Serra Valentino. Gadis itu tidak pernah menduga jika hidupnya akan berubah 180° setelah dijebak oleh kakaknya. Serra melewati satu malam bersama pria asing dan kehilangan mahkotanya yang paling berharga. Namun Serra berada di kamar yang salah. Dia tidur bukan dengan pria hidung belakang yang telah disiapkan oleh kakaknya, melainkan seorang penguasa.
"Menikahlah denganku, aku akan membantumu untuk balas dendam!!"
Serra kemudian menikah dengan laki-laki asing itu. Dan dia membantunya untuk membalas dendam pada keluarganya. Lelaki itu membantu Serra menghancurkan orang-orang yang telah menghancurkan hidupnya. Namun seiring berjalannya waktu, rahasia besar pun terungkap jika sebenarnya Serra bukanlah putri kandung dari mereka yang selama ini dia anggap sebagai orang tuanya. Melainkan putri dari seorang wanita yang sangat kaya raya dan berpengaruh.
Lalu bagaimana hidup Serra setelah menikah dan menjadi istri seorang penguasa? Kebahagiaan atau penderitaan yang akan dia dapatkan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Karena Dia Istriku!!
"Aku pergi dulu,"
Pria itu buru-buru meninggalkan teman-temannya saat melihat kedatangan seseorang yang sangat tak asing baginya. Dia tidak ingin bertemu dengannya dan terkena masalah.
Tapi sepertinya Dewi Fortuna tak sedang berpihak padanya. Karena seseorang menghadangnya di depan. "Sebenarnya apa yang kalian inginkan?" Tanya pria itu pada dua orang yang menghadang langkahnya.
"Kenapa kau berusaha kabur saat melihatku tadi?" Tanya orang yang berdiri di belakang pria tersebut.
"Siapa yang kabur, aku hanya sedang terburu-buru. Jadi jangan menggangguku, pergilah karena aku tidak ada urusan lagi dengan kalian berdua!!" Ucapnya menegaskan.
"Kau memang tidak ada urusan dengan kami! Tetapi kau masih memiliki urusan dengan, Tuan. Rocky!! Apa kau tidak ingin menyelesaikannya?!"
"Aku sudah tidak ada urusan lagi dengannya!! Jadi apa lagi yang perlu diselesaikan?!" Sahutnya menimpali.
"Benarkah?!" Sahut seseorang dari belakang.
Sontak pria itu menoleh pada asal suara. Seorang pria dalam balutan pakaian serba hitamnya berdiri dalam jarak 5 meter. Wajah tampannya tak menunjukkan ekspresi apapun, datar.
Pria itu, Rocky. Mundur beberapa langkah kebelakang saat melihat pria itu berjalan mendekat. Tubuh dan kakinya gemetar hebat, melihat tatapan dingin pria itu membuat tubuhnya seolah-olah membeku. Rocky merasa jika dirinya benar-benar dalam masalah besar.
"Tuan, ampuni saya!!" Rocky menjatuhkan tubuhnya dan berlutut di depan pria itu. "Kau boleh menyiksa saya. Tapi saya mohon belas kasihan Anda, saya masih belum ingin mati!!" Ucap Rocky dengan suara bergetar.
"Memangnya siapa yang ingin membunuhmu?! Aku menemuimu hanya ingin memastikan apakah itu benar perbuatanmu atau bukan, kejadian di malam hujan beberapa hari yang lalu."
Rocky mengangkat wajahnya dan menatap wajah dingin itu dengan ketakutan. Rocky menggeleng, meyakinkan padanya jika memang bukan dia pelakunya. Dia memang terlibat namun tak terlibat dalam pembunuhan itu.
"Bukan, itu bukan perbuatan saya. Saya memang terlibat, tetapi tugas saya hanya mengubur mayatnya. Yang membunuh perempuan itu adalah para anggota 'Black Scorpion' ya, merekalah yang melakukannya. Karena saya tidak mungkin memiliki keberanian untuk melakukannya." Terang Rocky meyakinkan.
Pria itu mendekati Rocky lalu memintanya untuk berdiri. Mata hitamnya melihat ketakutan dan penyesalan yang begitu besar Dimata mantan anak buahnya tersebut. Dia ingin tau apa yang membuat Rocky sampai mau terlibat dalam kejadian malam itu.
"Katakan apa yang membuatmu sampai mendatangi mereka?" Tanya pria itu meminta penjelasan.
"Saya terpaksa, Tuan. Saya membutuhkan uang untuk menghidupi anak-anal panti. Beberapa diantara mereka terancam tidak bisa sekolah lagi jika uang bulanannya tidak dibayarkan, dan mereka juga bisa kelaparan karena uang yang saya miliki sudah semakin menipis." Jelasnya menuturkan.
"Lalu kenapa kau tidak datang padaku dan malah meminta bantuan pada mereka?"
Rocky memberanikan menatap mata hitam itu sekali lagi. "Karena saya merasa malu, Tuan. Saya sudah mengkhianati Anda, itulah yang membuat saya tidak berani untuk menemui dan meminta bantuan pada Tuan." Tuturnya.
