Kecantikan dan kecerdasan yang dimiliki Amelia berhasil memikat hati seorang pria. Asmara yang menggelora mengantar Amelia pada titik keseriusan sang kekasih. Apakah hubungan mereka berjalan lancar sampai ke jenjang pernikahan? Apalagi setelah pria tersebut mengetahui jika Amelia ternyata seorang wanita panggilan.
Lantas, bagaimana Amelia melewati segala lika-liku kehidupannya? Apakah dia mampu meninggalkan dunia yang sudah membantunya mengobati luka di masa lalu atau justru semakin terjerumus di agensi yang menaunginya selama ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tie tik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Undangan
Semangat dalam diri semakin bertambah setelah liburan bersama Andra. Benih-benih cinta semakin tumbuh subur di hati Amel. Rasa lelah yang sempat terasa hilang sudah karena tergeser dengan kebahagiaan yang diberikan oleh Andra.
"Hei, masih pagi loh ini. Udah senyum-senyum aja nih!" ujar teman sekelas Amel yang baru saja tiba.
"Apa sih! Siapa coba yang senyum-senyum? Ngaco," elak Amel dengan diiringi senyum tipis. Lantas, gadis asal Bandung itu mengalihkan pembicaraan dengan membahas masalah materi hari ini.
Amel terkenal pendiam di lingkungan kampus. Dia sangat membatasi pergaulan dan komunikasi dengan orang yang tidak dikenal. Amel pun harus extra hati-hati menutupi identitas diri karena di kampus ini cukup banyak yang berprofesi seperti dirinya.
"Selamat pagi, Cantik," sapa teman sekelas Amel yang bernama Bryan. Sudah lama Bryan suka dengan Amel, tetapi perasaannya ditolak begitu saja oleh Amel. "Kenapa jadi cemberut begitu? Tenang saja. Aku tidak akan mengganggumu hari ini," ucap Bryan dengan tatapan penuh arti.
"Ada apa?" tanya Amel tanpa basa-basi.
"Aku hanya ingin memberimu undangan ini," ucap Bryan seraya menyerahkan selembar undangan kepada Amel. "Aku harap kamu bisa datang di acara spesialku." Tatapan Bryan semakin menakutkan bagi Amel.
Setelah memberikan undangan tersebut, Bryan segera pergi dari hadapan Amel. Sementara Amel sendiri masih mengamati selembar kertas tersebut. Dia ragu menghadiri acara itu. Entah mengapa perasaannya menjadi tidak enak dan takut akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
"Datang aja, Mel. Kalau kamu takut sendiri ajak pacarmu saja. Aku juga nanti hadir kok dengan pacarku," ucap gadis cantik yang duduk di sebelah Amel.
"Aku usahakan," jawab Amel dengan diiringi senyum tipis.
Kebimbangan mulai menyelimuti diri. Ada rasa sungkan jika tidak menghadiri undangan tersebut karena sebelumnya Amel pernah menolak perasaan Bryan. Akan tetapi jika tetap hadir di pesta tersebut, Amel takut terjadi sesuatu. Mengingat acara itu diselenggarakan di salah satu club ternama di Jakarta.
"Andra," gumam Amel tatkala bayangan wajah tampan Andra hadir dalam pikiran. "Sebaiknya aku tanya dia saja siapa tahu nanti malam dia ada waktu untuk menemaniku," gumamnya lagi seraya mengambil ponsel di dalam tas.
Senyum merekah terlihat jelas di wajah cantik Amel setelah membaca balasan pesan dari Andra. Dia menghela napas lega karena Andra bersedia mendampinginya hadir di pesta yang diselenggarakan Bryan. "Wah, ketemu Andra lagi nih. Padahal kemarin seharian penuh bersama dia," batin Amel setelah teringat momen indah bersama Andra.
****
Dress tanpa lengan berwarna hitam melekat di tubuh ramping Amel. Tak lupa dia membawa handbag berwarna senada dengan flat shoes yang dia kenakan. Malam ini penampilan Amel terlihat kalem sama seperti saat kuliah. Tidak ada riasan bold seperti saat melayani klien.
