NovelToon NovelToon
Dear, My Love

Dear, My Love

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Duda / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa
Popularitas:521.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: Naira_w

Anya Bintang Maharani, gadis cantik yang lahir dari rahim seorang istri simpanan.

Masa lalu orang tuanya yang memalukan itu membuatnya selalu menutup diri dari para lelaki yang mendekatinya. Bagi Anya, dia hanya ingin sukses dan membanggakan April, kakak yang sangat disayanginya.

Namun, Rama duda satu anak yang sangat mencintai Anya merusak segalanya. Rama lelaki yang mengaku sangat mencintai Anya tega menghancurkan mimpi gadis itu. Membuat Anya harus meninggalkan keluarga yang sangat dicintainya itu dengan membawa harga diri yang terkoyak.

Ditambah mantan istri Rama yang masih saja membayangi si duda.

Kisah cinta sang duda dengan gadis muda yang dibalut dengan tingkah kocak dua kakak lelaki dan juga keluarga yang selalu melindungi Anya.

***

Sekuel dari Dear, Mantan Gebetan.

Yang belum baca silahkan mampir dulu biar tidak bingung dengan alur ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naira_w, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Yang Menghukum Rama

"Anya, kamu baik-baik saja kan, sayang?" tanya Bu Dewi pada Anya.

Sebenarnya Bu Dewi sangat menyayangi Anya, bahkan bisa dibilang salah satu pemicu perbuatan Rama adalah keinginannya yang selalu ingin menjadikan Anya menantunya.

Anya yang mendengar pertanyaan dari wanita itu pun mengangguk.

Sebenarnya kaki Anya sudah bergetar dan ingin duduk. Namun dia tak bisa melangkah dari tempatnya, dia begitu takut untuk duduk di tempat tidurnya yang berada tak jauh dari lelaki yang sedari tadi hanya diam dan memandanginya saja.

"Anya, benci sama ibu?" tanya Bu Dewi lagi.

Anya menatap Bu Dewi yang terlihat sedang menahan tangis. Anya merasakan nyeri di hatinya saat melihat wajah Bu Dewi yang terlihat tak glowing seperti biasanya.

Bahkan wanita tua itu tak mengenakan bedak dan lipstik di wajahnya.

Anya pun menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan Bu Dewi. Mata Anya pun sudah mulai memanas saat melihat Bu Dewi yang menghampirinya.

Bu Dewi pun memeluk Anya dan menangis. Anya pun membalas pelukan wanita itu dan tak bisa lagi menahan diri untuk tak menumpahkan air matanya.

"Ibu minta maaf sama kamu ya, sayang. Ini semua juga gara-gara ibu. Ibu ikhlas kalau kamu mau marah dan benci sama ibu." kata Bu Dewi.

Anya hanya menangis saja di pelukan Bu Dewi. Anya tau Bu Dewi sangat menyayanginya dengan caranya sendiri.

Anya bahkan ingat bagaimana wanita itu datang ke sekolahnya dan menjambak rambut kakak kelasnya yang membully Anya saat dia baru masuk SMA.

Saat itu Zahra keceplosan mengatakan penyebab wajah sembab Anya yang seperti habis menangis.

Anya dikunci di kamar mandi sekolah dan dikerjain oleh kakak kelasnya yang sebenarnya iri dengan paras cantik Anya. Mereka pun memanggil Anya dengan sebutan anak haram.

Besoknya Bu Dewi datang ke sekolah Anya dan mendengar langsung bagaimana mereka membully Anya. Bu Dewi yang geram pun langsung menjambak rambut remaja yang selalu memanggilnya anak haram.

Alhasil Bu Dewi sempat dilaporkan ke polisi dan membuat pusing mas Iyan. Walaupun berujung damai, namun Bu Dewi harus mengeluarkan uang yang cukup banyak sebagai ganti rugi rambut siswa yang rontok karena dijambak oleh Bu Dewi itu.

Setelah cukup lama mereka berpelukan, Bu Dewi mengelus perut buncit Anya yang sudah terlihat jelas.

