Sequel dari Serenity yang menceritakan kisah Reynald Riley Robert dengan seorang gadis menyebalkan bernama Galyna Kiev.
Reynald adalah putra sulung dari Serenity dan Regan. Rey yang sukses membuka perusahaannya sendiri di New York melebarkan sayapnya di beberapa negara. Kali ini Rey menetap sementara di Swedia karena perusahaan ketiga terbesarnya ada di negara itu.
Galyna Kiev, Seorang gadis badung yang memilih menjadi seorang pencuri jalanan. Dia melakukan itu semua untuk membantu temannya dan dirinya sendiri mendapat penghasilan tambahan meskipun dirinya sudah bekerja sebagai penjaga toko buku.Tak ada yang mau menerimanya sebagai pekerja di perusahaan atau kantor karena dirinya tak memiliki ijazah universitas.
Seperti novel thor biasanya. Episode ga panjang panjang banget ya. Dan untuk tokoh laki laki author tetap pakai tato ya...karena di luar negeri tato itu sudah menjadi sebuah hal biasa. Dan disini karena masih ada unsur mafia dan action.
Di sequel Sera semua lakinya bertato penuh. Beda dengan di novel ini. Tetap bertato tapi ga banyak..hehehehe...
Yang ga suka visualnya silahkan dibayang6kan sendiri ya gaees gimana enaknya..wkwkwkwk...
Novel otor tetap novel ringan yaaa ....jgn mengharapkan konflik berat disini..disini cuma untuk bacaan happy.. skip aja kalau ga suka ya sayaangg..
ig author.... @zarin.violetta
(Sedang proses revisi puebi dll)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#16
Rey mengobati luka di wajah Galy. Dan Galy hanya terdiam melamun. Tak ada obrolan apapun diantara mereka.
Rey membersihkan darah yang menempel di rambut Galy. Baru kali ini dirinya mengobati luka pada seseorang selain Sera, adiknya.
Setelah satu jam, akhirnya Rey selesai membersihkan dan mengobati luka di wajah dan kepala Galy.
"Ganti bajumu dan tidurlah", kata Rey pelan dan memberikan kaos putih miliknya yang diambilnya di lemari.
"Kamar kecil diujung itu adalah kamarmu", kata Rey lagi.
Galy berdiri dan berjalan menuju kamarnya tanpa mengatakan apapun.
Galy segera ke kamar mandi dan membuka bajunya. Tampak beberapa luka lebam di sekujur tubuhnya karena terkena pukulan kursi dari David tadi.
Galy memandangi dirinya di depan cermin. Galy tersenyum. Dia harus tersenyum agar selalu kuat menjalani hidupnya. Setidaknya dia sedikit beruntung karena Rey menampungnya. Masih banyak diluar sana yang lebih menderita darinya.
Galy memakai kaos putih milik Rey yang kebesaran di tubuhnya yang kecil.
Tengan malam Galy mengambil rokok dan korek yang di belinya tadi. Dia keluar ke balkon kamarnya yang menyambung dengan balkon ruang tengah dan kamar Rey.
Galy melihat lampu kamar Rey sudah mati dan itu artinya Rey sudah tidur.
Galy duduk di atas lantai balkon dan menyender ke dinding. Dia menyalakan rokoknya dan menghirupnya dalam dalam.
Galy akan merokok jika sudah dalam keadaan jenuh. Tetapi dia tidak menjadikannya suatu kebiasaan. Hanya dalam keadaan tertentu saja.
Dia memandangi langit malam yang saat ini sedang banyak bintang bertaburan.
"Setidaknya ini menjadi hiburanku..terimakasih", gumam Galy melihat indahnya bintang dilangit yang gelap sambil menghisap rokoknya.
Rey sejak tadi bersender di jendela ruang tengah ketika Galy mulai menyalakan rokoknya. Dia hanya memperhatikan Galy. Rey tidak ingin mengganggunya.
💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙
Pagi harinya, Galy bangun dan langsung menuju kamar mandi. Kepala dan tubuhnya terasa sakit. Badannya sedikit hangat.
Setelah mandi, Galy langsung menuju kamar Rey. Rey sudah bangun dan berada di ruangan Gym seperti biasa.
Galy dengan cepat menyiapkan keperluan Rey. Kemudian melanjutkan pekerjaannya di dapur.
Rey keluar dari ruangan Gym dan melihat Galy di dapur.
"Tidak usah memasak Lily...aku sudah memesan makanan diluar", kata Rey menghampiri Galy.
"Hmm baiklah", kata Galy pelan dan langsung menuju kamarnya kembali.
Rey menahan tangan Galy dan melihat wajah Galy yang pucat. Lalu memegang leher dan keningnya.
"Tubuhmu panas..aku akan memanggil dokter kemari", kata Rey.
"Tidak perlu..aku hanya perlu tidur dan obat penurun panas", jawab Galy lemah.
Lalu Rey menggendong Galy dan membawanya ke kamar.
Galy hanya diam saja karena memang tubuhnya lemah.
Ketika menurunkan Galy di ranjang, kaos yang dipakai galy tersingkap dan memperlihatkan pahanya yang terdapat luka lebam cukup banyak. Lebam itu terlihat sangat jelas di kulit putih pucat Galy.
Rey mencoba mengangkat kaos Galy lebih keatas tetapi tangan Galy menahannya.
"Apa yang kau lakukan?kau mau berbuat mesum padaku?", kata Galy dengan suara lemah.
"Aku ingin melihat separah apa luka di tubuhmu..itu akan sangat berbahaya jika kau tidak mengobatinya", kata Rey menyingkirkan tangan Galy.
"Hanya luka lebam biasa", kata Galy menutup matanya menahan rasa pusing dikepalanya.
Rey membuka baju Galy sampai sebatas dadanya.
"Mereka memukulmu memakai apa?", tanya Rey pelan.
"Kursi kayu", jawab Galy lirih.
"Shhiiitttttt", umpat Rey yang melihat lebam yang sangat hitam di perut Galy.