NovelToon NovelToon
Transisi

Transisi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:526
Nilai: 5
Nama Author: Ida Riani

cerita tentang perubahan para remaja

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ida Riani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15

"Oh iya, aku ingin bertanya padamu, kenapa rangga selalu datang ke rumahmu untuk makan, bahkan seteguk air saja, sangat nikmat rasanya" ucap pak hari merasa bersyukur.

"Kan sudah aku bilang, sering-seringlah datang ke sini, lakukan apa yang kamu suka, anggap seperti rumah sendiri" ucap lian terkekeh.

"Aku takut ini justru merepotkanmu" ucap pak hari melanjutkan makan buah semangkanya.

"Kamu ini bicara apa?, ini sama sekali tidak merepotkan, lebih baik seperti ini. Anak-anak punya teman untuk bermain" ucap lian.

"Kalau begitu, jangan kesal jika aku akan sering datang" ucap pak hari serius.

"Tidak masalah, jika kamu ingin makan apapun, saat itu juga aku akan memasak untukmu" ucap lian menawarkan diri.

"Oh iya, kalau begitu, aku ingin kamu membuatkanku makanan setiap hari, mulai besok, bisa dikatakan sebagai chef pribadi" ucap pak hari.

"Baiklah, dengan senang hati" jawab lian.

Sepuluh tahun kemudian.

Seorang pria, yang sangat lihai dalam bidang memasak, tengah membuat menu yang spesial untuk keluarga tercinta. Dengan terampil pria itu meracik aneka macam bumbu, seperti bawang merah, bawang putih, yang dicincang halus, dan tambahan penyedap seperti daun bawang yang juga dicincang halus. Menggiling daging secara kasar, memeras santan, mencampur daging giling dengan bumbu, membuat makanan yang memiliki cita rasa sempurna.

Setelah kompor dinyalakan, wajan diletakkan di atas kompor, setelah wajan terasa agak panas, minyak dimasukkan setelah itu, semua bumbu, seperti bawang merah, bawang putih, dan daun bawang dimasukkan menjadi satu di atas wajan.

Kemudian ditunggu hingga bumbu tersebut layu, setelah itu, daging yang digiling kasar dimasukkan, lalu diaduk hingga rata dan di tunggu hingga oseng daging matang sempurna, kemudian diangkat dari kompor lalu sisihkan.

Setelah itu, ia tak lupa membuat dadar telur kesukaan putra dan putrinya.

"Alhamdulillah nasinya sudah matang" ucap pria itu, meletakkan dalam tiga wadah piring yang berbeda.

"Jihan, nasinya sudah matang, ayo bangun, hari ini pertama kali kamu sekolah, jangan sampai terlambat" ucap pria itu yang tidak lain adalah lian.

Nampak seorang gadis remaja, keluar dari kamarnya menuju kamar mandi, ia hendak mandi pagi, membersihkan diri sebelum berangkat ke sekolah. Gadis itu adalah jihan, ia kini telah tumbuh menjadi seorang gadis remaja yang sangat cantik namun memiliki sifat yang konyol.

"Cepatlah, jangan berlama-lama di kamar mandi" ucap lian sambil menata makanan di meja makan.

"Ayah aku baru saja membeli kerupuk udang" ucap seorang pria muda yang tidak lain adalah zidan.

"Oh iya, sini kerupuknya" ucap lian mengambil barang yang dibeli zidan.

"Cepat panggil rangga sekarang" ucap lian.

"Baik ayah" jawab zidan kemudian kembali ke luar rumah untuk memanggil rangga dari balik pagar.

"Rangga, waktunya sarapan" teriak zidan pada rangga yang berada di rumah sebelah.

Setelah itu zidan kembali masuk, saat hendak menuju meja makan ia merasa agak mulas, kemudian bergegas ke kamar mandi, untuk buang air.

"Terkunci, jihan apa kamu didalam" tanya zidan, hendak membuka pintu kamar mandi yang terkunci dari dalam.

"Seperti biasa"jawab Jihan dari dalam kamar mandi.

"Cepatlah aku sakit perut, sudah tidak tahan ini" ucap zidan sambil mengetuk-ketukkan jarinya pada handle pintu.

"Sebentar, baru juga masuk" jawab jihan.

Zidan menggerutu kemudian melangkah keluar rumah menuju rumah rangga.

Karena sudah menjadi bagian dari keluarga, zidan memiliki hak, bebas keluar masuk di rumah rangga.