"Cucu ibu gak bikin kamu rewel, kan?" tanya Bu Dewi langsung dan sempat membuat Anya gelagapan namun akhirnya Anya menjawab dengan gelengan kepala saja.

"Bagus, anak pintar. Jangan buat ibumu susah. Cukup ayahmu saja yang dibikin repot." kata Bu Dewi sambil tersenyum kecil saat melihat perut Anya yang sudah cukup besar.

Mendengar ucapan ibunya, Rama yang sedari tadi hanya diam menatap Anya pun tiba-tiba menjadi mual kembali.

Dia pun segera mengarahkan kantong kresek hitam ke mulutnya dan memuntahkan cairan pahit dari lambungnya karena sudah tak ada lagi isi apapun di lambungnya.

Walaupun sudah tak ada lagi isi yang dimuntahkan, tetapi rasa mual Rama tak kunjung hilang.

"Sepertinya bukan kamu yang membalas perbuatan jahat laki-laki itu, tapi anakmu." bisik Bu Dewi di telinga Anya.

Anya yang tadinya mengabaikan Rama pun akhirnya merasa tak tega dan menawarkan pada Bu Dewi agar Rama berbaring saja di kasurnya saat melihat Rama terduduk lemah setelah mengeluarkan isi lambungnya.

Rama yang sudah terlihat tak berdaya pun hanya pasrah saat Bu Dewi membantunya berbaring di kasur milik Anya.

Anehnya saat berbaring di kasur Anya, pusing Rama pun berkurang. Apalagi saat menghirup aroma lavender dari bantal milik wanita yang dicintainya itu, rasa mual Rama pun mendadak hilang.

'Segitunya kamu membenci papamu, nak.' batin Rama.

Sementara ini dia memang belum berani bicara. Tubuhnya masih lemas, dia bahkan belum memakan apapun sedari tadi tapi terus saja mual dan muntah.

Dan setiap Rama berbicara, dia akan selalu mual dan muntah. Karena itu sekarang dia lebih banyak diam dan menjawab dengan anggukan atau gelengan kepala saja.

"Dia terkena sindrom cauvade. Sepanjang hari muntah-muntah terus bahkan di malam hari juga." kata Bu Dewi.

Anya yang mendengar ucapan Bu Dewi hanya mengernyitkan dahinya. Dia pernah mendengar kata-kata itu saat mbaknya hamil Alif.

Dimana mas Zaki selalu muntah-muntah di saat pagi hari. Namun, di saat siang Mas Zaki akan terlihat sehat bugar dan menjengkelkan bagi mbak Iin dan mas Iyan.

Anya melihat Bu Dewi yang khawatir dengan kondisi Rama. Wanita tua itu pun menggosok-gosok leher dan dada Rama yang terlihat kurus dengan minyak kayu putih.

Sedangkan lelaki itu hanya memejamkan matanya saja, seperti orang yang sedang sakit parah dan tak bisa berbuat apa-apa.

Anya pun menghela nafasnya dengan panjang. Dia pun segera berjalan menuju dapur kecilnya untuk membuatkan teh hangat untuk Bu Dewi juga ayah bayinya itu.

Kamar kos Anya memang memiliki fasilitas kamar mandi sendiri dan dapur kecil tempat memasak.

Mbak April memang meminta kak Maria mencarikan tempat kos yang nyaman untuk adiknya, berapapun harganya. Akhirnya Kak Maria menawarinya kos-kosan ini.

Sebenarnya kebanyakan penghuni kos ini adalah orang-orang yang sudah bekerja. Karena harganya yang cukup mahal karena fasilitasnya yang cukup lengkap.

Mbak April pun tak masalah ketika Anya mengatakan jika dia mau tinggal di kos ini. Bahkan sudah membayar untuk enam bulan ke depannya.

Anya memang cocok dengan tempat ini ketika pertama kali datang melihat kamar ini. Pertama karena fasilitasnya yang tak mengharuskannya untuk berbagi dengan penghuni kamar kos lainnya. Dan yang kedua adalah posisi kamar ini yang berasa di ujung pojok lantai dua, cocok untuknya yang ingin menyendiri.

