WANTED DILARANG JIPLAK !!! LIHAT TANGGAL TERBIT !!!
Karena ketidaksengajaan yang membuat Shania Cleoza Maheswari (siswi SMA) dan Arkala Mahesa (guru kimia) mengikat janji sehidup semati di hadapan Tuhan.
Shania adalah gadis dengan segudang kenakalan remaja terpaksa menikah muda dengan gurunya Arka, yang terkenal dingin, angkuh dan galak.
Tapi perjuangan cinta Shania tak sia sia, Arka dapat membuka hatinya untuk Shania, bahkan Arka sangat mencintai Shania, hanya saja perlakuan dingin Arka di awal pernikahan mereka membuat lubang menganga dalam hati Shania, bukan hanya itu saja cobaan rumah tangga yang mereka hadapi, Shania memiliki segudang cita cita dan asa di hidupnya, salah satunya menjadi atlit basket nasional, akankah Arka merelakan Shania, mengorbankan kehidupan rumah tangga impiannya ?
Bagaimana cara Arka menyikapi sifat kekanakan Shania.Dan bagaimana pula Arka membimbing Shania menjadi partner hidup untuk saling berbagi? ikuti yu asam manis kehidupan mereka disini..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Anak badung vs sugar baby
Shania bersiap siap, ia mengikat rambutnya, hari ini ia ada ekskul Voli. Jika dalam hal non akademis gadis ini memang jagonya. Hampir beberapa kejuaraan yang membawa serta nama sekolahnya ia salah satu punggawa dalam timnya. Inilah yang membuat pesona Shania tak pernah luntur.
Shania mencepol rambutnya menampakkan lehernya yang seputih susu dan mulus tanpa cacat, kecuali bekas luka yang masih tertempel plester sisa sisa pertempurannya bersama Maya.
Shania latihan berlari lari kecil dahulu. Ia juga melompat lompat dan pemanasan. Kebetulan sekali lapangan memang letaknya berhadapan dengan ruang guru, memang letak ruang guru, ruang kepsek berada lebih atas dibanding lapangan, tapi lapangan jelas jelas terlihat dari ruang guru.
Arka keluar dari ruangan, tugasnya memeriksa ulangan dan lembar kerja siswanya cukup membuatnya panas pan*tat, ia ingin meregangkan sejenak otot ototnya yang sudah kaku. Ia juga berniat menelfon salah satu pegawai cafenya, selain mengajar sebagai seorang guru, Arka memiliki sebuah coffeshop.
"Mila, hari ini saya terlambat ke cafe, " ujar Arka. Matanya menangkap sosok gadis yang seharian ini membuat emosinya naik sampai ujung rambut.
Tak sengaja senyumnya tersungging tipis, mengingat kelakuan absurd Shania, yang terkesan tak tau malu. Baru kali ini ia menemukan gadis modelan Shania. Bahkan Alya pun yang sudah menjalin cinta dengannya selama 1 tahun ini, tidak seberani Shania untuk menggombalinya. Memang sejatinya gombalan ditujukan untuk para wanita dari si pria.
"Boleh juga kemampuannya, " gumam Arka melihat Shania melakukan passing atas dan bawah, lalu melakukan smash.
"Sha ! punya penggemar baru ?!" tanya Melan.
"Siapa ?!" tanya Shania yang masih fokus pada permainannya.
"Tuh, arah jam 11 !" jawab Melan tak berani menunjuk dengan tangan ataupun dagu, siapa yang tak tau kegarangan pak Arka, baru mengajar 4 hari saja, kata galak sudah tersemat di belakang namanya, beberapa anak sudah merasakan keganasan sang guru kimia ini.
Senyum Shania mengembang, "pucuk dicinta, pak Kalajengking pun tiba !" ucap Shania membuat Melan tertawa.
"Hay bapak !!!!" pekik Shania melambaikan tangan pada Arka.
"Ketemu lagi ! emang kalo jodoh ga akan kemana pak, hati hati pak..dari mata turun ke hati !" pekiknya membuat Arka malu.
"Dimana otaknya, astaga !" gumam Arka yang langsung masuk ke dalam ruang guru, karena anak anak voli bahkan warga sekolah yang mendengar teriakan si toa masjid itu langsung menoleh dan menyorot Arka.
"Sha ! loe gila ya ! cari metong nih anak !" jawab Melan.
"Gue bukan mau cari mati, lagi cari perhatian pak Kalajengking, " jawab Shania.
Decihan meremehkan terdengar di pinggir lapangan, "cih, ga tau malu !"
Shania melemparkan pandangan pada si bekicot sawah itu.
"Eh itik kecengklak ! bilang aja loe sirik !" jawab Shania kembali mempassing bola voli.
"Gue ? sirik sama loe ? please deh, ga level !" jawabnya mengibas ngibaskan tangan.
"Gue tantang loe dapetin hati pak Arka !" jawab Shania.
Glekkk....
Sebenarnya itu hal yang imposibble, tapi mau bagaimana lagi, mulut si itik buruk rupa ini perlu ditampar.
"O...oke !!" jawab Maya ragu. Melihat kemungkinan memang imposibble, tapi jangan lupakan jika ia sugar baby berpengalaman, jangan ragukan kemampuannya menggaet om om. Apalagi hanya seorang Shania, yang merupakan cewek badung dan sudah mendapatkan stempel jelek di mata pak Arka, sudah dipastikan ia yang akan menang.
