Viona gadis cantik yang sempurna dia memiliki sejuta kelebihan. Mempunyai IQ di atas rata-rata, pintar beladiri, dan karir yang memumpuni. Tapi siapa sangka dibalik itu semua viona mempunyai trauma masa lalu yang mengharuskan nya kehilangan separuh ingatan dan melupakan kekasih lamanya.
"siapa kamu?".
"Aku Lucius.. Apa kamu sungguh melupakanku Vi?".
Laki-laki itu berbicara dengan mata yang berkaca-kaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurmala sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perusahaan cabang
Vivi dan sang ibu telah sampai di kediamannya dengan membawa banyak belanjaan di tangannya.
“Mi aku langsung ke atas ya mau istirahat".
"Iya sayang".
Setelah Vivi masuk ke dalam kamar ponsel nya berbunyi.
Setelah di lihat ternyata nomor tak di kenal, dan dia pun langsung mengangkat nya.
“Halo" ucapnya.
"Ya selamat siang, apa saya bisa berbicara dengan nona Viona" ucap suara wanita yang menghubungi nya.
"Ya saya sendiri, maaf dengan siapa?".
"Perkenalkan nama saya Lea, saya mendapatkan kartu nama anda dari saudara saya Nisa, dia bilang di perusahaan nona sedang ada lowongan pekerjaan".
"Benar, kamu bisa datang besok ke perusahaan saya dengan membawa lamaran, untuk alamat nya akan saya mengirimkan lewat pesan".
"Terima kasih sebelumnya nona, maaf saya mengganggu".
"Ya tidak apa" dan panggilan pun terputus.
Viona mencari kontak di ponselnya, setelah menemukannya dia langsung mengirim pesan ke nomor itu.
“Karena kau tidak ada pekerjaan sampai menyusul ku ke negara ini, besok datanglah ke perusahaan cabang temui aku disan".
"Jangan bilang kau mau menambah pekerjaan ku lagi" balasnya.
"Siapa tahu".
"Tidak mungkin kan kau setega itu padaku".
Viona memutuskan tidak membalas pesan orang itu lag karena dia sangat lelah dan memutuskan untuk beristirahat.
Sedangkan di lain tempat ada seorang pria dengan wajah tampannya, sedang mendapat perawatan dari bawahannya.
“Tuan bagaimana keadaan anda".
"Luka ku sepertinya sudah mulai mengering Ben".
"Apakah anda tidak akan memberitahukan kedatangan anda pada keluarga Griffin".
"Tidak, mungkin lusa aku akan langsung kesana hanya menunggu lukaku sembuh".
"Baik tuan".
"Apakah sudah mendapat informasi tentang gadis itu"
"Belum tuan, sepertinya akan susah karena kita hanya tahu wajah nya tanpa tahu nama gadis itu".
"Apa kau tidak bisa melacak no plat mobil yang dia pakai".
"Saya sudah melacaknya namun data nya tidak bisa di tembus".
"Aku penasaran sebenarnya siapa dia".
-Di kediaman Dixon-
Mereka sedang melakukan makan malam bersama dan Viona angkat bicara.
“semuanya, aku ingin menyampaikan sesuatu pada kalian".
"Apa yang ingin kamu sampaikan sayang" jawab sang ayah.
"Mulai besok perusahaan ku sudah berjalan, jadi aku tidak bisa membantu papi sama abang di perusahaan keluarga kita".
"Di mana alamat perusahaan nya, apa kau tidak mengadakan pesta penyambutan perusahaan mu dengan mengundang kita semua".
"Aku akan mengadakannya nanti dan ada kejutan untuk kalian disana".
"Mami kira kamu tidak mengundang kami ke acaramu".
"Mana mungkin mi kalian itu keluargaku orang yang paling aku sayangi dan aku hormati".
"Ah sayang mami juga sayang padamu" ucap sang ibu dengan haru nya.
"Oya pi kita mendapat undangan pembukaan perusahaan Z.D company Minggu depan" ucap Gean.
"Datanglah perusahaan itu berada di peringkat kedua, akan sangat beruntung kalau kita bisa bekerja sama dengan perusahaan nya".
"Aku dengar yang mendirikannya masih muda kalau tidak salah namanya Sean dirgantara".
"Ya, tapi setahuku pemiliknya perempuan" Ucap Viona.
"Kamu tahu dari mana dek".
"Selama ini aku tinggal di negara D dan perusahaan itu berpusat di sana, jadi sudah banyak mendengar berita mengenai perusahaan tersebut, yang ku tahu pemiliknya juga masih single".
"Kalau memang benar yang kamu bicarakan berarti hebat sekali perempuan itu".
