Mengubah Kehidupan Antagonis

"Tidak ini bukan salah anda pangeran"

Duke Harley segera menggeleng,ia menarik nafas panjang menatap pangeran itu dengan tatapan yang sulit di artikan,Ia bertanya-tanya dalam hati apakah pangeran Felix sudah tahu tentang Ruby yang mengajukan permohonan pembatalan pertunangan pada kaisar.

"Kenapa dia bisa masuk ke sana?", Robert bertanya-tanya mengenai Ruby yang bisa masuk ke dalam hutan.

"Sekarang Charlie juga sudah ikut-ikutan masuk ke dalam,lalu apa yang bisa kita lakukan!",David menghela nafas panjang.

Duke Harley menatap ke dalam hutan,saat ini ia hanya berharap dan berdoa dalam hati agar putra dan putrinya semoga dapat keluar dengan selamat dari hutan terlarang itu.

"Aku juga sudah meminta pada ayah kaisar mengirim pasukannya masuk ke dalam hutan untuk mencari keberadaan Ruby,harap paman bisa sedikit tenang"

Duke Harley mengangguk dan berterimakasih pada sang pangeran, meskipun tentu saja ia tidak bisa tenang meskipun ia sendiri juga sudah mengirimkan pasukannya masuk ke dalam hutan untuk mencari keberadaan putrinya bahkan sekarang putarnya juga sudah ikut masuk ke dalam hutan terlarang itu.

Tidak ada yang menyadari perubahan wajah Amelia ketika mendengar ucapan Pangeran Felix,bahkan tatapannya saat ini menatap begitu serius pada pangeran Felix."Kenapa ada raut kekhawatiran di wajah pangeran?,apakah sekarang pangeran Felix juga sudah mempunyai perasaan dengan Ruby?", monolognya dalam hati sehingga membuat raut wajahnya menjadi tidak tenang.

Ia mengepal tangannya ketika melihat ekspresi ayahnya dan juga Robert yang sama halnya,"Kenapa semua orang seolah-olah berubah juga,kenapa mereka seolah khawatir pada Ruby?.Bukankah mereka membencinya dan tak menyukainya lalu kenapa?"

Dada gadis itu terlihat naik turun, sehingga ia tidak bisa mengendalikan dirinya dan ekspresi pada wajahnya.

"Amelia kau kenapa?",David bertanya pada adik kesayangannya itu ketika melihat ekspresi yang tidak biasa yang ia lihat di wajah sang adik.

Segera gadis identik dengan wajah polos dan lugu itu tersadar,ia segera menggeleng ketika menyadari tatapan ayah dan kakak-kakaknya bahkan pangeran juga sedang melihat ke arahnya."A...Aku baik-baik saja,aku...aku hanya khawatir dengan Ruby dan kak Charlie yang masuk ke dalam hutan". Ucapnya dengan mudah mengendalikan ekspresinya dan begitu mudah menutupi emosi dalam dirinya.

"Amelia jika merasa tidak sehat,kau boleh kembali jangan terlalu memaksakan diri",ujar pangeran Felix.

Amelia tersenyum lembut dan mengangguk,"Terimakasih atas perhatian anda pangeran,tapi saya tidak akan bisa tenang beristirahat di rumah ketika saudara saya belum keluar dari dalam hutan itu dan di pastikan selamat."Ucapnya terlihat begitu tulus dengan suaranya yang lembut dan wajahnya yang polos.

Pangeran Felix menghela nafas dan tersenyum melihat gadis itu,hal itu yang membuatnya menyukai Amelia terlepas dengan rupanya yang cantik hatinya juga cantik meskipun ia tahu bagaimana selama ini Ruby memperlakukannya,namun gadis itu dengan begitu baik dan penuh perhatiannya selalu menyayangi Ruby dan menganggapnya saudara kandung sendiri hingga selalu mengkhawatirkan perasaan Ruby bahkan memikirkannya dengan begitu baik.

Mengingat kembali ucapan Ruby saat berada di depan istana,ia menghela nafas ada perasaan campur aduk dalam dirinya ketika Ruby mengatakan kalau ia sudah meminta pada kaisar menjadikan Amelia sebagai penggantinya untuk pertunangan.

Namun ia merasa bingung dengan dirinya sendiri yang tiba-tiba merasa bimbang dan tidak rela jika harus melepaskan Ruby, apakah itu karena perubahan Ruby yang secara tiba-tiba berubah menjadi wanita yang menarik?,tapi itu tidak mungkin ia masih yakin kalau Ruby hanya melakukan tarik ulur dengannya.

