Aira mahasiswa cantik. Prodi pendidikan, yang sedang menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi.
Pak Hirata adalah seorang dosen yang selalu menggoda Aira. Ia masih lajang. Tapi umurnya terpaut lumayan jauh dengan Aira.
Aira selalu menolak godaan dari pak Hirata. Namun di suatu hari dirinya terjebak oleh dosen sialan itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alcesky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dosen Pendamping
Seperti yang kita semua ketahui bahwa Hirata adalah musuh bebuyutan Aira. Tapi, di suatu acara dirinya malah di temukan dengan dosen yang amat kiler itu.
Fasa yang juga merupakan mahasiswa aktif di universitas tersedia. Ia juga berpartisipasi di dalam acara itu. Sehingga membuat Fasa menanyakan siapa dosen pendamping nya.
" Ra dosen pendamping kamu di acara bazar besok siapa?" tanya Fasa. Namun Aira lama untuk sekedar menjawab pertanyaan dari Fasa. Yang ternyata Aira belum tahu siapa yang akan menjadi pendamping nya.
"Kamu mengetahui siapa dosen pembimbing mu darimana Fa?" tanya Aira. Ia merasa belum mengetahui siapa pendamping nya. Maka ia menanyakan dari mana sumber informasi yang di dapatkan oleh Fasa.
"Aelah kamu belum tahu. Sana lihat ke mading di sana sudah ada pengumuman nya" jawab Fasa memberitahukan kepada sahabatnya Aira. Ia bukan orang yang pelit dengan informasi.
"Temenin ya aku ga berani sendirian" pinta Aira kepada Fasa. Bukan nya tidak berani Aira hanya tidak mau dirinya di ganggu oleh orang-orang yang tidak terlalu di kenal olehnya.
Setelah melihat selembar kertas yang di tempel dan membaca siapa pendamping nya. Aira seperti tidak bisa menerima tapi adalah daya ia juga tidak bisa protes. Ia takut jika protes malah akan membuat nilainya turun. Semua juga sudah tahu siapa pak Hirata. Selain itu juga rahasianya dengan pak Hirata tidak mau terbongkar.
"Astaga Fa, kenapa sih orang ini lagi astaga" ucap Aira yang sedikit berontak karena ia sebenarnya tidak mau di sandingkan dengan pak Hirata terus menerus.
" Yahh Ra, terus gimana ini" ucap Fasa yang juga merasa bingung karena teman nya selalu di sandingkan dengan orang yang tidak pernah di inginkan. Fasa juga mengetahui bahwa pak Hirata sangat sering mempersulit hidup Aira. Sebagai sahabat ia hanya bisa memberi semangat dan juga dukungan.
"Andai aja bisa tukeran pasti udah aku tuker sama orang lain ini. Hari apes memang ngga ada di kalender" ucap Aira yang merasa bahwa dirinya sedang apes. Namun ia hanya berharap perlakuan pak Hirata tidak mele- cehkan dirinya seperti kemarin-kemarin. Ia sangat trauma dengan hal itu. Tapi tubuh nya sudah ketagihan dengan hal itu.
"Tuker sama siapa sih Ra jugaan. Udah deh kamu sabar aja ya. Semangat jangan menyerah pasti akan ada jalan nya selagi kamu ikhlas" ucap Fasa memberikan support kepada sahabatnya. Ia tidak mau sahabatnya merasa sendiri, maka dari itu ia selalu mendengar keluh kesah yang di lontarkan oleh Aira.
"Sama kamu juga gapapa kalo boleh mah Fa-fa. Tapi apalah daya. Aku masih sayang sama nilai ku" ucap Aira. Ia takut jika berontak nilai yang di pertahankan selama ini akan anjlok. Mempertahankan tidak semudah mendapatkan. Maka sebab itu ia kekeh untuk mempertahankan nilai tersebut. Tidak ada salahnya untuk memilih jalan sepeda itu.
"Aduhh amit-amit deh Ra aku ketemu dosen begitu bisa ga tidur tiga hari tiga malam aku" ucap Fasa. Ia menolak jika di sandingkan dengan dosen modelan Hirata. Ia sudah bersyukur dengan pendamping nya.
"Idih jangan gitu ntar jodoh sama kamu kapok loh" ucap Aira. Ia memang sengaja meledek sahabatnya. Untuk sedikit melepaskan penatnya. Dan juga mendinginkan otak nya supaya menjadi lebih segar.
