Berhenti Di Kamu

Gio kini melangkah pasti menuju kendaraannya untuk segera pergi ke kantor karena ada hal penting yang harus diselesaikan, setelah tadi dihubungi oleh sang sahabat sekaligus asistennya yaitu Aldo.

" Gio...." panggilan suara itu sangat jelas terdengar membuat langkah gio berhenti seketika.

Terlihat raja yang kini berlari kearahnya, entah sejak kapan dan dari arah mana raja hingga akhirnya memanggil dirinya yang kini sedang berhenti menatap kedatangannya.

" Maaf saya tidak sopan, saya hanya ingin menanyakan ruangan Zee karena tadi saat kerumahnya katanya zee sedang dirawat jadi aku kesini apakah boleh jika aku menjenguknya?" dengan nafas tersengal gio meminta izin kepada gio untuk bertemu dengan Zee.

Gio menatap wajah raja yang kini sedikit menundukkan badannya, ada rasa bimbang didalam hatinya jika ia tidak mengizinkan apakah itu sangat keterlaluan? Tapi jika diizinkan hatinya seketika panas ada rasa khawatir dalam ruangan kecil didadanya.

" Apakah ada hal penting yang ingin disampaikan?" gio bukannya menjawab pertanyaan malah balik bertanya.

" Hmm aku ingin meminta maaf karena semakin hari rasa penyesalan itu semakin besar, aku mohon gi izinkan aku" gio sudah tidak peduli dengan harga dirinya yang kini mengemis izin.

" Hmmm tapi jangan melewati batas gi, kamu harus tau jika zee bukanlah wanita yang sedang sendiri dia milik saya dan kami sebentar lagi akan menikah" gio menyetujui dan tetap ada aturan yang diberikan.

Setelah gio memberikan izin dan raja berlalu menuju ruangan Zee, gio langsung mengirimkan pesan kepada Zee bahwa raja akan menjenguknya dan gio sudah memberikan izin.

Tanpa diduga Zee melakukan panggilan suara yang langsung diangkat oleh gio.

📱 : Jangan dimatikan telponnya, cukup diam dan dengarkan apa yang terjadi ya mas aku mau dimanapun kita berada jika ada kesempatan kamu harus tau sesuai keadaan bukan sesuai cerita yang bisa saja ada hal yang aku tutupi.

Hahh manis sekali zee pagi ini, gio tersenyum senang ternyata sang kekasih memikirkan perasaannya sampai sejauh ini bagaimana bisa dia tidak meleleh pagi ini.

📞 : Hmmm, i trust you babe aku akan mendengarkan yang terjadi.

Benar saja pintu diketuk dari luar yang sudah bisa dipastikan bahwa raja yang datang.

Ceklekkkkk

Setelah sang papa membuka pintu kamar rawat inap terlihat raja masuk dengan wajah yang sedikit terlihat berkeringat.

" Selamat pagi om, Tante, maaf jika raja baru mengetahui kondisi Zee pagi ini" raja menghampiri dan menyalami kedua orangtua Zee.

" Ahh ya tak apa raja, apakah ada hal yang penting? Sampai kamu repot-repot datang kemari" sang mama yang khawatir karena selama ini raja benar-benar membenci Zee, ucapannya yang tajam membuat perasaan sang ibu khawatir.

" Sebelumnya raja ingin menyampaikan permintaan maaf kepada om, Tante terutama untuk zee atas segala sikap, ucapan dan perilaku raja selama ini. Ah iya, tadi raja sudah bertemu dengan gio dan meminta izin untuk menjenguk" raja yang mengetahui tatapan kurang nyaman zee langsung menjelaskan.

" Ekhemmm raja, apakah om bisa menjelaskan kejadian semuanya?" kini putra yang mengambil alih obrolan, ia sangat sakit hati ketika melihat pertikaian diantara raja dan zee anak bungsunya yang seharusnya tidak menjadi pihak yang disalahkan.

Seketika suasana menjadi hening dan sedikit canggung, bagaimana tidak karena ini akan menjadi momen dimana Amel dan zee akan membuka luka lama mereka kembali, tapi jika tidak dijelaskan maka raja selamanya akan berdampingan dengan asumsi dirinya sendiri meskipun sudah meminta maaf kepada Zee.

