NovelToon NovelToon
Clara Sang Primadona SMA

Clara Sang Primadona SMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Keluarga / Fantasi Wanita
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Nada Mahase

Clara seorang gadis SMA yang sering mendapat bully disekolah nya. Apakah ia mampu bertahan dan menjadi primadona sekolah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nada Mahase, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana pelarian tuan Hartono

Clara, Richard, dan Inspektur Marquez kembali ke markas mereka setelah berhasil menangkap Tuan Hartono. Meski berhasil menangkapnya, mereka tahu bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Mereka harus memastikan bahwa Tuan Hartono tidak akan bisa melarikan diri dan bahwa seluruh jaringan kejahatannya bisa dihancurkan.

Sementara itu, di ruang interogasi, Tuan Hartono tetap tenang, meski dia berada di bawah pengawasan ketat. Clara merasakan ada sesuatu yang lebih besar yang sedang direncanakan oleh Hartono dan jaringan korupsinya.

Di ruang briefing, Clara, Richard, dan Inspektur Marquez duduk mengelilingi meja, mengkaji peta pelabuhan dan jalur pelarian yang mungkin digunakan oleh Hartono.

"Kita sudah menangkap Tuan Hartono, tapi kita tahu bahwa dia tidak bekerja sendirian," kata Inspektur Marquez. "Kita harus mengungkap rencana pelariannya dan siapa saja yang terlibat."

Richard mengangguk setuju. "Kita harus bertindak cepat. Jika tidak, kita bisa kehilangan jejak seluruh jaringan ini."

Tiba-tiba, pintu ruang briefing terbuka dan Rian masuk dengan ekspresi serius di wajahnya. "Aku punya informasi penting," katanya dengan napas terengah-engah.

Clara menatapnya dengan cemas. "Apa yang kamu dapatkan, Rian?"

Rian duduk dan membuka laptopnya, menunjukkan peta digital dari pelabuhan dan jalur pelarian yang mungkin digunakan oleh Tuan Hartono. "Aku berhasil mendapatkan akses ke beberapa komunikasi rahasia mereka. Ternyata, Tuan Hartono berencana melarikan diri ke luar negeri melalui jalur laut menggunakan kapal kargo. Mereka sudah menyiapkan kapal yang akan berangkat dalam waktu 48 jam."

Clara merasa jantungnya berdetak kencang. "48 jam? Kita harus bertindak sekarang."

Rian mengangguk. "Kapal itu dijadwalkan berangkat dari pelabuhan terpencil di luar kota. Mereka telah menyuap beberapa petugas pelabuhan untuk mempermudah pelarian mereka."

Inspektur Marquez mengetuk meja dengan telunjuknya, berpikir keras. "Kita perlu memastikan semua jalur pelarian tertutup. Kita juga harus menempatkan agen di setiap titik strategis di pelabuhan."

Richard menambahkan, "Kita harus menyusun rencana operasi dengan sangat hati-hati. Jika ada yang bocor, kita bisa kehilangan kesempatan ini."

Mereka mulai merancang rencana operasi dengan detail, memastikan tidak ada celah yang bisa dimanfaatkan oleh Tuan Hartono dan anak buahnya. Clara merasa tekanan yang besar, tetapi dia tahu bahwa ini adalah kesempatan mereka untuk menghancurkan seluruh jaringan kejahatan ini.

***

Pada malam hari, Clara, Richard, Rian, dan tim mereka bersiap-siap untuk operasi besar tersebut. Mereka mengenakan pakaian gelap dan peralatan komunikasi, bersiap untuk menghadapi apa pun yang mungkin terjadi. Clara merasakan ketegangan di udara saat mereka berangkat menuju pelabuhan terpencil itu.

Di pelabuhan, suasana sunyi dan tegang. Cahaya lampu sorot menciptakan bayangan panjang di antara kontainer yang menjulang tinggi. Clara dan Richard mengambil posisi mereka, sementara agen lainnya menyebar ke berbagai sudut pelabuhan.

"Semua unit siap?" suara Inspektur Marquez terdengar melalui radio.

"Siap," jawab Clara, memegang erat senjata di tangannya.

Beberapa menit berlalu dengan perlahan, setiap detik terasa seperti selamanya. Tiba-tiba, suara langkah kaki mendekat. Clara mengintip dari balik kontainer dan melihat sekelompok pria berpakaian hitam mendekati sebuah kontainer yang terpisah dari yang lain.