Anya mengelus perutnya sambil tersenyum kecil. Ternyata tak perlu dia yang membalas sakit yang dirasakannya. Bayi dalam kandungannya justru yang melakukan semuanya, menghukum Rama dengan membuat lelaki itu menderita.

Anya melihat sendiri bagaimana menderitanya Rama yang harus mengeluarkan isi perutnya yang sudah kosong itu.

Bahkan tubuhnya kekar Rama sudah kurus dan tinggal tulang saja.

Anya pun segera membawa dua gelas teh hangat untuk kedua tamunya itu.

Bu Dewi terlihat duduk di tepi ranjang dan menatap sendu pada Rama yang terlihat tertidur.

Anya pun meletakkan dua buah mug itu ke atas rak kecil di samping tempat tidurnya.

"Bu diminum dulu teh nya. Anya gak punya teh hijau kesukaan ibu. Hanya teh celup biasa aja." kata Anya.

"Ck, kamu ini ya. Memangnya ibu pernah protes sama minuman buatan kamu?" tanya Bu Dewi pada ibu dari cucunya keempatnya ini.

Anya hanya menggeleng kepalanya lalu duduk di kursi yang tadi ditempati Rama.

"Ibu kalau mau istirahat baring saja Bu, pastinya ibu juga capek." kata Anya.

Bu Dewi hanya tersenyum lalu menggeleng kepalanya dengan pelan.

Ada rasa lega di hatinya saat melihat Anya yang tak membencinya dan tetap memperlakukan dirinya seperti biasa.

"Ibu gak capek, semuanya udah terbayar saat ketemu kamu. Kalau Rama, dia memang tak bisa tidur nyenyak. Tidur saja dia bisa tiba-tiba terbangun dan mual lalu muntah-muntah." kata Bu Dewi dengan mata berbinar-binar saat melihat Anya yang duduk sambil mengelus perutnya yang terlihat besar.

"Kamu udah cek kandungan kamu?" tanya Bu Dewi dan dijawab Anya dengan gelengan kepala saja.

"Duh, kamu ini. Kehamilan pertama itu harus rajin cek ke dokter. Apalagi kamu juga masih sangat muda." kata Bu Dewi yang khawatir dengan keadaan Anya.

"Nanti kita ke dokter ya, kita cek kesehatan kamu dan bayimu." ucap Bu Dewi yang sekilas terlihat seperti membujuk tetapi sebenarnya tak ingin dibantah.

Anya hanya mengangguk saja, dia tau watak Bu Dewi yang mirip Rama.

Cukup lama Bu Dewi dan Anya berbincang. Bu Dewi menanyakan bagaimana kuliah Anya juga apakah dia betah tinggal di sini.

Anya pun menjawab dengan jujur, jika dia cukup bisa beradaptasi di tempat ini. Dan untuk kuliahnya pun Anya tak pernah mendapatkan masalah. Hanya saja tadi dia sempat mendapatkan hukuman dari seniornya. Dia dan Tiur harus menyumbang lima karung beras untuk baksos yang akan dilakukan oleh BEM kampusnya tiga bulan lagi.

Tiur cukup kesal saat mendengar hukuman yang diterimanya. Namun, Anya berkata tak masalah. Karena minggu depan adalah hari ibu dan dia sudah cukup banyak mendapatkan orderan.

Anya pun mengatakan jika rezeki yang didapat mereka ada hak orang yang tidak mampu. Jadi, tak masalah jika harus menyumbang lima karung beras.

Rama yang tadinya sempat tertidur, terbangun saat mendengar suara nyaring seorang perempuan.

"Spada... Tiur sudah datang membawa pesanan tuan putri." kata Tiur dengan lebay. Anya pun bangkit dari kursinya dan membuka pintu kamarnya.

Tiur sedang berdiri bersandar di pagar depan kamar Anya. Di tangannya ada kantong kresek berisi makanan untuk Anya dan tamunya.

