NovelToon NovelToon
Ketulusan Cinta Umar

Ketulusan Cinta Umar

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Kaya Raya / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Suami ideal
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ummu Umar

Umar yang menikahi sekarang gadis karena insiden yang dialami keduanya, kisah cinta rumit keduanya karena ternyata sang Istri memiliki orang yang dia cintai

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Punya Anak

Pernikahan mereka Telah Memasuki Usia Pernikahan hampir 2 tahun, mereka hidup selayaknya pasangan suami istri yang bahagia. Dan kebahagiaan mereka kini bertambah dengan hadirnya buah hati di rahim Shifa.

"Kakak, kakak akan jadi ayah". Ucap Shifa keluar dari kamar mandi.

Sedangkan Umar yang sejak tadi berjalan mondar-mandir didepan pintu kamar mandi pun berhenti mendengar perkataan istrinya itu.

"Alhamdulillah". Ucap Umar kemudian bersujud Syukur atas apa yang Allah berikan kepada mereka.

Keturunan yang mereka nanti pun akhirnya memenuhi Rahim sang istri. Shifa sering merasa frustasi karena banyaknya pertanyaan dan tekanan tentang kapan mereka memliki anak dari orang-orang yang mengenal mereka.

Shifa masih jelas ingat bagaimana keluarganya sendiri mencemooh dirinya karena tak kunjung hamil padahal usia pernikahannya hampir 2 tahun.

"Kapan kamu punya anak Shifa??, perasaan kamu lebih dulu menikah dariku". Ucap Nana, Sepupunya dari pihak ibunya itu.

Mereka tengah berada di acara Haqiqah sepupunya ini karena itu dia datang untuk menghadiri dan memberikan hadiah.

"Belum tahu dan kami belum diberikan rejeki". Ucapnya berusaha sabar.

"Coba deh kalian berdua cek kesuburan kalian deh, sapa tau salah satu dari kalian mandul, makanya sampai sekarang belum punya anak". Ucapnya lagi dengan pedas dan sangat meremehkan.

"Kami sudah mengeceknya dan tak ada masalah, lagian itu kehendak Allah, bukan kami, seberapa pun besar usaha kami jika Allah belum memberikan, aku bisa apa". Ucapnya dengan kesal tertahan.

"Ya harusnya kamu berusaha lebih giat lagi, berobat atau apa kek, jangan sampai suamimu menikah lagi karena kamu belum memberikan keturunan". Ucapnya menakut-nakuti Shifa.

"Insya Allah suamiku tidak keberatan dengan itu, karena dia tahu itu adalah kuasa Allah, bukan kuasa manusia, kami sudah berusaha dan pasrahkan pada Allah". Ucapnya membela suaminya.

"Alah banyak kok laki-laki paham dengan agama dan menjadikan alasan anak untuk berpoligami, jangan tertipu dengan tampang dan kealimannya itu".

"Aku percaya pada suamiku, karena aku lgh yang mengenali dirinya luar dalam jadi jangan berbicara sembarangan dan jika dia memang mau menikah lagi, dia akan memberitahukan ku dan meminta izin ku, dia terlahir dan dididik dengan baik oelh mertuaku".

"Alah itu hanya omong kosong". Kesal Nana karena tak berhasil mempengaruhi Shifa.

"Kuberi tahu sesuatu padamu Nana, suamiku dibesarkan oleh ibu dan ayah yang luar biasa dan sangat menyayangi aku dan suamiku, suamiku sangat patuh dengan mertuaku dan mertuaku sangat menyayangiku jadi jika terjadi sesuatu bukan aku yang akan bertindak tetapi kedua mertuaku, lebih baik kamu belajar lebih baik untuk menjadi orangtua karena kelak pertanggungjawaban nya akan sangat berat". Ucap Shifa keluar dari kamar menuju suaminya dan menggandengnya pulang.

Setelah kejadian itu Shifa tidak pernah lagi datang jika ada keluarganya melahirkan dan menikah, dia hanya menitip kado untuk mereka melalui ibunya karena malas dan sakit hati jika mereka selalu bertanya dengan nada mencemooh dan menghinanya dan suaminya.

Umar yang tahu istrinya sedang tidak baik-baik saja pun memeluk istrinya dengan sayang dan membelai wajahnya.

"Kenapa dek, kok melamun?? Tanya Umar dengan penuh perhatian.

"Aku hanya bahagia dan tidak menyangka kak, aku diberi kepercayaan setelah penantian panjang". Ucapnya sambil menangis memeluk Umar,

"Allah tahu apa yang lebih baik bagi kita dek, buktinya kamu sekarang lebih baik dari sebelumnya, kamu juga sudah mengenakan Jilbab, dan sebentar lagi kita punya nak, mengurus anak tidak hanya pas di kandungan tapi ketika dia lahir itu butuh banyak tenaga dan kesabaran". Ucap Umar dengan bijaksana.

"Iya kak, itu juga selalu dikatakan Ummi kepadaku saat aku mengadukan nasibku yang belum punya anak".

"Kamu tahu dek, aku tidak terlalu mempermasalahkan kita belum dikaruniai anak karena aku melihat sendiri bagaimana kerepotannya Ummi membesarkan aku dan adik-adik ku ditengah himpitan ekonomi yang terus menerus merongrong nya, tapi kita beruntung karena kita sudah memiliki segalanya dan dia hadir tanpa perlu kesusahan mencari nafkah seperti Ummi dan abiku dulu".

