Lanjutan dari "Cinta Di Penghujung Nafasku".
Seorang dokter muda dan tampan bernama William Anderson terlibat ONS bersama dengan dokter Koas dirumah sakit tempatnya bekerja hingga membuat sang gadis hamil.
Viona Harumi,seorang mahasiswi kedokteran yang tengah menjalani masa koas harus terlibat skandal dengan dokter pembimbing nya dirumah sakit hingga membuatnya hamil.
Bagaimana kisah Viona dan William yang terpaksa menikah demi anak yang dikandung oleh Viona??
Lalu bagaimana dengan kisah cinta William dan sang kekasih yang sudah berjalan hampir lima tahun??
Lalu bagaimana dengan Kanaya yang tiba tiba harus menerima kenyataan pahit saat kekasihnya harus menikahi keponakan nya sendiri??
yuukkk simak kisah cinta segitiga mereka disini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketiga
"Kamarnya sudah kami siapkan dan ini kuncinya, Mbak. Silahkan, ini kuncinya. Semoga Mbak nyaman selama menginap di hotel kami dan selamat menikmati istirahatnya." ucap resepsionis itu memberikan sebuah card lock pada Viona.
"Iya, Mbak. Terima kasih." jawab Viona.
Viona pun segera mengambil card lock itu. Lalu, berjalan menuju ke sebuah lift yang akan membawanya ke lantai 10. Dimana kamar yang dipesan oleh Sera berada di lantai itu.
Setelah beberapa saat menunggu di depan pintu lift. Akhirnya Viona pun masuk ke dalam lift itu setelah pintu liftnya terbuka. Namun, saat pintu lift akan kembali menutup. Tiba tiba saja, sebuah tangan kekar seseorang manahan pintu itu agar terbuka kembali.
Deg...
Baik Viona maupun orang yang menahan pintu lift itu, sama sama tersentak kaget saat netra keduanya saling bertemu dan bertatapan. Kedua orang itu pun hanya saling terdiam sejenak. Sebelum akhirnya orang itu pun masuk ke dalam lift yang sama dengan Viona.
Selama didalam lift, keduanya sama sama memilih diam. Hingga akhirnya, si orang itu turun lebih dulu di lantai 5. Dimana dirinya suah ditunggu untuk menghadiri acara ulang tahun salah satu teman sekolahnya dulu.
Sebelum keluar dari lift si orang itu sempat menoleh ke arah Viona. Lalu, dia pun mengangguk sebagai tanda jika dirinya akan turun terlebih dahulu.
Tentu saja, hal itu dibalas sebuah anggukan juga oleh Viona. Yang menandakan jika Viona menjawab sapaan nya meski hanya bahasa tubuh. Keduanya memang saling mengenal satu sama lain. Hanya saja, mereka tidak terlalu dekat. Keduanya sama sama menjaga jarak, bahkan tidak pernah berinteraksi secara langsung dan cukup tahu antara satu sama lain.
Karena bagi Viona, itu jauh lebih cukup. Toh, Viona juga tidak memiliki kepentingan dengan orang itu. Jadi, bagi Viona mereka cukup saling tahu saja demi menghormati Kanaya, orang yang jelas jelas memiliki hubungan spesial dengan orang tadi.
Iya, orang tadi adalah kekasih dari tante Viona yang bernama Kanaya. Keduanya memiliki hubungan spesial saat Kanaya masih duduk di bangku sekolah menengah atas dan karena itu lah, Viona mengenal orang itu.
Keduanya pun akhirnya berpisah di lantai 5 karena memang pria tadi turun di lantai 5. Sedangkan Viona sendiri akan turun di lantai 10 karena memang lantai itulah yang menjadi tujuan Viona.
...***...
Di lantai 5 hotel.
"Nah ini dia Dokter kita yang super sibuk itu. Akhirnya bisa datang juga dia," ucap salah satu teman yang menyambut kedatangan pria itu, di sebuah ruangan VVIP yang sudah mereka pesan untuk berpesta.
"Selamat ya bro. Nggak kerasa ya, kita makin tua aja," ucap nya pada si pemilik acara pesta.
"Thank's bro. Makasih juga loh, akhirnya kamu mau datang juga, William." jawabnya pada pria yang baru datang itu yang ternyata adalah William.
William pun langsung bergabung dengan teman temannya yang sudah lebih dulu datang ke sana. Semua nya nampak menikmati pesta itu, karena setelah sekian purnama tidak bersua tentu banyak cerita yang cukup menarik hingga mereka semuanya pun lupa waktu.
Bahkan tanpa terasa minuman yang tersedia dimeja pun kini telah tandas setengahnya dan hanya meninggalkan beberapa botol saja.
