NovelToon NovelToon
Tsania Laura

Tsania Laura

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Single Mom / Konflik etika / Romansa / Pihak Ketiga / PSK
Popularitas:80.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: Diana Putri Aritonang

Tsania Zoun adalah anak yang terlahir dari rahim seorang wanita penghibur bernama Laura Zoun.

Lahir dengan status tidak memiliki sosok ayah, Tsania selalu tersisihkan, ia sering diberi julukan sebagai anak haram.

Ibunya, Laura Zoun juga selalu diterpa cercaan karena pekerjaannya yang menjadi wanita malam. Kehidupan sulit keduanya lalui hanya berdua hingga saat Tsania dewasa.

Tsania yang memiliki tekad untuk membahagiakan ibunnya memilih untuk menempuh pendidikan tinggi di kota. Akan tetapi di sana lah identitas aslinya mulai terkuak.

Penasaran bagaimana kisah hidup Tsania dan ibunya; Laura? Ayo! Langsung baca!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Putri Aritonang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tsania Laura 26.

"Kamu...meminta aku...untuk mau berbagi...dirimu dengannya, Mas?" tanya Sekar pada Galang. Sekar bertanya dengan terbata-bata, selain karena ia yang menangis, kata-kata yang ingin ia ucapkan itu jelas telah melukai hatinya. "Kamu berharap aku akan menjawab iya?!" Suara Sekar meninggi, air mata wanita itu juga semakin berderai.

Wanita mana yang akan dengan pasrah mau diduakan, dan berbagi suami dengan wanita lainnya. Tidak ada! Begitu juga dengan Sekar. Sisi egois untuk memiliki seseorang yang begitu kita cinta seorang diri adalah perasaan manusiawi. Rasanya tidak akan sanggup untuk berbagi, baik itu hati maupun raganya.

Dan saat ini Sekar dihadapkan dengan realita itu semua. Suaminya ingin kembali bersama Laura.

Sekar menggeleng. "Aku tidak bisa...," ucap Sekar dengan menangis. Ia bahkan menggeleng berulang kali. "Aku tidak bisa dan aku tidak akan mau, Mas!" tekan Sekar lagi pada Galang.

"Aku yang menemani mu, aku di sini yang mendampingi mu memulai semuanya! Aku, Mas! Bukan dia!!" teriak Sekar mencoba menyadarkan suaminya. "Dia hanya masa lalu mu! Dia yang pergi meninggalkan mu! Dia yang tidak ingin bersama mu!!"

Sekar terlihat begitu emosional. Ia bahkan sudah berdiri dari duduknya dan menatap Galang yang duduk diam di kursi kerja. Mendengar cerita dari ibu mertuanya; Laura lah yang pergi meninggalkan Galang.

Awal mengenal Galang, Sekar sudah tahu jika sosok Laura lah kekasih hati suaminya itu. Tapi karena terlanjur cinta, dan saat ibu Hasna menjodohkan dirinya dengan Galang, dengan cepat Sekar menerima.

"Kamu tidak tahu apa-apa tentang kami, Sekar. Laura pergi karena kesalahpahaman."

Apa kata Galang? Laura pergi karena kesalahpahaman? Sekar yang mendengarnya bahkan tersenyum getir. Air mata wanita itu bahkan terus mengalir.

"Dan kamu pikir, Anggita akan mau berbagi dirimu dengan gadis murahan yang selalu membuat masalah dengannya?"

"Siapa yang kamu maksud? Jangan menyebut Tsania gadis murahan!!" hardik Galang pada Sekar.

"Dia memang gadis murahan!!" Sekar tak ingin mengalah. Ia melawan Galang dengan membalasnya lebih kuat. "Sama seperti ibunya," ucap Sekar seraya berdecih.

"Aku tidak akan membiarkan pelacur itu merebut suami dan ayah dari putriku!! Ingat itu! Aku tidak akan membiarkannya!!"

Perkataan Sekar tidak main-main. Wajahnya mengeras dengan tangan yang langsung menunjuk ke arah wajah Galang. Hati, pikiran dan tubuhnya saat ini membara. Amarah wanita itu begitu jelas terlihat.