"Iya kak, aku sangat bersyukur akan hal itu. Aku hanya sedih orang-orang bahkan keluargaku sendiri bukannya memberikanku support malah selalu berushaa menyudutkan dan menjatuhkan mentalku". Shifa semakin mengeratkan pelukannya pada suaminya.

"Kamu yang sabar dek, seperti itulah orang-orang dek, kadang berbicara tanpa memikirkan bagaimana perasaan kita jadi jangan terlalu dipikirkan".

"Oh iya kapan kita akan memberi tahu mereka tentang ini??

"Nanti dek, kita pergi periksa dulu kedokter untuk memastikan segalanya, kan ini cucu pertama yang sangat dinanti keluarga jadi kita harus memastikannya secara baik".

"Iya kak, kakak benar".

Kalau begitu sekarang kita istirahat, besok kita akan kedokter untuk memeriksakannya, biarkan ini menjadi kejutan untuk keluarga kita".

Keesokan harinya Umar dan Shifa memeriksakan kandungannya pada dokter perempuan karena ingin melihat anak mereka itu. Umar tidak mau jika istrinya disentuh oleh orang lain.

"Silahkan masuk pak, ibunya langsung berbaring saja yah, kita akan mengecek kandungan ibu lebih dulu lalu kita konsultasi". Ucap Dokter perempuan itu dengan ramah.

"Iya dokter". Shifa segera berbaring seperti yang dikatakan dokter dan dengan sigap Umar membantunya.

"Nah ini kandungan ibu sudah kelihatan yah, kandungan ibu masih muda usianya sebulan dan seperti nya ada 2 pak". Ucap Dokter mengarahkan alat itu diperut Shifa.

"Ada 2 dokter?? ". Kompak keduanya melihat dokter dengan terkejut sekaligus penasaran.

"Benar buk, seperti nya ibu akan dikaruniai bayi kembar, ini ada dua titik berbeda dan menandakan jika anak ibu memang akan kembar". Ucap Dokter dengan senyuman.

"Alhamdulillah ya Allah". Ucap keduanya dengan penuh Rasa syukur.

"Kak, anak kita kembar". Girang Shifa menggenggam tangan Umar dan menangis Haru.

"Iya dek Alhamdulillah, aku tidak menyangka setelah menunggu lama, Alalh malah memberikan kita 2 sekaligus". Ucap Umar juga ikut menangis bahagia.

"Nah semuanya sehat ya bu, pak, ". Ucap Dokter menyelesaikan pemeriksaan itu.

"Alhamdulillah dokter".

"Mari kita duduk dulu, kita akan membahas tentang apa yang boleh dan tak boleh karena ini kehamilan pertama dan kembar sekaligus". Ucap dokter mempersilakan mereka duduk untuk berkonsultasi.

"Iya dokter".

"Begini pak, tolong perhatikan asupan makanan isti bapak, perbanyak makan buah dan sayur dan sering-sering lakukan kontrol kalau ada yang ibu rasakan berat".

"Apa pantangannya dok, misalnya makanan atau apa??

"Jaga stres, perhatikan asupan makanan dan jika bisa jangan berhubungan badan dulu selama 3 bulan kedepannya karena kandungan ibunya masih lemah".

"Dan satu lagi pak, tolong perhatikan gerak gerik istri anda dan jauhkan dari benda-benda yang bisa membahayakan kandungannya seperti asap rokok dan minuman tidak bernutrisi".

"Baik dokter terima kasih". Ucap Keduanya kompak.

"Iya sama-sama pak, silahkan keluar dan ini buku kandungannya yah, bawah buku ini jika kontrol". Ucap Dokter memberikan buku Pink itu.

"Iya dokter, terima kasih". Ucap Keduanya keluar dari ruangan.

1
Puspa Indah
Maaf ya kak, rasanya ada yang gak pas dengan jalan cerita dari awal. Umar, orang sholeh kenapa refreshing di pantai?

Kalau boleh kasih masukan dikit, Umar nyelamatin si wanita yang mau bundir di jembatan atau dimana lah. Si wanita depresi karena cowoknya. Karena kasihan dan ingin mengayomi takut kejadian terulang, Umar ngelamar wanita itu. Nah.. di situ tuh.. baru jalan cerita lika-liku ketulusan Umar menyadarkan isterinya sembari mencoba meraih hatinya. Maaf ya mbak, aku sok-sokan ngasih saran segala. Moga sehat dan sukse selalu. Semangat!
Puspa Indah: Umar kan gak bercadar kak... 😂
Gak kok, saya cuma melihat dari sisi Umar sebagai lelaki bujangan sholeh yang sepertinya sangat menjaga mata dan sentuhan terhadap lawan jenis. Sedangkan pantai bisa dikatakan sebagai tempat wisata yang paling berpotensi terlihatnya aurat yang terbuka, entah sepi atau ramai. Sekali lagi mohon maaf ya kak..🙏🙏🙏
Siti Rabiah Ummu Umar: terima kasih sarannya, nanti diperbaiki lagi berikutnya.
masalah Refresing tidak masalah sebenernya dimana tempatnya. didalam cerita juga dikatakan disana tempatnya sepi.
banyak kok teman-teman bercadar pergi ke pantai sebagai bentuk tadabbur alam.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!