NovelToon NovelToon
My Golden Life FOREVER LOVE

My Golden Life FOREVER LOVE

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Konflik etika / Kehidupan di Kantor / Trauma masa lalu / Office Romance
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: chan_chan

3 pria 1 wanita siapa yang akan menjadi pemenang dalam cinta ?
wanita dengan trauma masa lalu menghabiskan masa-masa suramnya bersama mantan kekasih lalu bersahabat dengan pria kepercayaanya, namun jatuh cinta dengan pria yang berbeda .
--
"jadi maksudnya kamu mantan kekasihnya?"
"jika aku egois aku akan katakana pada semua orang kalau aku kekasihnya, antara kita tidak pernah bilang putus tapi itu tidak penting karena bagiku kebahagiannya yang utama,jika memang dia mencintaimu ya, Silahkan saja yang pasti jangan pernah mengecewakannya, masih banyak hal yang belum kamu tau, tapi setidaknya setelah mendengar apa yang aku bilang tadi kamu bisa memikirkan kembali kedepanya dengan Jessy"
Ini adalah kehidupan Jessy bersama Alex, Raymond dan Marcell.
FYI*
Guyss, cerita ini udah aku tulis di tahun 2015 pas msh awal" seneng nulis dan aq simpan di FD. aq Up dgn harapan bisa di baca tapi mon maaf bahasanya banyak kekurangan,tidak ada yg aq edit ini Ori tulisanku jaman daholooo kala. makasih

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chan_chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26 FOREVER LOVE bag.26

"kenapa kamu bilang seperti itu pada Ray? "

"Seperti apa?"

"Saat makan malam tadi"

"yah..  Hanya... Emmm  Karena aku tidak mau dia terlalu dekat denganmu,  ingat kamu sudah jadi milikku Seutuhnya, tak akan aku biarkan siapapun menyentuhmu"

Marcell mendekatkan wajahnya tepat di depan Jessy,  Jessy pun mengecup mesra pipi Marcell .

"tapi tadi sedikit agak berlebihan..  Hahah kasihan Ray, kau mau menginap disini atau pulang"

"bolehkah? "

"tawaranku hanya berlaku sekali"

"baiklah, tentu saja.  Tapi.....  Aku tidak janji untuk tidak melakukan sesuatu padamu jika aku tidur disini"

"Huhh menyebalkan "

"Aku hanya bercanda. Aku akan tidur di kamar tamu"

"Aku akan minta seseorang membereskannya "

Jessy menghubungi rumah belakang tempat para asisten agar ke rumah utama untuk membersihkan kamar tamu.

"Sambil menunggu sebaiknya kamu mandi dulu saja "

"Ahh benar ... Tadi aku langsung kemari dari kantor, "

"Pakailah kamar mandi di kamarku saja, aku akan siapkan handuk dan bajumu"

"Terima kasih "

Mereka berjalan bergandengan tangan menaiki tangga masih dengan terus menertawakan hal-hal lucu yang sejak tadi mereka bahas.

Jessy segera menyiapkan baju yang akan dikenakan Marcell, beberapa bajunya masih tersimpan rapi di ruang ganti Jessy. Marcell sengaja meninggalkan beberapa pakaiannya sebelum ia kembali ke apartemen beberapa waktu lalu.

Jessy duduk di sofa panjang dengan buku ditangannya, ia sangat serius saat membaca hingga tak menyadari kehadiran Marcell yang sudah duduk tak jauh darinya dengan tablet ditangannya.

"Marcell...  Aku sudah menyiapkan bajumu di ruang ganti"

"iya aku melihatnya, "

"jadi? "

"sebentar,  aku lupa kalau hari ini ada pertandingan bola"

Marcell menjawab dengan mata fokus melihat tabletnya,

"ya ya... Saat kau sakit salahkan bolanya"

Jessy mengambil pengatur suhu dan menghangatkan kamarnya agar Marcell tidak kedinginan.

"Sebentar lagi sayang "

Jessy hanya menghelai nafas sambil menggelengkan kepala kemudian pergi ke kamar ganti , Hingga Jessy selesai berganti pakaian dan membasuh wajahnya Marcell belum pindah dari posisinya.

Dengan raut wajah sedikit kesal Jessy duduk di hadapan cermin .  Ia mengoleskan beberapa krim ke mukanya dan minum obat serta vitamin, saat ia menyisir rambutnya Marcell menghampiri dan memeluknya

"kamu sangat cantik!! " puji Marcell namun Jessy diam saja.

"apa kau marah? "

Jessy menggelengkan kepalanya.

"maafkan aku,"

"Untuk apa?aku tidak marah"

"tapi kenapa wajahmu seperti orang marah? "

"mungkin karena aku tidak memakai make up"

"yahh kamu sedikit agak menyeramkan saat tidak memakai make up"

"apaa...!!!"

"bercanda sayang,  kamu cantik bahkan saat tidak memakai make up,  sangat cantik,  aku lebih suka kamu seperti ini! "

"berhentilah memujiku"

Jessy berdiri beranjak dari tempat duduknya,  ia menuju ruang ganti di ikuti Marcell.

"Ini cepat pakai bajumu"

"jadi kamu marah padaku? "

"tidakk...Aku bilang aku tidak marah padamu! "

Marcell tetap merasa jika Jessy marah padanya, tak ada salahnya menjelaskan sedikit.

