NovelToon NovelToon
Berawal Dari Dendam

Berawal Dari Dendam

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Balas Dendam / CEO / Berbaikan / Nikah Kontrak
Popularitas:26.6k
Nilai: 5
Nama Author: Lindasarie

" Akh Sakit, lepaskan tanganku pak. "

" Diam! dan jangan pernah memanggil saya dengan sebutan pak karena saya tidak pernah menikah dengan ibumu."

Gadis itu bungkam mendengar bentakan dari pria dewasa yang kini sedang menyeret nya dengan kasar menuju sebuah ruangan bawah tanah yang terlihat gelap dan amat menyeramkan. di ruangan tersebut hanya terdapat sebuah sel dan satu meja lengkap dengan dua kursi yang terlihat usang. Pria itu melempar gadis tersebut ke dalam sel tahan dengan kasar hingga sang gadis jatuh tersungkur kemudian mengunci sel tahanan dari luar.

" Aaaaa... " gadis itu berteriak karena di dalam sel tahanan itu banyak sekali kecoa dan tikus.

" Aaaaaa... lepaskan saya pak, tolong."

Sementara sang pria hanya tersenyum puas sambil memainkan kunci gembok yang ada di tangannya.

" Mengapa anda tega terhadap gadis kecil yang tidak berdosa seperti saya. "

" Hahaha... tidak berdosa katamu? justru semua ini terjadi karena dosa yang telah kau lakukan."
Dosa apakah??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindasarie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak mungkin!

Semua orang sudah mengerumuni Daisy dan Nazwa, ketika orang orang itu hendak mengangkat Daisy. Tiba tiba terdengar suara bariton seorang pria.

" Minggir. Biar saya yang membawa calon istri saya "

Sontak saja semua orang menyingkir memberi jalan untuk Sam.

Seketika itu juga Nazwa melongo mendengar penuturan pria yang seingatnya pernah menarik Daisy dari caffe waktu itu kemudian Daisy menceritakan padanya bahwa pria tersebut adalah pamannya. Tapi saat ini Nazwa mendengar bahwa pria tersebut mengatakan bahwa Daisy adalah calon istrinya.

Sam menggendong Daisy menuju mobilnya, tak lupa Nazwa mengikutinya. Nazwa benar benar khawatir kepada sahabatnya. Ketika sampai di mobilnya yang terparkir, Al dengan sigap membukakan pintu mobil untuk tuannya itu. Kemudian Sam mendudukkan Daisy di kursi depan.

" Al, lanjutkan saja seminar nya, kau yang menggantikanku " Al mengitari mobilnya, ketika akan memasuki mobil suara Nazwa menghentikannya.

" O...om apa aku boleh ikut? " Nazwa bertanya sebab dari tadi Sam tidak memedulikan kehadirannya.

" Tidak usah, lanjutkan saja seminar nya. Daisy biar menjadi urusanku. "

" T..tapi om... " Nazwa belum sempat menyelesaikan kalimatnya Sam keburu masuk dan melajukan mobilnya.

" Duh bagaimana ini? aku khawatir sekali sama Daisy " Terlihat sekali raut cemas di wajahnya.

" Sudahlah nona, teman anda akan baik baik saja. Lebih baik anda melanjutkan seminarnya " Rupanya Al masih ada disitu dan melihat ekspresi Nazwa yang begitu mencemaskan Daisy.

Nazwa menoleh ke arah sumber suara " Sebenarnya tuan mu itu siapa nya Daisy sih? " Nazwa malah bertanya kepada Al.

" Nanti juga anda akan tahu, nona " Al menjawab dengan datar kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan Nazwa.

Nazwa yang mendapatkan jawaban menggantung dari Al tentu saja belum bisa mengobati rasa penasarannya. Nazwa pun mengikuti Al dan menghentikannya.

" Hey... kalau jawab itu yang jelas dong, om!"

Tanpa sadar Nazwa memegang tangan Al.

Bukannya menjawab, Al malah melirik tangan Nazwa yang memegang tangannya.

" Bisa anda lepaskan tangan saya, nona? "

Mendengar itu Nazwa baru menyadari dirinya memegang tangan Al.

" M..maaf. Saya tidak sengaja " Nazwa menjadi salah tingkah di buatnya.

Sementara Al kembali memasang gaya so cool dan membenarkan jasnya kemudian berlalu dari sana tanpa memedulikan Nazwa.

Melihat Al pergi begitu saja membuat Nazwa kesal sendiri karena dari tadi semua orang tidak memedulikan kehadirannya.

" Iiiih... kenapa semua orang mengabaikanku? apa aku terlihat jelek? " Nazwa segera mengambil cermin kecil yang sering di bawa nya di dalam tas kemudian melihat pantulan dirinya di sana.

" Cantik gini..tapi kenapa tuh om om sombong amat " Nazwa menghentak hentakan kakinya karena kesal.

Kemudian dengan terpaksa Nazwa kembali ke acara seminar meskipun hatinya masih mencemaskan Daisy.

****

Sam membawa Daisy ke rumah sakit terdekat, ia segera membopong Daisy menuju ruang UGD. beberapa perawat mendorong brankar sambil menghampiri Sam yang menggendong Daisy. Sam segera menidurkan Daisy di atas brankar tersebut kemudian mengikuti perawat yang membawa Daisy. Ketika Sampai di ruangan tersebut, perawat segera menghentikan Sam dan memintanya untuk menunggu di luar, Sam pun tidak membantah dan membiarkan dokter melakukan tugasnya.