"Nih, makanan pesanamu. Dan itu ada krecek, kemarin kau bilang kepengen makan itu. Kebetulan tadi di warung Mbah Sur masih ada, jadi kubeli saja sekalian." katanya sambil menyerahkan kantong berisi makanan itu.

"Aku pulang dulu ya, kalau ada apa-apa hubungi aku." kata Tiur pamit pada Anya.

"Kamu nggak mau makan sama-sama?" tanya Anya

"Aku udah makan di sana tadi. Lagipula aku tak bisa makan bersama orang yang mirip si Baron." kata Tiur sambil bergidik saat melihat sosok Rama yang sudah duduk di kasur Anya.

"Ck, kasian sekali nasibmu, Nya." katanya lagi.

Anya yang awalnya bingung pun langsung terkekeh saat tau maksud temannya itu.

Tiur memang tak suka dengan Baron, si orang gila yang suka tidur di emperan ruko dekat gang kos-kosan Anya.

Pasalnya Baron pernah menunjukkan sesuatu yang merupakan bagian kejantanannya pada Tiur dan membuat gadis itu berteriak ketakutan.

Bahkan Tiur sampai menghabiskan satu botol obat tetes mata katanya untuk mencuci matanya yang sudah kotor itu.

Dan kini dia melihat penampilan Rama yang memang mirip Baron hanya saja pakaian yang dipakai Rama sangat jauh lebih baik dibandingkan Baron yang hanya mengenakan celana pendek saja.

❤️❤️❤️

Tiur saja uang yang tak tau Rama itu dulunya keren dan gagah. Tapi tak apalah biar Rama menderita sedikit. Habisnya bandel banget.

Jangan lupa dukungan likenya ya 🤗

1
Aslamiah
lama" sy KY orang stres thor.sebentar nangis sebentar ketawa🤣😂🤦
Anonymous
k
Hera
👍🏻👍🏻👍🏻
Endah Setyati
Parah,,,, ibunya baru di makamin, ga ikut ke makam malah sibuk nyari harta sama surat berharga😤😤
Endah Setyati
Ngga mungkin kan Arka ngelakuin hal yang sama kaya Rama,, walaupun charlie/ karlina emang kerjanya "menemani" tamu?? Arka walau marah harusnya bisa lebih sabar ngadepin karlina ga kaya Rama yg gelap mata ke Anya
Endah Setyati
Cocok arka sama Charlie ,,yg awalnya banyak berantem ujungnya biasanya cocok🤪🤪lagian kayanya arka ga ngarepin Zena tuh,cuma karena mo tanggung jawab sama zeline aja😊
Endah Setyati
Apa Charlie ternyata punya anak tapi di ambil dari dia,,di jauhkan dr dirinya,trus anaknya ga tau kalo Charlie ibunya??🤔🤔
Endah Setyati
Si Charlie ini punya kisah apa ya?? Penasaran 🤔🤔🤔
Endah Setyati
Bener tuh Arka,,tukeran aja biar tau rasa Rama,,katanya cinta mati sama Anya tapi masih aja ngurusin zena sama zeline yg bukan tanggung jawabnya,,padahal bapak kandungnya mau tanggung jawab,udah mending tukeran aja😤
matcha
baron is bayu kayaknya ni mantan suaminya raina😅😅
matcha
masih gedek sm Rama.. jngn bru2 luluh anya
matcha
wkwkwkwk.. syukurin tu burik
matcha
duh harus bgt ceritanya anya hamil.. sedih
matcha
si Rama bikin enek aj.. tumben rasanya gedek sma tokoh utama
matcha
astaghfirullahaladzim gedek bgt sma si Rama ini
matcha
iiiiyuh banget si Rama ini.. takuuuut
matcha
duh kok agak2 ngeri yaa si Rama..
Endah Setyati
Kebangetan itu Rama sama oma Dewi,,memaksakan kehendak sendiri
Endah Setyati
Dih Rama maksa banget,,udah tau kalo Anya ngehindar berarti ga suka,,malah memanfaatkan keluarga besan
Dian Soedarminto
setres🤣🤣🤣😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!