"Bodoh!! Berapa lama kau mengenalku dan mengabdi padaku?! Sepertinya kau belum mengenalku dengan baik, aku emang marah dan ingin sekali membunuhmu hari itu juga. Tapi setelah aku mengetahui apa alasanmu kenapa kau sampai mengkhianatiku, jadi bagaimana aku bisa melakukannya. Apalagi kau pernah sangat berjasa pada organisasi kita."
Rocky menundukkan kepala untuk kesekian kalinya. Orang yang telah dia khianati dengan kejam ternyata masih begitu baik padanya. Dia sungguh malu dan rasanya ingin sekali mengutuk dirinya sendiri.
"Kembalilah ke Black Phoenix, karena memang di-sana rumahmu yang sebarnya." Pria itu mengulurkan tangannya pada Rocky.
Rocky mengangkat kepalanya. Matanya tampak berkaca-kaca. Dengan gemetar dia menerima uluran tangan pria yang dipanggilnya Tuan itu. Rocky menangis histeris dan kembali berlutut di kaki tuannya.
"Tuan!!!" Serunya. Dan kali ini dia tidak akan berkhianat lagi. Dia akan setia pada Tuan-nya ini.
"Rocky, akhirnya Trio ubur-buru kembali. Huhuhu, markas terasa sepi dan hampa tanpa dirimu. Dan kau tenang saja, kami pasti akan membantumu mengurus anak-anak pantimu!!"
"Teman-teman!!" Seru Rocky dan membalas pelukan teman-teman lamanya. Mereka bertiga menangis sejadi-jadinya.
Pria itu lantas berbalik dan meninggalkan mereka bertiga begitu saja. Masalah sudah selesai, dan semua sudah menemui titik terang. Selanjutnya hanya perlu mengurus Black Scorpion karena berani melibatkan orangnya tanpa ijin. Dan dia akan memberikan imbalan yang setimpal pada mereka.
-
-
Dua wanita itu saling menatap dengan pandangan membunuh. Tatapan kebencian tersirat dari sorot mata masing-masing. Dan siapa lagi mereka berdua jika bukan Serra dan Yona. Wanita itu tiba-tiba datang dan meminta Serra untuk meninggalkan Lucas, dan tentu saja dia menolaknya.
Serra sudah mengusirnya tetapi Yona tak mau pergi. Dia bersikukuh untuk tinggal di mansion mewah itu dan mengatakan lebih berhak dari pada Serra, karena menurutnya hanya dia yang pantas mendamping Lucas.
"Pergilah, tidak ada gunanya kau ada disini. Bahkan Lucas saja tidak mau melihat mukamu, jadi untuk apa memaksakan diri. Bener-bener tidak memiliki harga diri!!" ucap Serra mencibir.
"Yakk!! Wanita jal*ng!! Berani sekali kau menyebutku tidak memiliki harga diri?! Jelas-jelas kau yang tidak punya harga diri, buktinya kau merebut calon suami orang!!" ujar Yona tak mau kalah.
Serra memutar jengah matanya. Apa perempuan di depannya ini sudah gila, dia begitu percaya diri menyebut jika Lucas adalah calon suaminya. Padahal Lucas sendiri menolaknya.
"Dasar sinting, sudah ditolak tapi tidak sadar diri. Apa pria di dunia ini hanya Lucas saja?! Tidak kan, daripada kau sibuk merebut suami orang, lebih baik cari saja pria lain yang masih single dan belum menikah!!" ucap Serra.
"Aku tidak mau!! Karena yang aku inginkan hanya Lucas, hanya dia yang layak bersanding dengan perempuan cantik dan berkelas sepertiku." jawab Yona menegaskan.
Serra tersenyum meremehkan. "Percuma saja berkelas kalau tidak punya otak!! Jangankan otak, bahkan urat malu saja tidak punya. Masih berani menyebut diri wanita berkelas!!" ujar Serra menimpali.
"KAU!!" Yona menggantung matanya saat melihat kedatangan Lucas. Ia pun segera menghampiri pria itu. "Lucas, lihatlah apa yang wanita itu lakukan padaku?! Masa dia menyebutku tidak pantas bersanding denganmu, padahal kita kan saling mencintai." Ucap Yona sambil memeluk lengan Lucas.
Bukannya menanggapi ucapan Yona, Lucas malam menyentak tangan itu dan meninggalkannya begitu saja. Dia menghampiri Serra. "Apa yang dia perbuat padamu? Apa dia menyakitimu secara fisik?" tanya Lucas memastikan. Serra menggeleng, meyakinkan pada Lucas Jika dia baik-baik saja.
"Lucas, kenapa kau malah membelanya?!" protes Yoona tidak terima.
"Karena dia istriku!! Jika kau berani menyentuhnya, maka yang akan kau hadapi adalah aku. Angkat kakimu dari rumah ini, sebelum aku menyeretmu dengan tidak sopan!!" pinta Lucas dengan sungguh-sungguh.
"Lucas, kau!! Kau sangat keterlaluan!!" Yona berteriak dan pergi begitu saja. Lagi-lagi Lucas menolaknya dengan kejam.
-
-
Bersambung.