"itu adalah tim kesukaanku dan aku hanya menonton di saat terakhir aku lupa jika malam ini mereka bertanding,  jadi maafkan aku karena aku mengabaikanmu"

"kamu tau, aku mencemaskanmu..tubuhmu belum sepenuhnya pulih kamu masih harus terapi,dokter tidak menyarankan suhu tubuhmu lebih rendah dari normalnya"

"Aku tidak merasakan dingin sungguh ! terima kasih sudah mencemaskanku"

Marcell memeluk Jessy dengan erat,  namun ia merasakan sesuatu yang berbeda tepat di dada Jessy. Ini tidak biasa saat ia memeluknya, sesuatu tidak menahannya seperti biasa, hal itu membuat Marcell memikirkan hal yang tidak-tidak  ia segera melepaskan pelukannya.

Marcell memandangi Jessy sesaat Ahh... Dia tau penyebabnya, ada di baju yang dikenakan Jessy ini adalah baju tidur hanya ada cup tipis menutupi payudaranya sebab baju ini sangat transparan hingga Marcell dapat melihat jelas perut kecil Jessy dibalik warna bunga-bunga di bajunya.

Marcell meraih tangan Jessy dan membelainya dengan lembut lalu menciumnya.

"Aku tidak akan mengulanginya lagi"

Jessy tetap diam,ia sedih karena Marcell begitu cuek dengan dirinya sendiri, sudah cukup ia merasa bersalah akan kecelakaan yang di alami Marcell kini Jessy semakin merasa bersalah karena Marcell tak memperhatikan kesehatannya.

"Aku janji ! Ini terakhir kalinya"

Akhirnya Jessy mulai luluh dan mulai memberikan senyumannya.

"Kau harus peduli dengan dirimu, tubuhmu . setidaknya lakukan demi aku"

"Aku akan lakukan "

Marcell membelai rambut panjang Jessy lalu mendekatkan wajahnya, bibirnya perlahan menyentuh bibir Jessy, rasa hangat seiring gerakan perlahan bibir Marcell menggetarkan naluri Jessy untuk melakukan hal serupa yaitu membalas ciuman Marcell.

Dengan perlahan bibirnya mulai bergerak seiring irama menyatu dengan bibir Marcell. Mereka semakin memanas disetiap detiknya, jika Jessy tidak mengakhirinya mereka akan berlanjut jatuh lebih dalam lagi.

"Se..sebaiknya kau kenakan bajumu"

Jessy melepaskan diri dari dekapan Marcell dan berlalu meninggalkannya.

Marcell hanya terdiam kemudian meraih bajunya ia mengenakannya dengan cepat, lalu menyusul Jessy yang kembali lagi dengan bukunya.

"Tidurlah, lanjutkan besok bacanya"

Marcell mengambil buku ditangan Jessy dan menuntunnya ke ranjang.

"Aku akan menemanimu "

Jessy merebahkan dirinya di ikuti Marcell yang menepuk-nepuk nya dengan lembut, setelah sensasi berciuman yang memanas tadi Jessy tidak bisa mengendalikan dirinya, ia menginginkan Marcell, tapi ia tak bisa melakukannya.

Jantungnya berdetak cepat hingga nafasnya mulai berat, ia beralih membelakangi Marcell, ia berusaha memejamkan matanya dan ingin segera terlelap tapi kenapa sulit sekali, sedangkan Marcell ia sibuk mengurus rambut Jessy agar ia tak menekannya ia sampingkan rambutnya dengan perlahan, leher dan pundak putih Jessy nampak jelas di depan mata Marcell dan

Cupp..

Marcell mencium pundak Jessy, seketika itu Jessy memejamkan matanya merasakan sensasi yang tak bisa ia jelaskan nafasnya tertahan sesaat, ia harus bisa mengendalikan dirinya.

Marcell menutup pundak Jessy dengan bajunya yang tadi tersingkap, Jessy membuang nafas lega karena Marcell berhenti disana, jika tidak ..entahlah.

"Sepertinya kamu tidak nyaman aku disini, aku akan ke kamar tamu saja, tidurlah .."

Namun saat Marcell berbalik badan hendak bangkit dari tempat tidur, Jessy memeluk menahannya. Marcell tersenyum kecil dan menghadap tepat di depan mata Jessy.

"Kau ingin aku disini ?"

Jessy hanya mengangguk, ia meraih tangan Marcell dan menjadikannya bantal, Marcell memeluk Jessy.

"Pejamkan matamu, aku tidak akan berbuat macam-macam "

"Ahh.. membuatku kesal saja"

Jessy menenggelamkan kepalanya di pelukan Marcell merasakan setiap detak jantungnya hingga perlahan ia terlelap.

Pagi harinya,  saat Jessy dan Marcell belum bangun, Ray datang ke rumah mengantar dokumen yang harus di tanda tangani.  Seperti biasanya Ray langsung mengetuk pintu dan masuk ke dalam kamar Jessy,  betapa terkejutnya ia melihat Jessy dan Marcell tidur berdua saling berpelukan,  iapun mundur dengan teratur dan pergi.  Suara pintu menutup membangunkan Marcell, ia melihat sekeliling dan mendapati Jessy masih terlelap.

"aughhh...  Jam berapa ini??"

Marcell mencari-cari ponselnya, itu membawanya bangun dari tempat tidur masih dalam keadaan mengantuk Marcell melihat ponselnya di meja.

"oh shit !! Sudah jam 8 "

Marcell dengan segera membangunkan Jessy perlahan.

"Sayang ... Bangun, aku sudah terlambat "

Jessy membuka matanya dan bangun dengan segera.

"Aku harus ke kantor "

"Kalau begitu mandilah aku akan siapkan makan pagi untukmu"

Marcell berlari ke kamar mandi dengan buru-buru, Jessy mengikat rambutnya terdiam sejenak lantas pergi meninggalkan tempat tidurnya.

Jessy menuruni anak tangga masih dengan setengah mengantuk ia menuju dapur mencuci tangannya lalu mengeluarkan sesuatu dari kulkas

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!