"Target terlihat," bisik Clara melalui radio.

Agen-agen mulai bergerak mendekat, menjaga agar mereka tidak terdeteksi. Clara bisa merasakan ketegangan di udara. Ketika pria-pria itu membuka kontainer, Clara melihat sosok Tuan Hartono keluar dengan tenang, mengenakan topi dan kacamata hitam untuk menyamarkan dirinya.

"Sekarang!" teriak Inspektur Marquez.

Agen-agen melompat keluar dari tempat persembunyian mereka, mengarahkan senjata ke arah Tuan Hartono dan anak buahnya. "Jangan bergerak! Anda dikepung!"

Tuan Hartono tampak terkejut sejenak, tetapi kemudian senyum licik muncul di wajahnya. "Kalian pikir bisa menangkapku begitu mudah?"

Dalam sekejap, salah satu anak buah Tuan Hartono melemparkan granat asap, menciptakan kekacauan di sekitar mereka. Clara batuk-batuk sambil mencoba menjaga pandangannya tetap fokus. Melalui asap tebal, dia bisa melihat bayangan Tuan Hartono berlari ke arah kapal.

"Tangkap dia!" teriak Richard.

Clara dan agen-agen lainnya bergegas mengejar, melompati kontainer dan menghindari peluru yang ditembakkan oleh anak buah Tuan Hartono. Suara tembakan dan teriakan memenuhi udara malam yang dingin.

Clara melihat Tuan Hartono mendekati kapal, dia tahu ini adalah kesempatan terakhir mereka. Dengan segenap tenaga, dia berlari lebih cepat dan melompat, menangkap lengan Tuan Hartono tepat sebelum dia mencapai tangga kapal.

"Berakhir sudah, Hartono," kata Clara dengan napas terengah-engah.

Tuan Hartono mencoba melawan, tetapi agen-agen lainnya segera tiba dan membantu menahannya. Akhirnya, dengan tangan diborgol, Tuan Hartono dibawa kembali ke darat, di mana Inspektur Marquez menunggu dengan wajah lega.

"Kerja bagus, semuanya," kata Inspektur Marquez. "Kita berhasil."

Clara merasa lega dan bangga. Ini adalah kemenangan besar, tetapi dia tahu bahwa perjalanan mereka belum selesai. Masih banyak yang harus dilakukan untuk membersihkan jaringan kejahatan yang telah mencengkram kota mereka.

Malam itu, Clara dan timnya kembali ke markas dengan perasaan lega. Meskipun lelah, mereka tahu bahwa mereka telah membuat kemajuan besar. Tapi Clara tahu, di balik setiap kemenangan, selalu ada tantangan baru yang menanti.

Keesokan harinya, di markas, Clara dan timnya berkumpul kembali untuk membahas langkah selanjutnya. Mereka tahu bahwa meskipun mereka telah menangkap Tuan Hartono, masih ada banyak anggota jaringan yang belum tertangkap.

"Kita tidak bisa berhenti di sini," kata Richard dengan tegas. "Masih banyak yang harus kita lakukan untuk menghancurkan seluruh jaringan ini."

Rian setuju. "Aku setuju. Kita harus terus mengumpulkan bukti dan menangkap semua orang yang terlibat."

Inspektur Marquez menambahkan, "Kita harus bekerja lebih keras dan lebih cerdas. Kita tidak bisa membiarkan mereka lolos begitu saja."

Clara merasakan semangat baru. Mereka telah membuat kemajuan besar, tetapi perjalanan mereka masih panjang. Dengan tekad yang kuat, mereka memutuskan untuk melanjutkan perjuangan mereka melawan jaringan kejahatan ini.

Clara tahu bahwa mereka tidak sendirian. Mereka memiliki satu sama lain, dan bersama-sama, mereka bisa mengatasi segala rintangan yang menghadang. Dengan semangat yang tak tergoyahkan, mereka siap menghadapi tantangan apa pun yang datang.

1
Kuroi tenshi
Gemesin banget sih tokoh utamanya, bikin hati meleleh😍
Nada Mahase: Halo kak, makasih ya udah baca, kalau boleh, dukung novel ini ya
total 1 replies
Yukishiro Enishi
Kocak abis
Nada Mahase: makasih kak sudah mau mampir
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!