Hingga rasanya Sekar tidak sanggup lagi dan memilih meninggalkan kantor suaminya. Tak ingin lagi mendengarkan kata-kata Galang yang ingin kembali bersama Laura.

Selama ini sikap Galang baik, tapi dia mampu membuat Sekar kesepian. Dia juga tidak jahat, tapi cukup bisa melukai Sekar. Bahkan Galang tidak pernah bersikap kasar, tapi ia selalu menyepelekan perasaan istrinya itu.

Setelah kepergian Sekar, Galang tetap setia duduk di kursi kerjanya. Tak melakukan apa pun, ia hanya diam membisu. Namun wajah Sekar yang baru saja menumpahkan kemarahan pada dirinya terus berputar dalam ingatan.

*

*

*

"Apa lagi yang ingin kamu lakukan?"

"Apa saja. Yang penting dia harus merasakan malu di depan semua orang." Anggita tersenyum. Ia melirik pada Nauren di sampingnya yang juga tersenyum dengan anggukan kecil.

Sedangkan Sita dan Celin seketika saling pandang dan menggeleng bersamaan. Hari ini sepertinya, Anggita teman mereka itu akan kembali melancarankan aksi untuk memberikan pelajaran pada Tsania.

Sita dan Celin sebenarnya sedikit heran, Anggita serta Nauren seakan tidak ada lelahnya untuk mengerjai Tsania. Padahal apa yang dilakukan dua teman mereka itu selalu berakhir gagal. Tsania selalu saja bisa lolos atau bahkan dengan cepat memutar balik keadaan.

Seperti kali terakhir, saat Anggita ingin mempermalukan Tsania dengan artikel yang memuat identitas Tsania. Gadis target mereka itu malah berakhir dengan menjadi kekasih Teo. Anggita semakin meradang dibuatnya.

"Anggi!"

Anggita langsung menoleh saat seorang pemuda mendekat pada mereka.

"Akhirnya kamu datang juga, Ex," sapa Anggita begitu ramah pada pemuda yang juga berkuliah satu kampus dengannya.

"Kenapa mencari ku?" tanya pemuda yang memiliki sorot mata seperti elang itu pada Anggita.

Anggita sesaat sempat terpaku, ia bahkan mengerjap setelah Nauren yang sedikit menyikutnya. Sepertinya wajah rupawan dan pesona pemuda yang bernama Exsan Ravenra itu sempat menghipnotis Anggita.

Postur tubuh yang tinggi, serta kesan cool yang terus melekat pada dirinya membuat Exsan Ravenra bisa berdiri di deretan kedua pemuda segudang pesona di kampusnya, tentunya setelah Teo Daka.

"Aku ingin sedikit berbisnis dengan mu?" ucap Anggita dan membuat pemuda yang biasa dipanggil dengan nama kecilnya Ex itu mengangkat alis. Ia menanti lebih lanjut apa yang ingin Anggita katakan.

"Bisakah kamu mendekatinya?" Anggita memberikan sebuah foto pada Exsan. "Namanya Tsania."

"Kekasih Teo?"

Anggita terlihat mencibir saat mendengar pertanyaan Exsan. Gadis murahan itu bukanlah kekasih Teo! benaknya berteriak.

"Dekati saja dia!"

"Hmm. Apa yang harus aku lakukan untuk memisahkan mereka?"

Anggita dan teman-temannya sontak saja langsung tertawa mendengar pertanyaan Exsan. Pemuda itu sepertinya sangat paham apa yang diinginkan Anggita serta teman-temannya saat meminta untuk mendekati Tsania.

"Tidak salah aku memilih mu untuk melakukan ini, Ex." Wajah Anggita terlihat puas. Menurutnya Exsan adalah orang yang tepat untuk melancarkan aksinya.

"Satu kali makan bersama aku rasa cukup."

"No!" sanggah Anggita cepat. Ia meraih sesuatu dari ransel kecilnya dan memberikannya kembali pada Exsan. "Berikan itu pada minumannya saat kalian makan bersama."

Exsan menatap benda yang kini ada di telapak tangannya. Pemuda itu sangat mengetahui benda apa itu, dan bahkan dengan efeknya.

"Sampai sejauh ini?" Wajah Exsan sedikit tercengang. "Aku jelas akan berurusan dengan Teo."