"Assalamualaikum" ucap zidan membuka pintu rumah dan lansung menuju kamar mandi disaat rangga sedang mandi.

"Akhirnya lega juga" ucap zidan selesai membuang saripati dalam tubuhnya.

"Kebiasaan kamu ini" ucap rangga, setelah mengenakan seragamnya.

"Maaf, lain kali tidak akan seperti ini lagi, jika tidak terpaksa" jawab zidan.

"Ini peringatan untukmu, karena main masuk saja, saat ada orang mandi" ucap rangga kemudian keluar dari kamar mandi.

"oo.. peringatan..." ucap zidan tidak mengerti. Ia kemudian beranjak dan mencuci tangan, saat tangannya penuh dengan busa sabun, zidan melihat bak mandi tidak air, dan kran air tidak menyala zidan pun menghela nafas.

"Rangga, kenapa tidak ada air, kran juga tidak mengalir" teriaknya dari dalam kamar mandi.

"untung aku bawa ini" seketika pintu kamar mandi terbuka dan rangga menyambar handuk di pundak pria itu.

"Sudah selesai cepat pergi, cuci di rumahmu sendiri" ucap rangga menutup pintu dengan kasar.

zidan menghela nafas pelan dan keluar dari kamar mandi dengan perasaan lega meskipun tangannya penuh busa.

Kini mereka berdua sudah berada di meja makan duduk berdampingan sambil menikmati menu sarapan dari ayah lian.

Tidak ada obrolan diantara mereka, hanya terdengar ketukan antara piring dan sendok.

Saat Rangga hendak mengambil telur dadar zidan menahan tangan Rangga dan mengambil telur dadar lebih dulu, Rangga terkesiap dan menatap zidan dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.

Saat Rangga hendak mengambil tempe, zidan juga akan mengambil tempe yang sama, Rangga terdiam sejenak, kemudian beralih untuk mengambil tahu, namun zidan juga akan mengambil tahu yang akan diambilnya, sontak saja Rangga sangat geram, dan berusaha menyingkirkan sendok zidan, dari apa yang diambilnya, zidan tidak terima dan berusaha menyingkirkan sendok Rangga hingga perdebatan antar sendok pun terjadi dan berhenti ketika ayah lian datang.

"Jihan cepat makan" panggil lian.

"Ya, ayah, sebentar lagi" jawab jihan dari dalam kamar.

"Kalian, makan yang banyak jangan berebut" ucap lian.

Keduanya tidak menjawab hanya saling melirik satu sama lain.

"Jihan itu baru pertama masuk SMA di kelas sepuluh, sementara kalian berdua sudah kelas dua belas, kalian bertiga berada di sekolah yang sama.

kalian harus bertingkah menjadi kakak, selalu menjaga dan melindungi jihan jangan sampai dia berbuat onar, seperti waktu masih SMP, ayah sering dipanggil pihak guru karena tingkahnya.

"Jangan khawatir ayah, aku akan mengawasinya" sahut zidan dengan lantang.

"Jangan khawatir ayah, aku yang akan mengawasi mereka berdua" jawab Rangga bangga.

Karena Rangga tau Jihan sering berulah karena mendapat dukungan dari zidan.

Ranga kemudian hendak mengambil telur dadar yang tersisa, namun dicegah oleh zidan.

"Jihan, Rangga ingin menghabiskan telur dadar bagian kamu, tempenya juga" teriak zidan sambil terkekeh, menatap rangga dengan tatapan licik.

Bu titin dan lian saling bertukar pandang.

Terdengar suara pintu kamar dibuka, memunculkan sosok gadis cantik dengan balutan busana kebaya menuju meja makan.

Semua yang ada di meja makan tersebut terpana bercampur heran setelah melihat tingkah gadis itu.

"Kenapa kamu menggunakan pakaian kebaya, apa ini hari Kartini" ucap lian bertanya.

"Hari ini adalah hari pertama saya masuk sekolah SMA, oleh sebab itu aku memakai pakaian ini, biar terkesan baik, bagaimana menurut kalian, baguskan" ucap jihan kembali berpose layaknya seorang model.

1
Idar
Selamat Membaca
Idar
Selamat Membaca.
Idar
Selamat Membaca.
Ditunggu komentarnya.
Idar
Selamat Membaca.
Idar
Selamat Membaca
Idar
Selamat Membaca /Good/
Idar
Selamat Membaca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!