Pernikahan Kontrak Jadi Cinta
"Ah .. iya terus Mas, lebih kenceng lagi dorongnya, puasin aku Mas."
"Iya sayang, kamu juga goyang dong biar lebih nikmat."
"Iya Mas .. ahh enak banget Mas, punyamu besar banget."
"Punyamu juga enak sayang masih sempit, ahh enak banget sayang, aku udah gak tahan, sebentar lagi aku keluar nih."
"Ah.. ah.. ah.. enak banget Sayang, lebih cepet lagi dorongnya Sayang."
Braakkk!!!!
Suara pintu hotel itu dibuka secara paksa membuat mereka berdua gagal mencapai puncak.
"Bagus ya, jadi ini yang kalian lakuin dibelakangku selama ini." Rama masuk sambil bertepuk tangan.
"Rama? Lancang sekali kamu masuk kekamar orang sembarangan." jawab David yang masih diatas ranjang.
"Apa kamu bilang? Aku lancang? Terus kamu yang bersetubuh dengan tunangan orang lain kamu sebut apa hahh?" Rama berkata dengan dada yang bergemuruh.
"Udah .. udah cukup, ini semua kemauan aku, aku yang sengaja deketin sekretaris kamu karena dia lebih terlihat gagah dibanding kamu, dia bisa muasin aku kapanpun aku mau, gak kaya kamu yang bahkan belum pernah menyentuhku sama sekali. " ucap Vika menunjuk wajah Rama.
"Ohh jadi cuma itu alasan kamu lebih memilih pria ini dibanding aku, jadi semua yang aku berikan sama kamu selama ini gak ada artinya sama sekali? Asal kamu tau Vika, selama ini aku gak pernah menyentuhmu karena aku menghargai kamu sebagai perempuan, aku akan menyentuhmu saat kamu sudah benar-benar jadi miliku." Jawab rama dengan mata berkaca-kaca.
"Kamu emang selalu ngasih apa yang aku mau Rama, tapi kamu gak ngerti mau aku sebenernya apa, aku wanita normal Rama, aku juga butuh disentuh untuk memuasakan hasratku." jawab Vika tak mau kalah.
"Baiklah kalau emang kamu lebih milih David, kalian memang terlihat cocok, sama-sama pencinta zina. Aku juga gak sudi menikah dengan perempuan yang sudah kotor. Aku gak mau menikah sama perempuan yang bahkan gak bisa menjaga harga dirinya."
"Dan kamu David, mulai hari ini kamu saya pecat, silahkan kamu cari kerja ditempat lain, itupun kalau kamu bisa." Rama tersenyum miring berlalu pergi meninggalkan mereka berdua yang masih diatas ranjang tanpa busana.
"Sekarang hubungan kita gimana Mas, kamu udah gak punya pekerjaan sekarang." tanya Vika cemas.
"Kamu tenang ya Sayang, aku akan berusaha untuk terus bahagiain kamu." David memeluk Vika dan membelai lembut rambutnya.
"Makasih ya Sayang, kamu emang yang terbaik, gak salah aku milih kamu." Vika mencubit pipi David gemas.
"Mending kita lanjutin yang tadi yuk, nanggung nih."
David kembali mengungkung tubuh Vika dibawah tubuhnya dan kembali bercinta dengan begitu ganasnya seakan lupa dengan apa yang mereka perbuat terhadap Rama.
****
Disisi lain Rama melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, seakan meluapkan semua emosinya.
Vika, seorang perempuan yang 10 tahun lamanya dia jaga ternyata bisa berpaling begitu saja, mencampakan dirinya hanya dengan alasan yang klise, hingga tanpa sengaja mobilnya menabrak seseorang.
"Ahh sial!!"
Saat Rama turun dari mobilnya nampak seorang perempuan tergeletak bersimbah darah disana.
Mungkin karena mobilnya melaju dengan cepat hingga yang ditabrak mendapat benturan yang sangat keras.