" Duduklah biar om jelaskan secara jelas, karena disini yang perlu kamu salahkan ada om dan ibumu. Zee adalah pihak yang tersakiti sama seperti kamu, om merasa sakit hati ketika kamu mengucapkan kata-kata jahat kepada anak om raja" benar putra merasakan sakit hati hanya saja dia tidak bisa bertindak kasar karena itu hanya akan membuat suasana menjadi lebih keruh.

" Orangtua mana yang terima ketika anak yang dengan susah payah mereka urus sejak kecil sampai besar, diperlakukan bahkan dikata-katain dengan sangat kasar raja?" seben perasaan putra saat ini sedikit meninggi emosinya hanya saja dia masih bisa menahan diri.

" Paaahh" zee angkat suara dan menggelengkan kepalanya, diseberang sana gio yang sedang mendengarkan via panggilan masuk sedikit khawatir akan kondisi Zee.

" Aku mau mendengarkannya om, tolong jelaskan" putra yang akhirnya dengan rasa malu, dia benar-benar harus mendengarkan cerita dari putra.

" Jadi begini pada waktu itu....putra menjelaskan secara rinci sejak awal sampai akhir tidak ada yang ditutupi semuanya diceritakan dengan jelas ditunjukan pula beberapa foto. Jadi kalau kamu mau marah silahkan marah sama om atau ibu kamu bukan pada zee yang dimana dia juga terpuruk pada saat itu, kamu masih ada Doni yang bisa mengurus kamu bahkan memberi nafkah. Bayangkan Zee dan Daniel mereka mengurus mamanya yang baru saja kehilangan adik mereka akibat ulah saya, uang pun terbatas ditambah ucapan kamu bahkan sampai sekarang apa wajar jika zee sekarang membenci kamu?" putra benar-benar melindungi sang anak bungsunya.

Putra menundukkan kepalanya menahan rasa emosi, marah, malu bahkan menyesal karena ternyata saat dia telah mengetahui kebenarannya dia harus kehilangan cinta pertamanya.

" Zee..." bukannya menjawab ucapan putra, kini raja bangkit dan menghampiri zee yang sedang berbaring dengan benda pipih yang setia digenggamnya.

Zee hanya menatap raja yang semakin mendekat, tidak ada sahutan kata yang keluar dari mulut Zee.

" A..ak..aku minta maaf Zee, maaf atas kebodohan yang telah aku perbuat maaf atas luka dan rasa sakit yang begitu dalam" putra kini menghentikan langkahnya dihadapan Zee.

" Tidak apa raja, aku memaafkan kamu tapi tidak untuk melupakan apa yang telah terjadi. Diantara kita tidak pernah ada hubungan antara pria dan wanita dewasa jadi tidak perlu berlebihan" Zee menjawab dengan nada dingin.

Deg...

Raja langsung menatap nanar wajah zee, kini raja benar-benar kehilangan cinta yang dulu hampir digenggamnya, hanya saja karena pikiran pendeknya kini ia akan diselimuti rasa penyesalan bahkan kehilangan cinta dalam dirinya.

" Tapi Zee dulu...." belum sempat melanjutkan ucapannya Zee sudah kembali bersuara.

" Dulu itu karena kita terbiasa saja, jadi kita memiliki rasa untuk saling menjaga raja bukan rasa cinta. Tolong hargai pasangan aku saat ini jadi tidak perlu jauh membahas yang tidak perlu" zee tidak ingin raja terus membahas yang sebenarnya belum dimulai tapi sudah berakhir.

" Kamu dan gio hanya perjodohan Zee, jangan membohongi diri kamu hanya demi kebahagiaan orang lain" mendengar ucapan raja gio ingin sekali mengumpat.

" Aku dan mas gio saling mencintai, perjodohan itu jalan Tuhan mempertemukan kami raja dan yang kamu sebut orang lain adalah orangtua aku dan mas gio. Kalaupun tanpa perjodohan jika aku dan mas raja adalah jodoh pasti akan ada jalan takdir Tuhan yang tetap akan mempertemukan dan mempersatukan kami dengan cara apapun paham?" aahh zee jawaban kamu benar-benar membuat gio semakin bahagia dan mensyukuri bahwa memiliki kamu adalah hal terindah dalam hidupnya.

Raja tidak bisa menjawab atas ucapan zee yang dirasa benar-benar sangat membencinya saat ini.

" Pulanglah aku perlu istirahat" Zee langsung menutup kedua matanya.