kisah cinta seorang pemuda sederhana nan rupawan dan cerdas dalam mengejar mimpi yang terjebak dengan lawan jenis di sebuah kamar kos.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jhujhu Games, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 11.Memecahkan teka-teki
.................
........................
"Jadi begitulah sejarah kampus ini. Ada yang ingin ditanyakan?"tanya seorang Dosen yang mengisi sesi orientasi di pagi hingga siang itu.
Banyak dari mahasiswa-mahasiswi yang mengangkat tangannya, mengajukan beberapa pertanyaan sejarah tentang kampus ini yang kurang mereka pahami.
Sementara itu.Andika cukup menangkap penjelasan sejarah kampus ini yang di berikan Dosen tadi. Ia lalu meraih buku bahasa pemrograman yang selalu di bawa dalam tasnya itu. Dan mulai membacanya hanya untuk sekedar mengisi waktu luangnya.
"Yo, Dik. Bosen gak sih dengerin ceramah kayak gini?"tanya Dimas yang entah kenapa selalu menempel berada di dekat Andika.
" Nggak juga. Sejarah tentang kampus ini cukup menarik. Lagian kenapa sih lu selalu nempel di dekatku?"tanya Andika tanpa mengalihkan pandangan kedua matanya itu dari buku yang ia bacanya.
"Namanya juga kawan kan?Jadi jelas harus bareng terus!"
"Dim, aku nggak mau bersikap kasar atau gimana. Tapi. .. Kamu nggak ada temen lain ya?"ucap Andika dengan tatapan yang sinis kepada Dimas.
"Ee.. eh? Guaa...? Nggak punya temen? Mu... Mustahil!!" balas Dimas dengan panik, seperti membenarkan tentang apa dugaan Andika.
"Denger ya Dim, kalau aku sendiri sih nggak masalah punya temen atau enggak selama bisa belajar. Jadi.... "
"please jangan lu juga!! Gua kemarin pagi juga udah di usir terus sama anak-anak kelas kita!! Katanya gua berisik atau apalah!! Please!! Nggak ada lagi yang mau temenan sama gua." Sela Dimas yang nampak begitu memohon kepada Andika.
"Sudah kuduga." pikir Andika dalam hatinya.
Andika sendiri bukanlah orang yang introvert atau extrovert. Ia berada diantara keduanya dan bisa memenuhi tuntutan sosial, tapi tak masalah juga jika harus sendirian.
Karena yang terpenting baginya saat ini adalah belajar dengan giat agar bisa mendapatkan pekerjaan yang layak di masa depan. Sehingga bisa memperbaiki kehidupan keluarganya. Dan yang tak kalah penting agar bisa membahagiakan Nova pacarnya kelak jika memang dia akan menjadi jodohnya.
Tapi melihat sosok Dimas yang terlihat sedikit malang itu....
"Oke lah.Tapi tolong. Aku lagi mau belajar." balas Andika sedikit menghela nafasnya.
"Makasih Dik!! The best deh lu!! Terus nanti kita mau ngapain? Makan ke kantin yuk sebelum rame.!! Katanya ada menu.... "
Baru saja dapat peringatan dari Andika, Dimas sudah terus kembali mengoceh tanpa henti.
"Wajar saja kalau Dimas selalu di usir oleh anak-anak lainya. Sikapnya aja kayak gini, terus mengoceh tanpa henti. Yang Mungkin akan membuat risih teman yang ada di dekatnya." pikir Andika yang mendengar suara ocehan Dimas tak henti-henti.
Namun Andika tetap saja tak menghiraukan semua ocehan yang dikatakan Dimas. Andika hanya tetap fokus pada buka yang sedang dibacanya itu. Menambah pengetahuan sebanyak mungkin sebelum kelas benar-benar dimulai.
...........
Hingga tanpa disadari acara masa Orientasi hari ini telah selesai. Mengakhiri kehidupan normalnya di kampus, dan memaksanya untuk kembali ke kehidupan anehnya di kamar kos itu.
Baru saja terpikir oleh Andika....
'Ding!! Ding!!
Sebuah pesan tiba-tiba masuk ke dalam ponselnya.
Nama ( Ana ) terlihat jelas di ponselnya itu.
"Sorry, Dik. Pacar aku udah dateng. Jadi kamu jangan pulang dulu ya? Nanti malem sama pagi aku traktir lagi deh." bunyi pesan yang dikirim Ana ke ponsel Andika.
Karena sedikit kesal, Andika akhirnya membiarkan pesan dari ana itu dengan status (terbaca) tanpa membalas pesan itu.
Walaupun sebenarnya bagi Andika tidak masalah, mengingat ia hanya perlu bertahan satu bulan di kos itu bersama dengan Ana sebelum akhirnya ia pindah kos.
"Hah.... Terus aku harus kemana sekarang? Tunggu, itu kan.....?"gumam Andika pada dirinya sendiri melihat sesuatu yang cukup familiar dengannya di pinggir taman itu.