"Ya dia memang hebat, yang ku dengar juga dia cantik bahkan sangat cantik" pujinya pada diri sendiri dengan senyuman.
"Bagi Abang, kamu dan mami yang paling cantik".
"Abang memang yang terbaik".
"Cuma papi yang boleh merayu mami mu boy".
"Ya ampun pi sama anak juga masih bisa cemburu ingat umur" ucap Alice.
"Cemburu itu tidak memandang siapapun sayang".
"Kalau kalian mau mesra-mesraan silahkan pergi ke kamar jangan di meja makan, mengganggu kami yang jomblo saja".
"Makannya cepat bawakan mami menantu biar kau tidak terganggu dengan kemesraan kami".
"Selalu itu yang di bahas apa tidak ada yang lain".
"Masa kamu kalah dengan adikmu, Vivi saja sudah mempunyai teman dekat".
"APA?" Ucap sang ayah dan kakaknya.
"Kalian ini kenapa teriak di meja makan" ucap Alice yang geram terhadap suami dan anaknya yang membuat dia tersedak.
"Maaf sayang aku kaget" Garvin langsung mengambilkan air minum untuk sang istri.
"Siapa yang berani mendekati putriku".
"Kalau tidak salah namanya Ximon, kemarin kami bertemu dengannya di Mall, mami rasa dia orang baik dan kelebihannya dia sangat tampan".
"Jangan hanya menilai orang itu baik dari paras nya saja sayang" ucap suami karena paras bisa menipu.
"Ya mi jangan terlalu percaya pada laki-laki" Ucap sang putra.
"Kalian berdua juga sama laki-laki apa bedanya".
"Jelas beda kami itu laki-laki baik, dan bisa di percaya betul kan boy".
"BETUL".
"Ayah sama anak sama saja" ucap Alice.
Setelah percakapan di meja makan semuanya memutuskan untuk beristirahat ke kamar nya masing-masing.
Viona yang sudah tidur terlelap bermimpi kejadian memilukan itu lagi, semenjak dia bertemu Ximon mimpi itu lebih sering datang padanya, untuk itu dia memutuskan memberi kesempatan pria itu untuk mendekatinya, karena lewat seseorang yang berhubungan dengan traumanya dia bisa mengetahui sesuatu dia yakin kalau Ximon mengetahui sesuatu tentangnya di masa lalu.
Viona terbangun dengan wajah lelah nya, karena semalam dia terus memimpikan mimpi buruk itu lagi
Dia melihat jam di dinding ternyata sudah pukul 06.00 pagi, dia bangun dan langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri karena hari ini dia akan memantau kantor cabang.
Setelah selesai dia menuju ruang ganti dan mengambil kemeja panjang berwarna merah darah dan rok di bawah lutut, dengan rambut nya yang di gerai membuat nya lebih anggun namun dewasa, wajahnya yang cantik dan kulit yang putih bersih membuatnya tidak membutuhkan banyak riasan, hanya menggunakan bedak tipis dan pelembab bibir saja membuatnya tampak menawan,
Viona berjalan menuruni tangga menuju ruang makan.
“Pagi semua ucapnya".
"Pagi" jawab serentak.
"Sarapan dulu sayang" ucap sang ibu.
"Iya mi".
"Kamu berangkat bersama siapa sayang?" Tanya sang ayah.
"Aku membawa mobil sendiri Pi".
"Hari ini apa perlu papi antarkan ke
perusahaan mu sekalian papi ingin tahu dimana kamu membangun perusahaan itu".
"Tidak usah, nanti kalau aku memberi tahu sekarang bukan kejutan lagi".
"Ya sudah terserah padamu asal hati-hati dalam berkendara".
"Siap Pi".
Mereka melanjutkan sarapannya dengan tenang, Gean dan sang ayah memutuskan berangkat ke kantor bersama, sedangkan Viona membawa kendaraannya sendiri ke perusahaannya.
Setelah Viona sampai di perusahaan, max sudah menunggu nona nya di depan lobi
“Pagi nona" ucapnya menunduk.
"Pagi max".
"Bagaimana apakah semua terkendali disini".
"Ya semua sudah beres, dan ada banyak pelamar yang menginginkan kan masuk ke perusahaan anda"
"Saya heran kenapa anda lebih memilih membuka lowongan pekerjaan di banding mengambil pekerja di perusahaan induk".
"Bagus, aku sengaja tidak mengambil pegawai kita di perusahaan induk karena selain menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang yang membutuhkan di daerah sini aku juga tidak ingin menjauhkan mereka dari keluarganya".
Max sungguh kagum terhadap bos nya, selain cantik dia juga berhati baik.