Anggita mengangguk. "Kamu tidak mungkin takut dengan Teo, kan? Kamu juga tidak akan rugi, Ex. Bukankah dia lumayan cantik. Dan kabarnya dia begitu lihai."

Exsan jelas tidak setuju dengan kata-kata Anggita yang mengatakan Tsania lumayan cantik. Bagi Exsan, Tsania terlalu cantik dengan penampilan sederhananya, pemuda itu pernah berpapasan langsung dengan Tsania, tapi sayang, gadis cantik itu sekarang sudah menjadi kekasih Teo Daka.

"Aku akan mengirimkan fotonya secepatnya," beri tahu Exsan pada Anggita. Ia juga sudah memasukkan benda yang Anggita berikan pada saku belakang celana yang ia kenakan.

"Satu video. Aku menginginkan satu video, Ex!"

Exsan mendesah kasar mendengar permintaan Anggita yang terlalu banyak. Namun pemuda tampan itu tak urung jua memberikan anggukan dan setelahnya langsung berlalu pergi.

"Kamu benar akan melakukan ini, Anggi?"

"Kenapa kamu bertanya seperti itu, Celin?" Bukan Anggita yang kembali bertanya, tapi Nauren lah yang melakukannya. Nauren bahkan menatap Celin sedikit tajam.

"Bukan apa-apa...hanya saja...apa ini tidak berlebihan."

Nauren memutar bola mata malas. Ia tidak lagi menanggapi perkataan Celin dan menyusul Anggita yang sudah beranjak pergi.

"Sudahlah, jangan pertanyakan hal itu. Ayo!" Sita sedikit menarik Celin untuk juga ikut menyusul Anggita dan Nauren.

***

Butuh sekali jejak kalian guys 😭😅

Untuk nampol Anggita yang jahilnya gak ketulungan 😮‍💨🤭

1
Fatima Rizal
bagus
ora
Kehancuran, ayo datanglah pada Anggita.
Kali ini sudah keterlaluan banget sih Anggi nya😤😤😤
ora
Nggak. Alhamdulillah nggak datang😌😌
ora
😭😭😭
ora
Om, serius Om🤭😂
Kusii Yaati
cerita ini benar2 menguras emosi ku Thor...rasa gregeten, jengkel,emosi, pengen nonjok wajah Anggita huhhhh sabar2 😤😤😤😤
Kusii Yaati
huh bukan hanya nol di akademi dan non akademik tp juga nol akhlak ternyata 🤧... pasti berat tuh hari2 Tsania kuliah disana😤😩
Kusii Yaati
sekarang aq tahu kenapa Laura belum bisa membuka hati untuk Ardi ternyata statusnya masih istri sah Galang dan belum bercerai 🤔
Novi Atun
Siap2 saja Si Anggita...
〈⎳ Moms TZ
gak ada yg berharap kehadirannya
〈⎳ Moms TZ
di situasi ky gini tp pengin tawa juga/Facepalm/
yellya
ga usah ada galang,cukup tuan ardi lim aja kak ,as a hero buat tsania laura 🤗🤗🤗
Upi Raswan
bukan menharap sih,cuma kirain galang yg donor.. secara goldar stania sama kayak galang hehe
semoga lekas sembuh sayangnya emak2 readers,, tuan Lim sama tuan Dewangga bakalan segera menemukan pelakunya..
Dewi kunti
yuuuuukkk sp yg mau donorin darahnya,TDK hrs bpknya kan
Yuli a
aku justru pingin kehadiran Galang kk, biar orang tua Theo tau siapa orang tuanya Tsania. 🥰
Yuli a
kamu salah Anggita, keluarga Theo pasti mau menerima Tsania lah... tuh papanya Theo aja mengenal Ardi Lim...
entar juga tau kalau sebenarnya Tsania bukan anak haram. kamu tuh yang anaknya pelakor... nggak tau diri banget...
F.T Zira
untunglah dia gak datang/Applaud//Applaud//Applaud//Applaud/
F.T Zira
atau darahnya Om Lim aja kali ya🤭
F.T Zira
Ab sepertinya golongan drah galang.. dia yg donor mungkin..
F.T Zira
Galang ada di situ denger semuanya...
berharap/Frown/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!