Andika kemudian menghampiri sesuatu yang ia lihat itu di pinggi taman itu. Nampak banyak orang yang sedang mengerubunginya.
"Siapapun yang bisa meng-skakmat saya dalam lima langkah akan dapat hadiah seratus ribu rupiah!!"teriak seorang pria tua itu di sebuah hadapan papan catur.
Bidak catur telah tersusun secara khusus. Memberikan kesempatan kepada siapapun yang ingin menantangnya.
Tentu saja, banyak orang yang mengunjungi taman ini nampak berkumpul mengitari pria tua itu.
"Saya mau coba pak!!" ucap salah seorang pemuda sambil menyerahkan uang sebanyak lima ribu rupiah sebagai pendaftarannya.
"Silahkan, putih yang jalan dulu ya."balas pria tua tua itu dengan senyum yang ramah.
'Cetak!!! Cetak!!!
Beberapa menit berlalu, pemuda itu masih berfikir dengan keras,berusaha untuk mengalahkan pria tua itu untuk mendapatkan imbalan kemenangan sebesar seratus ribu rupiah. Namun apa daya, setiap langkah yang dibuat sang pemuda itu malah membuatnya dalam posisi yang lebih buruk. Hingga pada akhirnya, dalam langkah ke empat pemuda itu malah terkena skakmat dan kalah.
"Uugh.... Susah sekali!!" seru pemuda itu.
"Selanjutnya sya, Pak!!!"
"Saya juga."
"Bentar-bentar, biar saya tata kembali terlebih dahulu bidak caturnya."balas pria itu dengan ramah sambil menata kembali bidak caturnya.
Andika yang sedari tadi nampak diam menyaksikan permainan itu nampak dengan seksama mempelajari langkah-langkah untuk meng-skakmat pria tua itu dalam lima langkah.
Bagaimanapun catur merupakan salah satu permainan favoritnya setelah ia meninggalkan basket.
Meskipun bukan seseorang yang profesional, namun dengan bekal kecerdasannya, ia yakin bisa mengalahkan pria tua itu dan memenangkan hadiah uang seratus ribu rupiah.
"Pion maju... Nggak, salah. Terus harus korbankan menteri kah? Nggak juga. Bentar, bagaiman kalau kudanya terlebih dahulu yang maju...... " pikir Andika di dalam hatinya memecahkan teka-teki dengan sekuat tenaga sambil memperhatikan permainan dari setiap penantang yang telah kalah dari pria tua itu.
Tumpukan pecahan uang lima ribuan di depan pria itu nampak terus bertambah tinggi dengan banyaknya penantang yang sudah ia kalahkan. Mungkin kini jumlahnya hampir 350 ribuan.
Tanpa ia sadari kini hanya tersisa ia sendirian yang berada ditempat itu bersama dengan pria tua itu.
Ketika Andika masih mencoba memecahkan teka-teki itu......
"Eh... Pak? Mau kemana, Pak? tanya Andika terhadap pria tua itu yang tengah mengemasi papan catur itu.
"Kemana? Ini udah jam 9 malam. Besok lagi ya kalau mau menantang."balas pria tua itu dengan ramah sebelum benar-benar membereskan papan caturnya.
" Sekali aja, Pak!! Bentar!!"ucap Andika segera mengeluarkan uang pecahan 5 ribuan.
"Hah... Semoga beruntung ya." ucap pria tua itu menghela nafas.
'Cetak!!!
Langkah pertama Andika mengorbankan kudanya, dihadapan pion pria tua itu dengan posisi skak.
Dengan mengorbankan kuda, jalur yang tertutupi pian sebelumnya menjadi terbuka.
Langkah selanjutnya Andika memberikan skakmat kembali dengan menteri.
"Menarik.nak!! " balas pria tua itu benar-benar memberikan senyum tulus dengan ramah.
Untuk menghalangi serangan menteri dari Andika, pria tua itu menggerakkan bentengnya. Meskipun bisa dimakan, namun itu bisa membuat ratu pria tua itu bergerak leluasa bebas di tengah papan catur.
Dan saat itulah Andika melakukan langkah yang sama sekali tak pernah terpikirkan oleh semua penantang sebelumnya.
'Cetak!!
Tanpa ragu Andika meletakkan ratunya sendiri tepat di samping raja pria itu.
Pria itu tersadar dan mulai kehilangan senyumnya ternyata Andika telah menemuka cara untuk melakukan skakmat dala lima langkah.
Dalam posisi itu, mau tidak mau raja bidak hitam harus memakan ratu dari Andika.
Lalu langkah berikutnya.....
'Cetak!!!
Andika menggerakkan menterinya, memakan benteng yang terjaga oleh ratu bidak hitam itu. Saat itu lah....
"Hahaha... Aku menyerah!! Ini sudah jelas aku kalah!!"ucap pria itu sambil tertawa puas.
Akhirnya Andika bisa menang dan menerima uang lima ribuan sebanyak 20 lembar.
Bersambung......
DinDut Itu Pacarku ngasih Iklan