Gegas Rama meminta tolong warga memasukan wanita itu kedalam mobilnya untuk diantar kerumah sakit.
Rama tak ingin lepas tanggung jawab begitu saja karena itu akan mencoreng nama baiknya.
Saat mobilnya tiba dihalaman rumah sakit, Rama segera mengangkat tubuh wanita itu, memasuki ruang UGD dan memanggil dokter untuk membantunya.
Tabuh wanita itu segera dibaringkan diatas ranjang sakit untuk diperiksa dan ternyata dia harus dioperasi secepatnya karena mendapatkan cedera yang cukup serius diarea kepala.
Rama menunggu dengan cemas didepan ruang operasi, berharap gadis yang dia tabrak bisa bertahan dari operasinya.
Setelah menunggu satu jam lamanya akhirnya pintu ruang operasi terbuka, Rama segera menghampiri para dokter yang keluar dari ruangan itu.
"Gimana keadaanya Dok?" Raut wajah Rama tampak cemas.
"Syukurlah operasinya berjalan lancar Pak, pasien akan segera di pindahkan ke ruangan untuk proses pemulihan." Dokter menjawab dengan tersenyum ramah.
"Terima kasih banyak Dokter, tolong berikan perawatan terbaik dirumah sakit ini untuk pasien itu."
"Baik Pak, silahkan Papak ikut bersama para perawat untuk mengantar pasien keruangannya."
Rama mengikuti langkah para perawat yang mendorong ranjang pasien menuju ruangannya, dia sengaja memesan ruangan VIP agar perempuan itu cepat membaik.
Setelah sampai diruangan, seorang perawat menyimpan barang pribadi milik pasien, disana terdapat sebuah tas kecil dan satu stel pakaian.
Setelah perawat itu selesai dengan urusannya, hanya tinggal Rama bersama wanita yang dia tabrak dan belum dia ketahui indentitasnya itu.
Rama memberanikan diri membuka isi tas wanita itu dan terdapat sebuah dompet juga sebuah ponsel jadul.
"Kok bisa sih nih cewek masih pake hp yang seharusnya udah ada dimuseum." Rama mengerutkan dahinya.
Rama membuka dompet kecilnya berharap ada kartu identitas disana, dan benar saja didalamnya terdapat sebuah KTP dengan dua lembar uang pecahan 10ribu dan 5ribu.
Rama hampir saja kehilangan akal sehatnya, fokusnya teralihkan pada dua lembar uang yang sudah nampak lusuh itu.
Matanya menatap uang itu bergantian dengan menatap wanita yang terbaring dihadapannya.
"Miris banget nasib nih cewek, hpnya hp purba, uangnya cuma segini, cukup buat beli apa uang segini?" Rama meras iba dengan gadis ini.
Rama kembali meletakan kembali uang itu dan kini beralih pada sebuah KTP yang tertera nama Syarin Anatasya disana lengkap dengan alamat dan tanggal lahir.
"Hmm nama yang bagus, berbeda sama isi dompetnya, rupanya gadis ini lebih muda dari aku."
Saat Rama tengah asik keppo dengan isi tas orang, terlihat gadis itu mulai membuka matanya.
Dia mengerjapkan matanya beberapa kali mencoba untuk menatap sekeliling, dia menatap heran pria yang berada disampingnya.
"Siapa kamu? Berani sekali buka-buka tas orang sembarangan." Syarin mencoba bangkit dari tidurnya tapi urun saat kepalanya terasa berdenyut.
"Kamu udah sadar? Sebentar ya, aku panggilin dokter dulu." Rama menekan tombol merah disamping ranjang beberapa kali.
Karena merasa tak sabar menunggu, akhirnya Rama memilih keluar untuk mencari keberadaan dokter, beruntung mereka berpapasan didepan lorong.
"Pasiennya udah sadar Dok." Rama berkata saat berhadapan dengan dokter.