William yang merasa jika tubuhnya merasakan sebuah reaksi lain, pun akhirnya memilih untuk pergi keluar dari ruangan itu untuk mencari udara yang sedikit lebih sejuk.
Dengan berjalan dengan terseok seok, William pun pergi ke sebuah lift karena William berniat untuk pulang saja, karena merasa ada yang aneh pada tubuhnya. Namun, karena matanya sedikit kabur karena efek minuman yang di konsumsi, William pun akhirnya salah memencet tombol lift.
Yang seharusnya arah turun, menuju ke basemen hotel. William malah menekan tombol naik dan berhenti di lantai 10. Setelah pintu lift terbuka, William pun segera turun di sana. Karena dia mengira jika dia sudah sampai di tempat tujuan nya.
...***...
Sementara disebuah kamar yang terletak dilantai 10, tampak seorang gadis tengah merasa gelisah dan tidak tenang.
Sudah hampir satu jam teman teman yang berjanji bertemu dengan nya di sana tak kunjung datang. Bahkan ponsel keduanya pun mendadak mati dan tidak bisa dihubungi. Namun, saat sedang berusaha menghubungi teman teman nya. Tiba tiba bel pintu kamarnya berbunyi.
Ting tong...
Seketika, kegelisahan Viona pun menghilang setelah terdengar suara bel pintu kamarnya berbunyi. Yang Viona pikir, itu adalah kedua teman nya. Mendengar suara bel itu, Viona langsung saja bergegas menuju ke arah pintu untuk membukakan pintu kamar itu.
Akan tetapi, saat membuka pintu. Seketika Viona dibuat terkesiap karena ternyata yang datang bukanlah kedua sahabatnya. Melainkan seorang pria yang tengah mabuk yang langsung saja menerobos masuk kedalam kamar itu dan pria itu adalah William yang sedang mabuk.
William yang saat itu merasakan sesuatu yang aneh di dalam tubuhnya pun, semakin merasa aneh saat melihat penampilan Viona kala itu.
Viona yang saat itu tengah memakai piyama pendek berbahan satin, dengan bagian atas yang terbuka. Memperlihatkan bahu mulusnya membuat tubuh William terasa semakin panas dan bergairah.
William yang awalnya berniat pulang pin urung dia lakukan saat merasakan kepalanya yang semakin pusing dengan suhu tubuh yang terasa memanas.
William pun akhirnya memutuskan untuk menginap di salah satu kamar yang memang sudah di sediakan oleh sahabatnya, jika saja mereka mabuk dan tidak bisa pulang ke rumah.
Teman William sengaja menyewa beberapa kamar untuk digunakan para tamu undangan nya malam ini. Menyadari mereka tidak akan bisa pulang,tentu membuat sang pemilik hajatan berinisiatif menyedikan tempat untuk para tamunya beristirahat di sana.
Berhubung card look yang dipegang oleh William tak berfungsi. William pun memutuskan untuk menekan bel kamar yang saat ini tengah dia datangi dengan harapan jika akan ada seseorang yang membantunya membuka pintu kamar itu.
William pun akhirnya bisa tersenyum lega saat melihat jika pintu itu dibuka oleh seseorang dari arah dalam. William sedikit dibuat kaget saat melihat jika yang membuka pintu itu adalah seorang gadis yang tengah menggunakan piyama yang cukup seksi dan menggoda.
William yang saat itu tengah dalam pengaruh alkohol pun akhirnya tergoda. Pria itu semakin mengikis jarak dengan Viona yang terlihat ketakutan saat melihat William melangkah maju, mendekati dirinya.
"Ka_Kakak, ma_mau apa? Per_pergilah. I_ini bukan kamarmu." ucap Viona terbata karena begitu takut saat melihat sesuatu yang berbeda dari tatapan mata dari kekasih bibinya itu.
Viona pun refleks menutupi tubuhnya dengan kedua tangan saat menyadari jika William tengah menatap tubuhnya dengan tatapan yang aneh. Apalagi setelah Viona menyadari jika baju yang dia pakai memiliki belahan dada yang cukup lebar. Hingga membuat bukit kembar miliknya terlihat dengan jelas.
Hal itu semakin membangkitkan hasrat William yang saat ini sudah tidak terkendali lagi. Hingga William pun akhirnya langsung menyerang tubuh Viona dan tidak membiarkan wanita itu lepas begitu saja. Jangan kan melepaskan diri dari cengkeraman William. Bahkan untuk sekedar menghindar pun tidak bisa Viona lakukan.
"Jangan Kak. Lepaskan aku. Aaawww, jangan." teriak Viona histeris saat William menyerang tubuhnya.