Aira sudah puas melihat dan juga mengetahui siapa yang menjadi pendamping nya. Ia akan segera beranjak pergi dari lobi. Sedangkan Fasa masih akan melanjutkan kegiatan ukm nya di kampus.
"Kamu masih di kampus ngga Ra?" tanya Fasa. Karena Fasa tidak mengetahui bagaimana jadwal Aira.
"Kayanya ngga sih Fa, tapi aku masih mau ke suatu tempat di kampus" ucap Aira. Ia masih akan pergi ke perpustakaan untuk mencari buku referensi.
"Oh yaudah kalau gitu kamu duluan aja aku masih ada kegiatan aktif di kampus" ucap Fasa memberitahukan kepada Aira.
Aira langsung pergi begitu saja ketika mendengar hal itu dari Fasa.Yang berarti dirinya tidak perlu menunggu Fasa sampai selesai kegiatan.
Namun, lagi-lagi di tengah perjalanan nya ia di cegat kembali oleh dosen tua bangka itu. Entah apa yang membuat dosen tua bangka itu selalu mengetahui keberadaan Aira.
Padahal Aira tidak merasa dirinya di ikuti oleh orang lain. Begitu hebat cara yang di gunakan oleh dosen tua bangka itu. Hanya umurnya saja yang tua namun idenya masih sangat tajam.
Tentu saja Aira kaget dengan keberadaan dosen itu. Tak henti-henti nya ia membatin perlakuan dosen itu terhadap dirinya.
"Astaga ada pak Hirata lagi" ucap Aira di dalam hati. Ia tidak menyangka bahwa di sekitar nya akan di temukan oleh pak Hirata.
"Mau kemana sih cantik, kangen ya. Makanya caper lewat depan ruangan saya" ucap pak Hirata.
Tanpa sadar memang Aira melewati depan ruangan pak Hirata. Ia lupa jika di kawasan ini harus sangat hati-hati. Namun, di dalam hatinya ia sudah merasa sangat hati-hati.
"Sini masuk jangan malu-malu begitu" ucap pak Hirata. Tidak hanya ucapan saja namun juga langsung menarik tangan Aira. Ia juga memasukkan Aira ke dalam ruangannya.
"Arghhhh jangan pak" berontak Aira. Ia merasa ketakutan. Namun jika dirinya lebih berteriak maka akan sangat mengancam dirinya. Ia hanya bisa berpasrah diri.
"Sudah berapa lama kita tidak bermain sayang hmm?" tanya Hirata kepada gadis mungil itu. Namun, gadis itu hanya kebingungan. Ia tidak maksud dengan apa yang di katakan oleh tua bangka itu.
"Apa maksudnya ya pak?" tanya Aira. Walaupun dirinya sudah tidak polos lagi. Tapi pemikiran nya masih sangat lugu. Hal ini justru membuat Hirata semakin tertarik dengan dirinya.
"Kita langsung saja ya tidak perlu basa-basi" ucap Hirata yang dengan tiba-tiba menci-um bibir milik Aira.
Aira sedikit memberontak. Tapi tenaga nya kalah dengan pria itu. Wajar saja karena Aira seorang perempuan.
Berontakan dari Aira juga tidak membuat Hirata menghentikan kegiatan nya. Justru ia malah semakin mempermainkan tubuh gadis mungil itu. Padahal masa depan Aira masih panjang. Namun cinta memang buta.
Kini Hirata sudah mulai berani untuk menci- um dada milik Aira. Ia permainkan hingga puas. Di putar dan juga di remas dengan sangat lihai nya.
"A-hh jangan sudah pak aku nggak tahan" ucap Aira yang kelepasan.
Tapi Hirata juga tidak menghentikan kegiatan nya. Kini ia malah semakin berani menyentuh area bawah milik Aira.
"A-hh jangan di situ pak aku masih pera- wan" ucap Aira yang masih mempertahankan keperawa- nan nya. Ia tidak mau kehilangan makhota nya meskipun sudah di sentuh oleh seorang pria.
kita di sini mau belajar bersama dengan mentor dan juga mengadakan Event tertentu dengan reward
caranya mudah wajib follow akun saya maka saya akan undang kaka untuk masuk Gc Bcm. Terima kasih