"Ya sudah mari saya periksa dulu."
Mereka berjalan berdua menuju ruangan, saat tiba diruangan nampak Syarin sedang memijat pelipisnya dan mereka segera menghampiri.
"Gimana keadanya Bu" dokter itu bertanya lalu memeriksa detak jantung dan denyut nadinya.
"Kepala saya terasa berat dan berdenyut Dok."
"Apa Ibu ingat nama Ibu dan dimana Ibu tinggal?" Dokter itu kembali bertanya untuk memeriksa apakah operasinya mempengaruhi ingatannya.
"Ingat Dok, nama saya Syarin Anatasya, saya tinggal dijalan mawar no.10, Ayah saya juga dirawat disini dok, Ayah saya bernama Pak Burhan Sudrajat." Jawab Syarin saat melihat logo rumah sakit yang tertera pada almamater dokter itu.
"Oh Ibu anaknya Pak Burhan, kebetulan beliau pasien saya juga." dokter itu tersenyum, ternyata operasinya berjalan dengan baik.
"Gimana kondisi Ayah saya sekarang Dok? Tolong jangan kasih tau Ayah saya tentang kondisi saya sekarang, saya takut kondisinya akan kembali drop." Syarin merasa cemas dengan kondisi Ayahnya.
"Kondisi beliau sudah cukup membaik, tapi operasinya tetap harus segera dilakukan." dokter itu menjelaskan.
"Tolong beritahu Ayah saya kalau saya sedang mengunjungi sodara untuk mencari biaya operasi Ayah." Syarin berkata dengan sedikit memohon.
"Baik Bu, semoga kondisi Ibu juga cepat membaik, dan ini Pak Rama, beliau lah yang membawa anda kesini dan menanggung semua biaya rumah sakit, saya permisi dulu karena masih ada beberapa pasien yang harus saya tangani." dokter itu menjelaskan lalu berjalan keluar ruangan meninggalkan mereka berdua.
"Jadi kamu yang udah nambrak saya?" Tanya Syarin ketus.
"Iya, aku minta maaf, aku gak sengaja nambrak kamu, aku salah karena berkendara dalam keadaan emosi." Rama menarik nafas lalu menghembuskannya kasar.
"Makannya kalau emosi itu lampiasin dirumah bukan dijalanan, orang yang gak tau apa-apa jadi kena imbasnya kan?" Syarin memalingkan wajahnya dari Rama.
"Kan aku udah minta maaf, aku juga udah tanggung jawab bawa kamu kesini, biayain semua pengobatan kamu juga, kalau orang lain yang nabrak mungkin kamu udah menghadap Tuhan sekarang." Rama merasa tak terima dengan ucapan Syarin.
"Dih.. kok jadi kamu yang emosi sih, yang korban disini itu aku hey, liat seluruh badan aku sampe dipenuhi perban gini, kalau aku cacat mental seumur hidup emangnya kamu mau tanggung jawab?" Syarin menunjuk-nunjuk kepalanya.
"Udahlah aku males berdebat sama perempuan, perempuan emang gak pernah salah, mending kamu sekarang istirahat, simpan tenaga kamu buat nemuin Ayah kamu, aku mau cari makan sebentar." Rama meraih jaketnya dan berlalu meninggalkan Syarin.
"Cihh, dasar cowok gak punya hati." Syarin mengumpat sambil bergumam.
"Apa kamu bilang?" Rama kembali menoleh saat mendengar umpatan Syarin.
"Gak ada.. gak ada.. udah pergi aja sana." Syarin mengibas-ngibaskan tangannya.
"Dasar cewek aneh." Rama tersenyum miring.
Tanpa ia sadari, wanita itu sudah sedikit menarik perhatiannya.
************
************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Mommy El
mampir juga.
2024-10-31
0
Kasih Bonda
next thor semangat
2024-10-31
0