Namun kenapa ia menjadi ragu untuk membuat Amelia sebagai penggantinya, bukankah selama ini ia telah menetapkan Amelia sebagai wanita satu-satunya yang tersisa di hatinya bahkan ia sendiri juga selalu menginginkan dan berharap Amelia bisa menjadi tunangannya menggantikan Ruby.

Sementara Amelia merasa sedikit tenang ketika mendapatkan tatapan yang sama seperti sebelum yang selalu diberikan oleh pangeran Felix padanya, tatapan itu tidak berubah! pikirnya.

Robert menyuruh David untuk membawa Amelia untuk di duduk di tempat yang ada di sana,berfikir kalau Amelia memang kelelahan.

***

Sementara itu di dalam hutan,Charlie dengan menunggangi kudanya berhenti sejenak kemudian turun dari atas kudanya memperhatikan jejak.

Ia memegang jejak itu kemudian mendekatkan ke hidungnya untuk mencium aroma jejak tapak kaki itu,memastikan kalau itu memang jejak Ruby.Ia segera mengangkat wajahnya ketika yakin kalau itu adalah jejak kaki Ruby.

Ia menggunakan instingnya kembali naik ke atas kuda dan pergi ke arah selatan,dimana ia yakin dengan instingnya yang selama ini sangat di percaya keahliannya,meski sudah berjalan cukup jauh ia sama sekali tidak menemukan satupun prajurit dari ayah ataupun kaisar,apakah hutang terlarang itu memang sangat luas melebihi yang di lihat ketika berada dari luar hutan itu?

Di sisi lain

Ruby kini telah mendapatkan dua helai bulu burung Phoenix yang di minta oleh Lucifer sehingga ia segera memanggil pria tua kerdil itu.

Setelah Lucifer muncul ia langsung tertegun ketika muncul di depan matanya ia bisa langsung melihat burung Phoenix yang begitu berdiri di samping Ruby,"Woou kau sangat hebat ternyata,bukan hanya berhasil mendapatkan dua helai burung ini tapi juga berhasil menaklukkan burung Phoenix", ucapnya dengan penuh ketakjuban.

"Bukan hal yang sulit",Sombong Ruby dengan tatapan percaya diri.

Lucifer menatapnya dengan yakin,"Memang dia benar orangnya tidak salah lagi", gumamnya dengan tersenyum penuh arti."Bagus sekali"pujinya.

"Kalau begitu apakah sekarang kau bisa menerima ku sebagai murid mu?",Ruby bertanya.

"Tentu saja,tapi ada satu hal lagi yang harus kau cari untuk ku"

Ruby memasang wajah tidak senang,ia merasa seperti sedang di permainkan oleh pria tua bertubuh kerdil itu.

"Kau jangan khawatir,aku tidak akan memintanya pada mu sekarang karena aku akan memintanya pada mu ketika waktunya sudah tepat"

Ruby akhirnya sedikit berubah,ia mengangguk setuju tanpa memikirkan permintaan seperti apa yang di inginkan oleh Lucifer."Jadi apakah sekarang aku sudah menjadi murid mu?", tanyanya untuk kedua kalinya.

Lucifer mengangguk mantap,"Benar,mulai saat ini aku akan mengangkat menjadi murid ku dan untuk itu kita harus melakukan pengikatan sebagai guru dan murid"

Ruby setuju untuk itu.

"Oh ya, apakah kau tahu burung Phoenix ini sebenarnya adalah hewan roh siapa?"

"Aku tidak perlu tahu hal itu,karna mulai sekarang burung Phoenix ini setuju untuk mengikuti ku,dan untuk pemilik terdahulunya bukankah sudah tidak ada lagi",Ruby benar-benar tidak ingin tahu siapa pemiliknya, karna ia tidak ingin melepaskan ketiga burung itu yang terlihat sangat gagah terlebih memberikan kehangatan padanya.

Lucifer tersenyum mendengarnya kemudian mengangguk-angguk kepalanya."Terserah kau saja kalau begitu, segeralah keluar dan bawa orang-orang yang mencari mu secepatnya keluar dari hutan ini karna sebentar lagi sesuatu yang tidak bisa kau hadapi akan muncul dan menghabisi semua orang yang masuk ke dalam hutan ini"

Ruby dan baik Vicky cukup terkejut mendengarnya,"Apakah karena itu setiap orang yang masuk ke dalam hutan ini tidak akan pernah bisa keluar?"

Vicky yang bertanya pada Lucifer.

"Benar,"jawab Lucifer kemudian menoleh ke arah Ruby lagi."Kakak mu juga datang mencari mu kau harus menemukannya dan membawanya keluar", setelah mengatakan itu Ia langsung menghilang bersama udara.

###