"Aku meluncur sekarang. Tunggu di depan rumah ya," ucap Amel saat menghubungi Andra.
Mobil hitam yang dikendarai Amel mulai meluncur di jalanan padat ibukota. Tak sampai tiga puluh menit, sedan hitam itu memasuki komplek perumahan yang ditempati oleh Andra. Setelah melewati beberapa rumah, akhirnya Amel sampai di depan rumah Andra.
"Hai," sapa Amel setelah keluar dari mobil. Kedatangannya disambut hangat oleh Andra.
"Mau mampir dulu atau langsung berangkat, Mel?" tanya Andra.
"Langsung saja. Nanti kita bisa terlambat," jawab Amel dengan diiringi senyum tipis.
Andra membukakan pintu untuk Amel. Kali ini dia yang duduk di balik kemudi. Perjalanan panjang menuju club malam akhirnya dimulai. Sesekali mereka bercanda untuk mengusir rasa sepi yang terasa di sana.
"Andra," panggil Amel hingga sang pemilik nama menoleh sekilas ke arahnya, "tolong nanti tetap stay di sampingku. Aku takut terjadi sesuatu yang buruk," pinta Amel dengan sorot mata penuh harap.
"Tentu saja. Aku akan menjagamu. Jangan khawatir dengan masalah itu. Aku adalah bodyguard yang bisa dipercaya," jawab Andra dengan diiringi senyum manis.
"Terima kasih." Amel menatap Andra sambil tersenyum manis. Entah mengapa dia lebih percaya dengan Andra daripada dengan Bryan yang sudah lama dikenalnya itu.
Pada akhirnya setelah menempuh perjalanan panjang, mobil hitam yang dikendarai Andra sampai di basement Club. Mereka bergegas keluar dari mobil dan berjalan memasuki club malam tersebut. Tanpa diduga, Amel melingkarkan tangannya di lengan Andra.
"Selamat datang, Nona," sambut petugas yang ada di depan pintu masuk club.
"Terima kasih. Saya ingin menghadiri pesta ini," ucap Amel seraya menunjukkan undangan pemberian Bryan.
"Silahkan Nona menuju lantai dua," ucap petugas tersebut setelah membaca surat undangan dari Amel.
Suara dentuman musik mulai terdengar tatkala Amel memasuki club malam tersebut. Mereka berdua berjalan dalam keremangan lampu disco yang ada di lantai satu. Meski pekerjaannya di dunia malam, Amel tak seberapa suka berada di club malam. Dia merasa risi saat mendengar musik yang terputar di sana.
"Selamat datang, Cantik," sambut Bryan saat melihat kedatangan Amel. Dia tidak peduli meski ada Andra di samping Amel. "Soo pretty," ucap Bryan tanpa mengalihkan pandangan dari wajah cantik Amel.
"Bry, ini Andra." Amel mengalihkan pembicaraan karena tidak enak hati dengan Andra.
"Bryan. Teman satu kelas Amel," ucap Bryan saat menjabat tangan Andra.
"Andra. Calon suami Amel," jawab Andra saat menjabat tangan Bryan.
Amel tercengang mendengar pengakuan Andra. Begitupun dengan Bryan, pria tampan itu terkejut karena yang dia tahu selama ini Amel tidak memiliki pasangan. Tentu ekspresi wajahnya berubah masam karena tidak suka dengan Andra. "Silahkan cari tempat duduk dan nikmati pestanya," ucap Bryan sambil menunjuk tempat yang sudah disediakan.
"Aku akan melakukan segala cara untuk mendapatkanmu, Amel Sayang," batin Bryan saat menatap punggung Amel.
...🌹TBC🌹...
Bonyok
Pasti mereka bakal suka rela membantu Amel buat kasih pelajaran..
Semoga Andra bisa membuat Amel terus bahagia dan berharga..
Amel untungnya punya prinsip kuat..
Kyk sudah rahasia umum kalau sudah berhubungan dengan bapak atau tiri..walau pun ada yg baik juga
Bikin kesel,,ibunya Amel sadarnya telat juga..
Miris banget nasib Amel
Ibunya Amel sudahsalah di awal..fatal akibatnya..