Di luar, Sam terlihat mondar mandir kesana kemari karena mengkhawatirkan peri cantiknya. Padahal sebelumnya, Daisy sering pingsan karena takut oleh Leon. Tapi pada saat itu Sam tidak mengkhawatirkannya seperti saat ini. Pada saat ia belum mengetahui fakta mengejutkan itu, Sam masih mengabaikan perasaannya meskipun rasa itu sudah tumbuh di hatinya meskipun ia belum mengetahui Daisy peri cantiknya pun Sam sudah mencintainya, di tambah lagi fakta bahwa Daisy adalah peri cantiknya dan terbukti bukan penyebab adiknya depresi jadi sekarang rasa itu semakin menggebu di hati seorang Abrisam.

Setelah menunggu beberapa menit, dokter yang memeriksa Daisy pun keluar dari ruangan. Menyadari hal itu Sam segera menghampiri dokter tersebut.

" Bagaimana keadaannya, dok? "

" Nyonya baik baik saja, dia hanya kelelahan. Karena saat ini nyonya sedang mengandung dan usia kandungannya baru menginjak dua Minggu "

Deg

Seketika Sam membeku mendengar penjelasan dokter.

" M...mengandung? " Sam berusaha meyakinkan pendengarannya.

" Iya tuan, selamat sebentar lagi anda akan menjadi seorang ayah " Dokter wanita tersebut malah menjabat tangan Sam memberikan selamat. Dokter mengira Sam dan Daisy adalah pasangan Suami istri.

" T... terimakasih dok "

" Sama sama, kalau begitu saya permisi " Dokter itu pun pamit dari sana meninggalkan Sam yang masih membeku.

Seketika Sam mengingat kejadian saat dirinya lepas kendali. Tanpa Sam sadari, kejadian waktu itu menghadirkan kehidupan baru di rahim Daisy.

Entah Sam harus senang atau tidak. Satu sisi Sam senang karena dirinya akan menjadi ayah dari anak yang di kandung oleh gadis yang di harapkannya. Tapi di sisi lain, apakah Daisy akan menerima kenyataan bahwa dirinya akan menjadi seorang ibu di usianya yang masih belia.

Sam menghentikan lamunannya dan segera masuk ke ruangan tersebut. Ketika ia membuka pintu terlihat Daisy belum membuka matanya. Sam segera duduk di kursi yang ada di samping ranjang. Kemudian Sam menggenggam tangan peri cantiknya itu.

" Sisy, apa kamu akan terima kenyataan jika saat ini kamu akan menjadi seorang ibu? " Sam berbicara sendiri sambil sesekali mengecup tangan Daisy.

Tidak lama Daisy mulai mengerjapkan matanya, dan lambat laun mata Daisy terbuka. Daisy mulai mengedarkan pandangannya. Kemudian ia menyadari seseorang yang memegang tangannya kemudian Daisy segera menarik tangannya dan hal itu membuat Sam terperanjat.

" Syukurlah Kamu sudah sadar? " Sam tersenyum lembut ke arah Daisy. Sementara Daisy hanya terdiam sambil memegang kepalanya yang masih sedikit pusing.

" Aku kenapa? " Daisy bertanya kepada Sam tentang kondisinya sebab ia masih merasa lemas dan sedikit pusing.

" Kamu hanya kelelahan, karena...karena... " saat Sam akan memberi tahu tentang kondisinya lidah Sam terasa kelu.

" Karena apa? " Daisy mengernyitkan kening menunggu kelanjutan ucapan Sam.

" Karena kamu sedang mengandung " Sam berkata lirih.

Deg

" Apa maksudmu? Bicara yang jelas! " Daisy ingin memastikan pendengarannya.

" Saat ini kamu sedang hamil dan akan menjadi seorang ibu " Sam berbicara sambil menatap Daisy.

Daisy menggelengkan kepalanya " Tidak.. tidak mungkin! kamu pasti bohong! " Daisy mulai menangis.

" Mana dokternya? aku akan menanyakan langsung padanya.. mana! " Daisy hendak beranjak dari ranjang namun Sam segera menghentikannya.

" Lepas! lepaskan aku bajing*an! " Daisy berusaha berontak karena saat ini Sam tengah memeluk nya dengan erat.

" Aku tidak mungkin hamil! aku masih sekolah! semua ini gara gara kamu! dasar jahat! " Daisy berusaha lepas dari pelukan Sam sambil terus memukul mukul dada pria itu.

Daisy menangis tersedu-sedu meratapi kenyataan pahit ini.

Sam pun sangat merasa bersalah karena ke khilafan nya telah menghancurkan masa depan peri cantiknya.

" Sisy, dengarkan aku! aku akan bertanggung jawab dan menikahimu "

Sejatinya merdeka itu, melihat kedua orang tua sehat dan hidup sejahtera di masa tuanya🥹

Support othor terus yaa best... biar othor ga berhenti di tengah jalan🥹

1
Qodri Kiflie Kiflie
setuju sam othor ahhay.
Huzaima Moh Arif
bgs ceritanya
Linda Sari: Makasih kak🥰
total 1 replies
Yulia Widarti
Luar biasa
Pandi Stovia
bagguss
Danish Danial
Next
°·`.Elliot.'·°
Sesuai harapan
Linda Sari: Hai, salam kenal kak
total 1 replies
♡お前のペンデハ♡
Mupeng
Linda Sari: Hai, salam kenal kak 🫰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!