"Apa taruhannya ?!" tanya Maya.
"Gue akuin kekalahan gue, dan berlutut di depan loe. Gue juga kasih traktir loe selama seminggu !" ujar Shania mendekap bola yang baru saja ia tangkap.
"Oke, aturan yang sama buat gue juga !" jawab Maya.
"Deal !"
"Sha, loe yakin ? liat muka pak Arka aja empet ngeliat loe !" bisik Melan.
"Yakin gue mah, " jawab Shania.
Shania kembali berlatih voli bersama yang lain.
Arka sudah bersiap untuk pulang, ia benar benar sudah lelah.
"Pak Arka sudah mau pulang ?" tanya bu Wita.
"Iya bu, mari !" jawabnya.
"Mari pak, perlu saya antar ke parkiran ?" tawarnya genit, wanita yang sudah berumur 32 tahun ini masih betah melajang.
"Ahh tidak perlu bu, terimakasih !" jawab Arka berlalu, ia menggelengkan kepalanya, geli sendiri dengan tingkah bu Wita.
"Siang pak !" sapaan para murid padanya di sepanjang jalan menuju parkiran.
Shania yang sudah berlatih dan bersiap pulang meneguk minumannya sambil tertawa cekikikan berkelakar dengan teman teman sesama anggota Voli.
"Hay Sha !" sapa Cakra.
Shania hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Mau pulang ? ini udah mau sore, ga baik cewek cantik pulang sendirian," ucapnya, sedangkan Shania tampak acuh memakai helmnya.
"Gue biasa sendiri, " jawab Shania.
"Mau gue anter ?" tanya nya.
"Terus motor gue gimana? mau dipanggul ?" tanya Shania sinis.
"Biar aja, nanti gue suruh Adi buat bawa, " jawab pemuda ini. Parasnya memang lumayan tampan, ia juga anak motor dan basket, pribadi sempurna untuk seorang remaja SMA pada jamannya.
"Ga usah ! justru lebih bahaya lagi kalo gue dianter pulang sama loe, bahaya buat uang jajan gue nantinya !"
"Kenapa? ayahmu? aku ga takut Sha, "
"Loe kenapa sih Cak? ngebet banget pengen anter gue pulang?" Shania menghela nafas lelah menatap Cakra.
"Gue suka sama loe Sha, " jawab Cakra.
Shania memajukan wajahnya, membuat Cakra gelagapan diserang merona.
"Gue ini siswi badung Cak, anak anak tau itu, satu sekolah tau kalo gue cewek bermasalah di sekolah ?! loe mau rusak citra baik loe dengan pacaran sama gue ?" ucap Shania, mata bulat nan bening membuat Cakra gemas, belum lagi bibir merah muda mungil yang ia gigit bagian bawahnya membuat sesuatu dalam diri seorang laki lakinya bergejolak, aroma vanilla badan Shania yang berkeringat justru membuat Cakra kelimpungan . Cantik ! satu kata yang membuat Cakra tersihir.
Tangan Shania menepuk nepuk pipi Cakra sambil terkekeh renyah.
"Dah ahh ! gue balik dulu ! sorry ya gue belum mau pacaran !" pekik Shania, membuat Cakra mematung.
Arka belum berniat melajukan mobilnya, ia yang semula ingin masuk ke dalam mobil tiba tiba menangkap pemandangan yang membuat hatinya penasaran seribu persen.
Senyumnya tersungging mendengus, "kukira dia nakal segala galanya, ternyata..." gumam Arka.
Shania bagai magnet, sedikitnya Arka selalu merasa penasaran dengan kepribadian Shania. Apalagi setelah melihat kejadian demi kejadian pertemuannya dengan gadis nakal itu.
"Gila gue, ngapain penasaran sama anak nakal itu ! dia hanya gadis kecil yang tidak ada seujung kukunya dari Alya."
Arka melajukan mobilnya menuju cafe miliknya.
"Sayang, " Arka bertemu Alya disana.
"Mas, ko lama ?" tanya Alya yang sudah duduk manis dengan secangkir kopi susu nya.
"Iya maaf, mas ga sempat jemput..tadi mas banyak tugas, " jawab Arka.
Alya mengangguk paham. Arka berlalu menuju meja bartender ia meraih celemek dan memakainya.
Shania melajukan sepeda motornya menuju rumah.
"Ini coffeshop rame banget ! emang enak ya ? murah ? ko gue jadi penasaran !" Shania memutuskan untuk berhenti di salah satu coffeshop dan masuk ke dalamnya.
Ia melepas helmnya dan duduk di salah satu meja.
"Lumayan ! instagramable, " gumamnya.
"Luk, minggir ada bocah cantik ! biar gue yang layanin !" ucap Dimas.
"Selamat datang adek cantik, mau pesan apa ?" tanya Dimas ddngan membawa buku menu.
"Eh, iya. Yang paling sering dipesen sama anak muda disini apa ya mas ? soalnya saya baru kesini ?" jawab Shania.
"Alamahoy suaranya indah nian !" gumam Dimas.
"Coffee float topping wipe cream, sama pisang keju, " jawab Dimas.
"Saya kurang suka sama makanan manis, kalo sandwich tuna sama kentang goreng ada ?" tanya Shania.
"Ada, oke satu coffee float topping wipe cream plus sandwich tuna sama kentang goreng, ada lagi tambahannya adek cantik ?" tanya Dimas.
"Ga ada, itu aja !" jawab Shania.
.
.
.
.