumam erika dalam batinnya.
**********
RATE BINTANG 5 NYA DULU YA KAK 🙏❤️❤️
LIKE , KOMENTAR, VOTE, FAVORITE, SERTA BERIKAN HADIAHNYA YANG BANYAK 🙏❤️❤️
TERIMAKASIH 🙏❤️❤️
laki laki tak taudiru